NAMARINA https://namarina.org/ Ballet - Jazz - Fitness Wed, 17 Apr 2024 02:19:40 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.5.2 https://namarina.org/wp-content/uploads/2020/10/cropped-FavIcon-NAMARINA-01-32x32.png NAMARINA https://namarina.org/ 32 32 Ballet Pemula: Kegembiraan Dalam Belajar https://namarina.org/ballet-pemula-kegembiraan-dalam-belajar/ Sun, 17 Dec 2023 15:00:00 +0000 https://namarina.org/?p=5332 Tutu cantik, mahkota berkilau, gerakan yang indah, dan musik yang menyenangkan. Penampilan di atas panggung sungguh memukau dan membuat anak-anak juga ingin menjadi ballerina. Beragam style tari, metode belajar, dan kurikulum sekolah menjadi bahan pertimbangan sebelum mendaftar ke sebuah kelas balet jika ingin menjalaninya dengan lebih serius. Dalam artikel ini, akan diperkenalkan suasana kelas balet […]

The post Ballet Pemula: Kegembiraan Dalam Belajar appeared first on NAMARINA.

]]>
Tutu cantik, mahkota berkilau, gerakan yang indah, dan musik yang menyenangkan. Penampilan di atas panggung sungguh memukau dan membuat anak-anak juga ingin menjadi ballerina. Beragam style tari, metode belajar, dan kurikulum sekolah menjadi bahan pertimbangan sebelum mendaftar ke sebuah kelas balet jika ingin menjalaninya dengan lebih serius.

Dalam artikel ini, akan diperkenalkan suasana kelas balet tingkat pemula, sehingga dapat menjadi panduan bagi para orang tua saat ingin mendaftarkan anaknya mengikuti kelas balet untuk pertama kali.

KELAS BALLET PEMULA

Kelas tari pada tahap pemula dirancang untuk menumbuhkan keinginan dan kegembiraan dalam bergerak. Gerakan yang dipelajari adalah teknik yang sangat mendasar dan sederhana. Teknik gerak yang lebih ‘serius’ dan koreografi akan dipelajari nanti saat murid berada di tingkat yang lebih mahir. Murid-murid pemula akan belajar melalui berbagai jenis permainan, irama dan musik, serta imajinasi.

Walaupun terlihat fun dan banyak permainan, kelas pemula tetap perlu memiliki struktur yang jelas, untuk  membiasakan murid dengan suasana kelas yang nantinya menuntut kedisiplinan. Kelas yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang baik akan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.

“Kelasnya berbeda dari video balet yang dilihat di YouTube.”
Seringkali orang tua dan anak-anak sudah memiliki gambaran dan harapan tentang sebuah kelas balet. Apa yang terlihat di video, sosial media, dan buku, sebagian besar adalah pertunjukan di atas panggung, atau kelas yang sudah ‘diatur’ untuk ditampilkan, tetapi yang terjadi di kelas bisa jadi berbeda.

Struktur dan Materi Kelas Pemula

Sebelum kelas dimulai, para murid belajar untuk memberi salam. Foto: Aurelia Arini

  • Perkenalan dan ice-breaking.
    Murid-murid hadir dengan berbagai situasi emosi dan fisik yang dibawanya dari rumah atau kegiatan sebelumnya. Fungsi perkenalan adalah untuk mengarahkan fokus supaya mereka siap mengikuti kelas.

  • Warm up/Pemanasan.
    Fungsinya untuk ‘membangunkan’ tubuh dan pikiran sehingga siap mengikuti instruksi, serta bergerak lebih terkontrol dan terkoordinasi.

  • Contoh teknik dasar balet:
    • Postur yang baik.
    • Identifikasi dan mengenal gerakan yang dapat dilakukan anggota tubuh.
    • Koordinasi gerakan tangan, kaki, arah mata, dan kepala.
    • Melatih keseimbangan pada 2 (dua) atau 1 (satu) kaki.
    • Gerakan kaki: tekuk, lurus, jinjit, marching, point-flex kaki, basic feet positions.
    • Gerakan tangan: sensitive hands, sharp hands, basic arms positions.

  • Eksplorasi gerakan: rolling, crawling, running, jumping.

  • Eksplorasi menggunakan props: bergerak menggunakan benda (bola, pom-pom, boneka, pita).

  • Arah, formasi, dan floor pattern:
    • Arah: depan-belakang, kanan-kiri, atas-bawah, diagonal, sudut.
    • Formasi dan pola: berbaris lurus, membuat lingkaran, jalan pola zig zag.

  • Musicality dan irama sederhana.
    • Tepuk tangan sesuai irama lagu atau sambil bernyanyi.
    • Bergerak sambil mengenal unsur musik: pitch tinggi-rendah, tempo cepat – lambat, dinamika keras-lembut, suara menyambung/legato-terputus/staccato.

  • Imajinasi, mime, role playing.
    Mengenal kualitas gerak melalui imajinasi.
    Contoh: berjalan ke taman mencari kupu-kupu, jalan jinjit tinggi seperti jerapah, loncat menjadi kelinci, tangan halus memetik bunga.

  • Istirahat minum atau ke toilet
    Biasanya murid-murid akan istirahat dan minum bersama di pertengahan kelas. Peraturan ini bertujuan memperkenalkan manajemen waktu, kapan saatnya fokus dan kapan beristirahat. Jika waktu minum dibuat bebas, fokus keseluruhan kelas akan terganggu dan murid dapat tertinggal materi pelajaran saat ia sedang minum.

Beberapa peraturan umum di dalam kelas.

SEBELUM MENGIKUTI KELAS

Supaya kelas dapat diikuti dengan efektif dan bermanfaat, ada beberapa kemampuan dasar yang hendaknya sudah dikuasai murid. Tentunya anak-anak belum dapat melakukan semua itu dengan sempurna. Hal-hal ini akan dilatih dan diperkuat selama mereka mengikuti kelas.

Beberapa kemampuan dasar agar dapat mengikuti kelas dengan efektif.

Persiapan sebelum masuk kelas:

  • Sudah istirahat dan makan yang cukup, supaya anak merasa nyaman dan tenang.
  • Tidak terlalu banyak kegiatan.
    Telah menjalani/mengalami banyak kegiatan sebelumnya (seperti: pulang sekolah, banyak les, kurang tidur, macet di jalan, dll) membuat anak terlalu lelah dan terkadang membuat suasana hati menurun.
  • Memakai dan membawa peralatan menari yang rapi dan lengkap.
    Baju dan sepatu balet yang nyaman, rambut rapi, peralatan yang lengkap akan membuat anak merasa siap.
  • Sudah ke toilet untuk buang air kecil.
    Supaya anak merasa lebih tenang dan dapat mengikuti kelas secara penuh.
  • Masuk kelas dengan rutin dan tepat waktu.
    Datang terlambat atau hadir tidak rutin dapat memengaruhi suasana hati dan semangat anak, hingga kadang membuat anak enggan menghadiri kelas.
  • Memahami disiplin kelas.
    Anak harus memahami bahwa kelas balet memang menyenangkan, tetapi berbeda dengan bermain. Orang tua/pengantar dapat membantu mengingatkan dan memberi panduan sebelum masuk kelas.
  • Tidak makan manis/gula berlebihan.
    Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan adrenalin, sehingga anak menjadi lebih aktif, gelisah, sulit berkonsentrasi, dan sulit mengatur emosi.

Memahami instruksi membuat para murid dapat memperoleh manfaat dari kelas balet. Foto: Aurelia Arini

TRIAL CLASS/PLACEMENT TEST

Setiap anak memiliki latar belakang dan hadir dalam kondisi yang berbeda, maka sebelum berkomitmen mengikuti kelas ballet, dibutuhkan trial atau placement class. Guru akan memperhatikan beberapa kriteria kemampuan dasar yang sudah disebutkan sebelumnya, dan tentunya ada berbagai pertimbangan lain dalam menentukan kemampuan anak mengikuti kelas.

“Anak terlihat suka ballet, apakah masih perlu ikut trial?”
Trial class bukan hanya untuk melihat ketertarikan anak terhadap tari, tapi juga untuk melihat apakah anak cocok dengan suasana belajar, peraturan kelas, materi pelajaran, teman, guru, dan lain-lain.

“Anak sudah pernah les di tempat lain, apakah masih perlu ikut trial?”
Setiap sekolah tari memiliki standar dan metode belajar yang berbeda-beda. Berpindah kelas atau sekolah, berarti anak akan kembali menghadapi hal baru. Guru kelas juga ingin melihat kemampuan teknik yang pernah dipelajari sebelumnya, sehingga anak dapat ditempatkan di tingkat yang sesuai.

“Anak sudah melihat dan belajar dasar balet dari video di Youtube.”
Tayangan yang beredar di media sosial sangat beragam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menonton video:

  • Kesesuaian usia anak dengan level kelas atau tarian yang ditonton.
  • Kualitas gerakan penari/gurunya.
  • Sistem belajar yang dipakai di video.

Karena berkaitan dengan perkembangan fisik, belajar balet tetap memerlukan bimbingan guru supaya lebih terarah dan aman. Saat menonton video, anak hanya menirukan tanpa memahami cara dan bentuk gerak yang benar. Tentunya dengan belajar di kelas, anak akan mendapatkan feedback dan bimbingan yang lebih tepat.

“Anak suka balet dan mengikuti gerakan dari video, tapi di kelas tidak mau mengikuti.”
Di luar kelas, anak-anak dapat memilih video dan mengikuti gerakan apapun yang mereka sukai. Namun di kelas balet, mereka akan menghadapi berbagai macam peraturan dan hal baru, tidak sebebas menari di rumah.

Di dalam kelas, ada murid-murid lain yang mempunyai cara berbeda dalam belajar, ada materi pelajaran yang perlu dikuasai, dan ada guru yang perlu diperhatikan. Peraturan kelas tentunya dibuat supaya suasana belajar dapat berjalan dengan kondusif dan efektif. Murid-murid juga akan belajar tentang batasan dan cara menghargai orang lain, sehingga semua murid mendapatkan manfaat dari kelas balet.

Berikan tayangan yang tepat untuk memberi semangat pada anak, misalnya video suasana kelas atau pertunjukan level pemula. Beri pula penjelasan dan pengertian tentang perbedaan kelas balet, pentas di atas panggung, dan tingkatan kelas.

“Umur anak sudah lebih dewasa dari teman-teman sekelasnya.”
Selain berdasarkan usia, tingkat di kelas balet juga dilihat berdasarkan standar teknik gerak yang sudah mampu dikuasai. Setiap tingkatan kelas telah dirancang secara bertahap dan sistematis. Anak diharapkan mengikuti kelas secara bertahap, sesuai level, sehingga proses belajar dapat berkesinambungan, serta siap secara fisik dan mental untuk menghadapi teknik yang lebih sulit di tingkat-tingkat berikutnya. Diskusikan dengan guru kelas, tingkat mana yang sesuai untuk diikuti anak.

Kontak mata menjadi salah satu indikasi penting jika seorang anak sudah siap mengikuti kelas. Foto: Edho Satria

Jika anak tidak berhasil dalam kelas trial..
Menangis, tidak mau mengikuti guru, tidak mau ikut bergerak, adalah hal yang biasa terjadi dalam trial kelas pemula. Hal ini tentu dipengaruhi berbagai faktor.

  • Anak masih mengamati dan dalam proses adaptasi.
    Suasana kelas, cara guru mengajar, teman-teman sekelas, semua faktor tersebut dapat memengaruhi proses belajar. Mungkin anak masih dalam proses mengamati suasana kelas dan mencoba beradaptasi. Anak dapat mencoba trial lagi di pertemuan berikutnya, atau mencoba mengikuti beberapa pertemuan kelas.
  • Anak tidak cocok dengan jenis tari balet.
    Kelas balet yang disiplin, membutuhkan ketenangan, kontrol diri, dan banyak peraturan, belum tentu cocok dengan semua anak. Bisa jadi mereka perlu menemukan jenis tarian atau kegiatan yang lebih “bebas” dan mengeluarkan lebih banyak tenaga.

MENGIKUTI KELAS SECARA MANDIRI

Mengapa orang tua/pengantar tidak boleh menonton di dalam kelas?
Anak-anak cenderung mencari dan mendekat ke orang yang dikenalnya, sementara tujuan kelas adalah untuk fokus kepada guru dan pelajaran. Kehadiran orang tua/orang dewasa di kelas dapat memengaruhi sikap murid dan guru. Mungkin ada anak yang cenderung lebih emosional saat ditemani (menjadi lebih manja atau malu bergerak). Ada juga yang menjadi ingin ikut didampingi atau merasa kurang nyaman jika ada orang dewasa yang tidak dikenalnya. Jendela atau pintu kelas juga akan ditutup untuk mengurangi distraksi selama mengikuti kelas.

Mengikuti kelas secara mandiri membantu guru membangun koneksi dan kepercayaan dengan murid. Jika hanya ada guru dan murid, biasanya mereka lebih bisa berkonsentrasi, menerima instruksi, dan belajar lebih baik. Namun, orang tua/pengantar diharapkan berada dekat dengan ruangan kelas, sehingga dapat ditemukan dengan mudah saat si anak memerlukan.

Jika orang tua diperbolehkan masuk kelas/melihat dari jendela:

  • Turut menjaga ketenangan kelas dengan tidak mengobrol, menelepon/video call, makan/minum selama kelas berlangsung.
  • Tidak ikut memberikan instruksi atau sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian.
  • Membantu mengembalikan fokus anak saat melihat ke arah orang tuanya.

Mengapa tidak ada CCTV di dalam kelas?

  • Sebuah distraksi bagi murid dan guru.
    Merasa seperti sedang disorot oleh kamera, anak-anak mungkin akan lebih tertarik bergerak di depan kamera CCTV dan tidak memerhatikan guru. Keberadaan CCTV juga dapat membuat anak-anak merasa terus diawasi, akibatnya mereka merasa tidak leluasa mengikuti kelas. Bukan hanya murid, guru juga akan merasa tidak nyaman dan memengaruhi proses belajar-mengajar.
  • Perlindungan terhadap privasi murid.
    Tayangan tentang apa yang terjadi di dalam kelas, wajah dan gerakan anak yang dapat dilihat orang lain di luar kelas, dapat membawa risiko terhadap privasi mereka.
  • Dapat menimbulkan kecurigaan dan ketidakpercayaan yang tidak perlu.
    Sepotong tayangan yang tidak lengkap dapat disalahartikan dan menimbulkan prasangka. Percayalah kepada anak dan guru selama kelas berlangsung. Jika memang dibutuhkan, sesekali orang tua dapat meminta bantuan guru mengambil foto atau video di dalam kelas, atau dapat dibuat jadwal khusus untuk orang tua diperbolehkan menonton kelas. Jika ingin mengetahui perkembangan anak atau tentang apa yang terjadi di kelas, orang tua dapat berkomunikasi langsung dengan guru.

Agar anak mampu melewati setiap tingkat dengan baik, diperlukan latihan yang rutin. Foto: Edho Satria

KOMITMEN, KONSISTENSI, DAN KEDISIPLINAN

Komitmen untuk belajar jangka panjang.
Orang tua perlu memahami bahwa dengan mendaftar kelas ballet, berarti anak akan belajar dalam jangka waktu panjang. Hadir saat senang saja dan membolos saat anak bosan akan mengurangi manfaat dan menghambat perkembangan. Orang tua juga diharapkan mendukung anak berkomitmen mengikuti kelas dengan tekun.

Pentingnya disiplin dan konsistensi masuk kelas.
Kelas balet memiliki jenjang secara bertahap dan sistematis. Anak akan memahami kelas sedikit demi sedikit pada setiap pertemuan. Ikutilah kelas secara rutin supaya materi dan perkembangan dapat berlangsung secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

Dapat dipahami bahwa ada yang menganggap kelas tari sebagai selingan semata, namun dalam balet, tetap ada standar teknik yang harus dicapai supaya dapat belajar dengan aman tanpa cedera, dan lebih siap mengikuti materi di tingkat berikutnya.

Anak akan belajar mandiri dan bersosialisasi di dalam kelas. Foto: Aurelia Arini

“Anak bosan karena belajarnya itu-itu saja.”
Teknik gerak dalam balet memerlukan banyak pengulangan supaya pemahaman dan membentuk memori otot (muscle memory). Untuk mencapai pemahaman yang matang secara pikiran dan fisik, diperlukan konsistensi dan banyak repetisi.

“Anak tidak mendengarkan dan tidak mengikuti instruksi.”
Secara umum, rentang fokus anak usia pemula memang belum panjang dan mudah teralihkan. Saat anak tidak mendengarkan instruksi, pasti ada penyebabnya. Misalnya, sedang mengantuk, bercanda dengan teman karena belum paham peraturan kelas, atau berlari-lari karena ingin mengeluarkan energi yang berlebihan.

Jika anak terlihat tidak disiplin sehingga suasana belajar terganggu, guru dapat meminta anak keluar kelas untuk menenangkan diri. Orang tua dapat membantu dengan memberikan pemahaman dan panduan kepada mereka untuk kembali ke kelas dan mendengarkan guru. Tentunya anak perlu melalui proses adaptasi untuk memahami suasana, peraturan kelas, dan berlatih untuk mengendalikan diri di dalam kelas. Pemahaman ini akan terbentuk perlahan dengan cara hadir di kelas secara rutin.

“Anak menangis/malu/takut saat mengikuti kelas.”
Sama seperti sebagian orang dewasa, masuk dalam suasana baru terkadang membuat kita takut. Proses adaptasi setiap anak pun berbeda, bahkan mood anak-anak juga dapat berubah cepat hanya karena hal kecil. Mungkin ada yang terjadi pada anak di hari itu, misalnya bangun terlalu pagi, atau hal ‘kecil’ seperti tertinggal botol minum, bertemu guru baru, atau sedang ingin dekat dengan orang tuanya. Terkadang juga, jika orang tua terlalu khawatir melepas anaknya, anak akan menjadi ikut ragu untuk masuk kelas.

“Guru hanya memperhatikan murid yang fokus saja.”
Anak-anak senang diperhatikan, kadang mereka mencari perhatian dengan berbagai cara – dan belum mengerti apakah perilakunya berkenan atau tidak. Guru akan menganalisis perilaku anak, apakah ia benar-benar membutuhkan sesuatu atau hanya ingin mencari perhatian. Jika anak hanya ingin mencari perhatian, misalnya dengan berlari-lari atau berteriak, guru tidak akan memberi respon supaya anak tersebut paham bahwa guru tidak berkenan dengan sikapnya. Tidak memberi respon pada perilaku negatif juga merupakan bentuk perhatian dari guru, tentunya guru akan membimbing anak untuk kembali mengikuti kelas.

“Apakah anak saya berbakat dalam balet?”
Pada kelas pemula, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk bergerak dengan gembira dan belajar memahami kedisiplinan. Manfaat yang didapatkan dalam kelas balet tentu akan menjadi bekal yang baik bagi perkembangan diri mereka. Jika nantinya anak terlihat memiliki semangat, komitmen, dan kemampuan lebih, guru akan membimbing dan mengarahkan anak untuk mengikuti pelatihan yang lebih serius.

Manfaat kelas ballet.

HUBUNGAN ORANG TUA, MURID, DAN GURU

Tujuan dan harapan orang tua dan guru adalah sama: membuat anak dapat belajar dengan baik dan mendapat manfaat dari kelas balet. Namun, guru hanya bertemu di kelas dalam periode yang singkat. Guru akan merasa terbantu jika dapat bekerjasama dengan orang tua dalam perkembangan anak didiknya.

Peran orang tua dalam membantu proses belajar
Membantu anak siap untuk belajar:

  • Membantu anak hadir rutin dan tepat waktu.
  • Mempersiapkan seragam, penampilan, dan peralatan yang lengkap.
  • Memberikan pesan supaya anak fokus dan disiplin di dalam kelas.
  • Membimbing anak supaya dapat mengikuti kelas secara mandiri.
  • Menenangkan anak jika hadir dalam keadaan emosi belum stabil (mengantuk, menangis, rewel). Jika pada saat itu anak sedang tidak siap mengikuti kelas, tidak perlu dipaksakan. Bukan berarti anak tidak suka ballet, mungkin hari itu dia sedang tidak siap.

Dukungan dan arahan yang tepat dari guru dan orang tua membentuk seorang anak menjadi manusia yang utuh. Foto: Edho Satria

Membangun relasi yang baik dengan guru:

  • Pastinya orang tua memiliki harapan dan menginginkan yang terbaik untuk anaknya, namun selama di dalam kelas, gurulah yang mengamati dan memahami kemampuan mereka. Setiap guru juga memiliki cara mengajar dan manajemen kelas yang berbeda-beda. Percayakan pada metode mengajar masing-masing guru.
  • Hargai peraturan dan batasan yang telah dibuat di kelas. Anak akan ikut mencontoh jika orang tua juga mendukung peraturan kelas.

Berkomunikasi rutin dengan guru kelas:

  • Beritahukan kepada guru jika anak memiliki kondisi atau kebiasaan yang berbeda dalam belajar. Misalnya hambatan bahasa, hambatan fokus, atau memiliki kondisi khusus secara fisik atau psikologis.
  • Komunikasikan kepada guru jika anak merasa tidak nyaman di kelas atau kesulitan dalam memahami pelajaran.

Bersabar dalam proses belajar:

  • Bantu anak memahami bahwa dalam belajar memerlukan proses yang panjang.
    Setiap anak memiliki kondisi, kemampuan, dan perkembangannya masing-masing. Tidak perlu terburu-buru ingin naik kelas, ujian, atau ikut lomba. Tidak perlu juga membandingkan dengan perkembangan anak lain. Bantu anak untuk berkomitmen hadir dalam kelas dengan tekun.

PENUTUP

Proses belajar di kelas memang berbeda dengan apa yang terlihat di panggung dan sosial media. Di kelas pemula, murid-murid akan belajar teknik gerak dasar melalui permainan dan imajinasi. Walaupun belajar melalui permainan, kelas pemula perlu struktur, peraturan, dan disiplin yang baik supaya suasana menjadi ideal untuk belajar. Berikan waktu bagi anak untuk beradaptasi dan memahami struktur kelas, serta belajar menghargai proses untuk mencapai tujuan.

Menemukan kegembiraan dalam bergerak, belajar disiplin yang baik, latihan bersosialisasi dengan teman, adalah tujuan kelas tari pemula. Komunikasi dan kerjasama yang baik antara guru dan orang tua akan membantu anak mendapatkan manfaat optimal di kelas.

Aurelia Arini

The post Ballet Pemula: Kegembiraan Dalam Belajar appeared first on NAMARINA.

]]>
Memilih Pakaian Untuk Kelas Tari https://namarina.org/memilih-pakaian-untuk-kelas-tari/ Sun, 08 Oct 2023 16:41:50 +0000 https://namarina.org/?p=5305 Kamu sudah mendaftar kelas menari, tetapi apakah kamu sudah mempertimbangkan apa yang akan kamu kenakan? Saat mengikuti kelas menari, setidaknya kamu akan bergerak mengikuti musik selama 60 menit. Tentu pakaian yang kamu kenakan memainkan peranan penting saat kamu merasakan pengalaman baru di kelas menari. Selain dapat membuatmu bergerak secara nyaman dan bebas, pakaian yang kamu […]

The post Memilih Pakaian Untuk Kelas Tari appeared first on NAMARINA.

]]>
Kamu sudah mendaftar kelas menari, tetapi apakah kamu sudah mempertimbangkan apa yang akan kamu kenakan? Saat mengikuti kelas menari, setidaknya kamu akan bergerak mengikuti musik selama 60 menit. Tentu pakaian yang kamu kenakan memainkan peranan penting saat kamu merasakan pengalaman baru di kelas menari. Selain dapat membuatmu bergerak secara nyaman dan bebas, pakaian yang kamu kenakan juga bisa meningkatkan rasa percaya diri.

Harus diingat hal yang paling penting adalah kenyamanan; untuk diri sendiri, teman sekelas, dan bahkan untuk pengajar di kelas.

T-shirt, tank tops, legging olahraga, sport bras – adalah contoh pakaian yang cocok dipakai untuk aktivitas fisik seperti menari. Gerakan dalam setiap dance style sangatlah unik dan membutuhkan tipe pakaian yang dapat membantu menunjukkan postur, line/garis, dan bentuk tubuhmu.

Leotard atau baju yang pas badan dan stocking/legging adalah pakaian yang paling dapat memperlihatkan line/garis penari. (Foto: Suprapto)

Memudahkan Guru Melihat Garis Tubuhmu

Salah satu fungsi utama pakaian untuk menari yang baik dan benar adalah untuk membantu guru melihat garis tubuh murid. Pakaian yang longgar akan menyulitkan guru untuk melihat garis tubuh penari/murid sehingga menghalangi guru untuk memberikan koreksi yang baik dan benar. “Garis tubuh” adalah inti dari semua tari, dan “garis” tersebut harus mudah terlihat oleh guru.

Sepatu yang sesuai untuk kelas tari juga perlu dipakai untuk mencegah terjadinya cedera.

Untuk kelas-kelas tari di NAMARINA, tiap macam kelasnya memiliki kebutuhan tersendiri dalam aspek gerakannya, dan sepatu yang cocok digunakan pada tiap macam kelasnya pun berbeda-beda.

  • Untuk kelas ballet, sepatu yang cocok digunakan adalah ballet slippers yang ukurannya pas di kaki, bukan yang lebih besar/longgar. Lalu  untuk tingkat yang lebih tinggi kamu akan membutuhkan pointe shoes.
  • Untuk kelas jazz ballet dan jazz for kids, penggunaan ballet slippers sangat tidak dianjurkan karena kebutuhan gerakan yang berbeda, jadi untuk kelas jazz sangat dianjurkan menggunakan jazz boots
  • Untuk jazz hip-hop sedikit berbeda dengan jazz ballet, sepatu yang dianjurkan untuk dipakai adalah sneakers. Namun sepatu jazz boots juga boleh digunakan.

Meminimalisir Gangguan

Penari dengan pakaian yang baik dan benar juga tidak mengenakan pakaian yang menjuntai atau kain/bahan yang tidak nyaman di kulit. Dengan pakaian yang baik, penari bisa lebih fokus dalam berlatih dan dapat merasakan pengalaman kelas yang menyenangkan. Jika tidak berpakaian dengan baik dan benar, kamu akan terus-menerus berusaha menyesuaikan pakaian saat setiap kali melangkah. Hal ini dapat membuatmu – dan bahkan teman sekelasmu –  juga merasa terganggu.

Pakaian yang sesuai membuat kita lebih bebas dan nyaman bergerak. (Foto: dok. NAMARINA)

Pilih Pakaian yang Nyaman Untuk Kelas Menari

Pilihlah pakaian yang tidak terlalu longgar atau terlalu ketat. Lakukan beberapa gerakan mengenakan  pakaian yang sudah kamu pilih untuk memastikan pakaian yang akan dipakai sudah cukup nyaman dan tidak menghalangi atau mengganggu gerakanmu.

  • Jika terlalu ketat, pakaian tersebut akan membatasi gerakanmu.
  • Jika terlalu longgar, pakaian tersebut bisa menjadi kusut atau tersangkut saat kamu melakukan suatu gerakan. Hindarilah menggunakan t-shirt dengan ukuran oversized.
  • Coba memakai jogging pants atau celana olahraga dengan t-shirt yang berukuran pas dengan badan.

Gunakan Bahan yang Tepat

Pilihlah bahan kain yang elastis dan lembut. Hindari pakaian dengan bahan yang terlalu tipis dan kaku, atau bahan dengan harga murah yang tidak tahan lama dan mudah sobek. Disarankan juga untuk memilih bahan yang secara teknologi cocok untuk dipakai beraktivitas seperti “dryfit” dan “airism” yang tersedia pada beberapa merek:

  • Kain harus sedikit lebih tebal namun elastis. Pilihlah bahan lycra, jersey, katun atau poliester.
  • Ingat, bahwa kamu akan cukup sering mencuci baju latihanmu.
  • Kamu bisa mencoba memakai leotard dengan celana jazz
  • Kain dengan teknologi quick dry dapat membantu mengurangi bau badan selama kelas berlangsung

Bahan yang tepat juga menjadi faktor penting dalam memilih pakaian menari. (Foto: dok. NAMARINA)

Cara mengatasi bau badan:

Sebenarnya normal saja jika kamu memiliki bau badan, karena tubuh memang memiliki banyak sekali kelenjar keringat. Meski memang setiap orang memiliki bau badan yang berbeda-beda, apalagi setelah beraktivitas  di sekolah dari pagi, lalu mengikuti kelas menari di NAMARINA  sorenya. Namun tidak perlu terlalu kuatir karena masalah bau badan bisa diatasi dengan beberapa cara sederhana:

  • Pakai deodoran setelah mandi di pagi  hari dan sebelum mengikuti kelas tari. Deodoran alami seperti tawas dapat membantu dengan mengurangi bau badan
  • Jangan lupa juga untuk rutin mencukur bulu ketiak, agar memungkinkan keringat untuk menguap lebih cepat dan tidak menimbulkan bau badan
  • Selalu jaga kebersihan dengan membersihkan tubuh secara menyeluruh, terutama daerah rawan keringat, kamu dapat mengurangi atau menghilangkan bau badan.
  • Gunakan sabun antibakteri saat mandi
  • Setelah mandi, penting untuk segera mengeringkan tubuh dengan benar. Pastikan area kulit yang berkeringat telah kering dengan sempurna
  • Kenakan pakaian yang menyerap keringat

Ada alasan tertentu mengapa sebagian besar kelas menari dilengkapi dengan tata cara berpakaian. Memakai pakaian untuk menari yang baik bukan hanya sekedar untuk bergaya, namun dapat mempengaruhi cara kamu menari. Dalam mengikuti suatu kelas tari, kita harus memakai pakaian yang sesuai, selain itu, pakaian yang sesuai dapat membuatmu merasa aman, nyaman, dan percaya diri selama kelas menari berlangsung.

Kirana Putri Sudarsono

The post Memilih Pakaian Untuk Kelas Tari appeared first on NAMARINA.

]]>
RUPA PURA https://namarina.org/rupa-pura/ Fri, 28 Jul 2023 03:47:18 +0000 https://namarina.org/?p=5200 Namarina Youth Dance Season Performance 2023 | Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki – 11 & 12 Maret 2023

Pementasan tari RUPA PURA menampilkan 3 karya koreografer Indonesia lintas generasi yaitu Arif Surahman, Hartati dan Siko Setyanto. Dengan latar belakang yang berbeda, masing-masing koreografer merespon dan menginterpretasikan tema besar pementasan kali ini yaitu, “Topeng” dengan beragam pendekatan yang secara natural mampu untuk saling mengisi. "Turning Point" karya Arif Surahman, menggambarkan momen-momen penting dalam hidup seseorang di mana perubahan yang signifikan terjadi dan mempengaruhi masa depan mereka. "Nama untuk Jiwa" karya Hartati, menyoroti pergulatan antara tubuh dan jiwa. Rindu jiwa untuk kembali ke penciptanya dan bagaimana jiwa merindukan ketenangan dengan membaca nama-nama pencipta. Terakhir, "Facet" karya Siko Setyanto mengeksplorasi tema keaslian dan kepalsuan dalam kehidupan sosial, dan mengajak kita untuk merangkul perbedaan sebagai sesuatu yang indah dan bernilai.

The post RUPA PURA appeared first on NAMARINA.

]]>

Turning Point

Koreografer: Arif Surahman

‘Turning Point’ menggambarkan saat-saat krusial dalam kehidupan seseorang dimana terjadi perubahan besar yang memengaruhi masa depannya. Bermula dari pencarian akan identitas diri yang mengarah pada krisis identitas dan meragukan diri sendiri, sehingga perlu menyembunyikan diri di balik topeng sosial agar dapat diterima oleh lingkungan sosial. Pergelutan dalam diri akan timbul dalam melewati titik-titik terendah dan tertinggi dalam hidup, hingga mempertanyakan arah hidup yang diambil. Namun akhirnya, diri sendirilah yang dapat menyelesaikan pergelutan itu untuk menuju perubahan dan bergerak maju menuju titik balik positif.

 

Nama Untuk Jiwa

Koreografer: Hartati

Jiwa kita tak pernah ingin lama-lama dalam tubuh, maunya hanya satu: kembali ke alam tempatnya berasal untuk bertemu Sang Pencipta. Meskipun dunia ini hanya sebentar, jiwa tetap saja tak sabar dan merasa sesak di dalam tubuh. Bagi jiwa, tubuh adalah muslihat, tipu daya, dan kerangkeng, yang membuatnya tersiksa. Bagi jiwa, tubuh ini adalah manifestasi dari kepura-puraan dan kefanaan dunia. Itu sebabnya jiwa selalu meronta-ronta setiap saat dan bergejolak tak henti-henti. Cara untuk menenangkannya adalah dengan menyebut nama Sang Pencipta. Dengan cara itulah, jiwa lebih tenang, damai, dan syahdu. Kerinduannya untuk kembali ke kampung halaman terobati dengan keindahan nama-nama Sang Pencipta. Bila kita luput untuk menyebut nama-nama tersebut, maka jiwa kembali bergejolak, bahkan menjadi energi buruk yang keluar dari dalam badan kita. Tapi, bila jiwa terus mendapatkan apa yang dimintanya setiap saat, yaitu nama-nama Sang Pencipta, maka ia begitu hening, tenang, dan menjadi energi baik dalam setiap gerak-gerik kita.

 

Facet

Koreografer: Siko Setyanto

Karya “Facet” dibangun dari dinamika antara ruang personal dan ruang sosial dengan segala stereotipnya, dan dengan pengertian bahwa manusia adalah makhluk sosial. Ruang sosial dalam “Facet” dipandang berpotensi mencampuri ruang personal; demikian sehingga individu merasa ada karena merasa punya arti dalam ruang sosial tertentu-dengan mengikuti nilainya yang tertentu pula. Bahwa individu juga mengandung kehendak bebas, apakah “Facet” lantas mengisyaratkan suatu tegangan antara yang personal dengan yang sosial?

Bila pengertian yang berlaku adalah individu tidak dapat hidup tanpa individu lain, sementara mungkin tidak semua sebenarnya dapat menyepakati apa yang berlaku secara sosial, bagaimana hal tersebut akan disikapi? Sementara ruang sosial sendiri mengandung keragaman personal, apakah yang tidak sepakat lantas menjadi tidak punya arti?

 

Premiered on March 11th & 12th 2023 at Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki

 

Penata Cahaya: Donnie Debirkud (PECAHIN)

Pemusik: Eyi Lesar, Denny Rangipang, David Rafael Tandaya, Ghandiee_, Rifofo, Vima Fernandez

Properti: Ario Kiswinar Teguh, Viko Andy Rindarsyah

Penata Kostum: Muhamad Fahmi, Viko Andy Rindarsyah

Desain Grafis & Visual: Endira F. Julianda, Monica Hapsari

Dokumentasi Foto: Edho Satria, Yose Riandi

The post RUPA PURA appeared first on NAMARINA.

]]>
Macam-macam Sepatu Olahraga dan Kegunaannya https://namarina.org/macam-macam-sepatu-olahraga-dan-kegunaannya/ Sat, 08 Apr 2023 03:21:43 +0000 https://namarina.org/?p=5172 Memilih sepatu yang cocok untuk setiap aktivitas olahraga dapat membingungkan. Apalagi dengan semakin berkembangnya teknologi dalam pembuatan sepatu olahraga. Yuk, intip artikelnya untuk mengetahui lebih lanjut tipe sepatu apa yang cocok digunakan untuk olahraga yang akan kita lakukan. RUNNING Untuk yang suka lari, khususnya lari outdoor, akan lebih cocok menggunakan sepatu dengan sol yang tebal. […]

The post Macam-macam Sepatu Olahraga dan Kegunaannya appeared first on NAMARINA.

]]>
Memilih sepatu yang cocok untuk setiap aktivitas olahraga dapat membingungkan. Apalagi dengan semakin berkembangnya teknologi dalam pembuatan sepatu olahraga. Yuk, intip artikelnya untuk mengetahui lebih lanjut tipe sepatu apa yang cocok digunakan untuk olahraga yang akan kita lakukan.

RUNNING

Untuk yang suka lari, khususnya lari outdoor, akan lebih cocok menggunakan sepatu dengan sol yang tebal. Sol tebal dibuat dengan tujuan untuk mengabsorbsi atau meredam tekanan saat melangkah dan memudahkan kita untuk berjalan di atas aspal. Sepatu running dirancang untuk gerakan satu arah, sehingga tidak diperlukan grip di sebelah luar dan dalam sepatu, karena gerakan saat berlari hanya satu, yaitu ke arah depan. Sepatu yang bagus dapat membantu mencegah terjadinya cedera dan mengurangi risiko fraktur, tendonitis atau cedera lainnya.

[CROSS/FREE] TRAINING

Sepatu training memiliki bermacam-macam desain, material/bahan yang digunakan, serta berat yang berbeda pula. Perbedaan ini telah dikembangkan untuk melindungi area kaki yang paling rawan saat kita melakukan sebuah aktivitas atau latihan tertentu. Sepatu ini memiliki karakteristik yang mirip dengan sepatu running namun lebih fleksibel dengan jangkauan gerak yang lebih luas. Sepatu training yang baik harus memiliki kelenturan pada bagian depan sepatu seperti sepatu running dan juga “pemegang” (grip) pada kedua sisi sepatu yang cukup untuk melakukan gerakan aerobik dan aktivitas semacamnya.

Sepatu training ini dibuat agar kita dapat melompat, berputar dan berlari ke segala arah dengan aman.

LIFESTYLE

Berbeda dengan sepatu khusus running dan training, sepatu casual – atau yang biasa disebut lifestyle – biasanya tidak menggunakan teknologi khusus pada bagian solnya seperti pada running shoes, training shoes, atau jenis sepatu olahraga lainnya. Maka, bagian sol sepatu jenis ini biasanya terasa lebih keras dan kaku, sehingga bisa digunakan sesuai keperluan performance tertentu, contoh performance dengan style yg lebih spesifik, contohnya; jika memerlukan look/tampilan yang sporty, bisa menggunakan Adidas Superstar Classic.

REKOMENDASI

Untuk kelas fitness terutama di NAMARINA, sepatu yang cocok dipakai adalah sepatu jenis training, karena spesifikasi dari sepatu dan gerakan-gerakan dinamis yang dilakukan saat mengikuti kelas fitness. Namun jika sulit untuk mendapatkan sepatu jenis training, sepatu jenis running juga masih bisa digunakan, namun dengan risiko karena grip pada kanan dan kiri sepatu yang kurang memadai.

Untuk kelas Jazz Hip Hop di NAMARINA, seperti halnya di kelas fitness, ada banyak perpindahan arah, lompatan dan gerakan dinamik lainnya, maka sepatu yang cocok adalah jenis sepatu training. Namun jika suatu tarian memerlukan spesifikasi khusus, sepatu lifestyle masih bisa digunakan sesuai kebutuhan khusus dari tarian yang ada.

Setelah membaca artikel di atas, apakah kalian sudah tahu jenis sepatu yang cocok untuk dipakai saat berolahraga? Semoga setelah membaca artikel ini dan sudah memakai sepatu yang sesuai, kamu dapat mencegah terjadinya risiko cedera.

Kirana Putri Sudarsono
Narasumber: Annisa Anselma Rusdianto

The post Macam-macam Sepatu Olahraga dan Kegunaannya appeared first on NAMARINA.

]]>
Pengetahuan Dasar Pointe Work https://namarina.org/pengetahuan-dasar-pointe-work/ Sat, 25 Feb 2023 05:00:00 +0000 https://namarina.org/?p=5119 Pointe Work adalah teknik ballet dengan gerakan bertumpu di ujung jari kaki dengan memakai sepatu khusus yang disebut Pointe Shoes. Dalam suatu pertunjukan ballet, biasanya penari utama wanita menari menggunakan pointe shoes. Arabesque on pointe, brilliant pirouettes, allegro yang tajam dan lincah, gerakan-gerakan yang terlihat elegan menginspirasi para penari muda untuk bisa mengenakan pointe shoes. […]

The post Pengetahuan Dasar Pointe Work appeared first on NAMARINA.

]]>
Pointe Work adalah teknik ballet dengan gerakan bertumpu di ujung jari kaki dengan memakai sepatu khusus yang disebut Pointe Shoes. Dalam suatu pertunjukan ballet, biasanya penari utama wanita menari menggunakan pointe shoes. Arabesque on pointe, brilliant pirouettes, allegro yang tajam dan lincah, gerakan-gerakan yang terlihat elegan menginspirasi para penari muda untuk bisa mengenakan pointe shoes.

Melakukan arabesque seperti foto di atas, memerlukan proses latihan yang panjang untuk melatih kekuatan kaki dan postur yang benar.
(Foto: Suprapto)

Pointe Work adalah perpanjangan dan pengembangan logis berdasarkan teknik gerak yang sudah dipelajari dan harus dikuasai dari tingkat-tingkat sebelumnya, bukan hasil akhir dari lamanya seseorang belajar ballet, usia tertentu, atau bahkan hanya berdasarkan keinginan kuat untuk menari en pointe.

Memulai latihan pointe work adalah salah satu pencapaian yang besar, seringkali menandakan bahwa seorang murid pemula sudah siap belajar menjadi murid mahir. Melangkah maju ke pointe work adalah tahap yang serius dan perlu diperlakukan dengan serius pula oleh murid, orang tua murid, dan guru. Latihan dan kerja keras yang sudah dilalui seorang penari selama bertahun-tahun dapat membantu seorang penari belajar menggunakan pointe shoes – atau malah mempersulitnya jika training yang didapat kurang tepat atau teknik dasar pada tingkat sebelumnya belum dikuasai dengan benar.

Teknik menggunakan pointe shoes dapat membawa gerakan tari ke dimensi teknik dan artistik yang lebih jauh,yang tentunya harus disertai kekuatan dan kontrol gerak yang lebih matang, supaya latihan tetap dapat dilakukan dengan menyenangkan, serta terhindar dari rasa sakit dan cedera.

Kriteria Memulai Pointe Work

Menari dengan pointe shoes bukan hal yang ‘lebih keren’ atau ‘lebih hebat’, atau untuk ‘pamer’, apalagi jika dilakukan dengan tidak benar. Teknik pointe work jauh lebih sulit dan bisa berbahaya jika penari tidak memiliki pemahaman dan kemampuan teknis untuk mengontrol tubuh saat bergerak karena tumpuan pada kaki yang harus lebih tepat saat berdiri di ujung jari,diperlukan penyesuaian dalam menyeimbangkan dan menempatkan berat badan. Otot-otot kaki harus bekerja lebih keras untuk menjaga stabilitas gerak. Teknik dan kekuatan gerak harus sudah kokohdalam semua aspek, termasuk nilai artistik, performance, dan musicality. Pointe work yang dilakukan dengan abai tentu tidak akan bermanfaat, bahkan dapat mengakibatkan cedera.

Walaupun dalam tingkat atau usia yang sama, tidak setiap penari memiliki kematangan teknik dan mental yang sama. Kriteria yang akan disampaikan berikut ini hanya merupakan panduan umum, kesiapan memakai pointe shoes tentunya perlu ditinjau kembali oleh guru dan berbagai pihak yang berpengalaman (fisioterapis, dokter ortopedi, fitter pointe shoes, dll).

Kriteria Umum

  • Minimal berusia 11 tahun. Sebelum usia 11 tahun, tulang dan otot seorang anak masih bertumbuh. Beban tubuh yang menekan kaki dan jari tanpa pemahaman teknik yang tepat dapat menyebabkan malformasi tulang, otot, dan persendian. Cedera dapat dialami mulai dari kaki, lutut, pinggul, hingga tulang punggung. Tentu patokan usia 11 tahun ini juga bukan berarti seorang anak bisa dipastikan untuk siap memakai pointe shoes! Masih banyak faktor yang harus ditinjau seperti: faktor fisik, bentuk otot dan tulang, pencapaian teknik gerak, sikap, dan yang tidak kalah penting, kesiapan mental.
  • Mendapatkan training ballet yang baik dan benar di bawah pantauan guru yang kompeten, minimal selama 3-4 tahun dengan durasi minimal 2 jam, 3x seminggu. Dalam periode tersebut, murid diharapkan sudah mendapatkan pelajaran dan pemahaman tentang teknik gerak yang benar, mampu menerapkannya dengan konsisten, kekuatan otot sudah terlatih, sehingga tercapai kematangan fisik dan mental untuk memulai latihan pointe work.
  • Sudah memahami anatomi dasar dan body awareness yang baik.
    Penggunaan otot yang tepat, mampu menerapkan koreksi dan menerapkannya dengan konsisten. Termasuk pemahaman dan penanganan cedera.

Ballet alignment atau keselasaran, kesejajaran, harmonisasi antara kepala, tubuh, tangan dan kaki dalam balet yang harus dilatih secara tepat dan benar, agar seorang penari dapat melakukan teknik gerak yang membuat tinggi nilai artistiknya.
(Foto: Suprapto)

KRITERIA TEKNIK DAN FISIK

  • Harus sudah memiliki postur yang baik serta menguasai teknik-teknik dasar menari ballet yang benar.
  • Mampu mempertahankan posisi dan alignment anggota tubuh yang benar selama bergerak.
  • Sudah memiliki otot yang kuat dan terlatih, memahami otot yang tepat untuk bergerak, dan mampu melakukannya secara konsisten.
  • Memahami cara mempertahankan turnout selama menari.
  • Memahami penggunaan plié yang benar dan efektif.
  • Memiliki kepekaan dan pemahaman tentang penempatan ankle dan otot yang dipakai untuk melakukan pointe, sehingga kaki tidak sickle atau rolling.

Pastikan seluruh penampang/ujung pointe shoes rata dengan lantai saat berdiri di ujung jari kaki agar seluruh otot yang digunakan bisa berfungsi secara maksimal.

Pada waktu berdiri, pastikan seluruh telapak kaki menempel di lantai dan pastikan pergelangan kaki lurus.

  • Menunjukkan extension dan point kaki yang benar.
  • Mampu melakukan artikulasi kaki yang benar secara konsisten.
  • Dapat melakukan repetisi releve di center (tanpa barre)tanpa kelelahan dan mampu mempertahankan alignment dengan benar.
  • Mampu berdiri seimbang di satu kaki dengan penempatan berat badan dan postur yang benar.
  • Memiliki koordinasi gerak yang baik dan harmonis.
  • Mampu dan memahami berbagai cara melakukan teknik jinjit/releve pada dua/satu kaki (baik dari plié maupun kaki lurus, rolling up/springing, di tempat/berpindah) serta lowering dengan tepat dan aman.

Angkat tumit di posisi tertinggi dan pastikan jari kakimu tetap “panjang” dan cari keseimbangan di posisi tersebut agar otot-otot tubuh – terutama kaki – menjadi semakin kuat untuk berdiri di atas pointe shoes.
Coba lakukan exercise ini secara teratur untuk menguatkan pergelangan dan telapak kakimu!

Functional and Movement Tests

Berikut ini adalah beberapa contoh gerakan yang dapat menjadi acuan minimal untuk mengukur kesiapan dan kekuatan teknik untuk mulai melakukan pointe work.

  • Single Leg Heel Lift
    15-25 jinjit satu kaki dengan kualitas gerak yang stabil.
  • Single Leg Sauté Test
    16 loncatan satu kaki, minimal bisa melakukan 8 loncatan dengan eksekusi yang tepat: mampu mempertahankan postur dan posisi pelvis yang benar, torso yang kuat dan stabil, alignment tubuh bagian bawah yang tepat, kaki lurus dan point saat di udara, serta mampu landing dengan tepat dan terkontrol. Tes ini merupakan salah satu indikator terkuat kesiapan memakai pointe shoes.
  • Balance in parallel retiré
    Berdiri stabil pada satu kaki paralel, dengan tangan terlipat dan mata tertutup, selama 30 detik atau lebih.
  • Topple test
    Mampu melakukan single pirouette en dehors dengan working leg kaki di retire dan supporting leg yang lurus, postur yang tepat, dan mampu landing dengan stabil dan terkontrol.
  • “Airplane” test

Berdiri pada posisi paralel dengan posisi badan atas memanjang ke depan, working leg diluruskan satu garis ke belakang, posisi pelvis/panggul sejajar lantai, kedua tangan diluruskan ke samping. Lalu, dengan alignment badan yang stabil, lakukan 5 plié pada kaki penopang dan tangan bergerak ke bawah sampai hampir menyentuh lantai, kemudian luruskan kembali kaki penopang dengan membuka tangan kembali ke samping.

Sikap, Disiplin, dan Kesiapan Mental

Selain faktor teknik, sikap dan etika juga memiliki peran penting dalam menuju tingkat yang lebih mahir. Murid harus selalu menunjukkan tanggung jawab, disiplin, dedikasi, dan komitmen yang kuat dalam latihan yang dijalaninya.

  • Selalu datang latihan dengan rutin dan tepat waktu.
  • Berpenampilan rapi di kelas dan bertanggungjawab atas barang miliknya.
  • Mampu mendengarkan instruksi, menerima perbaikan, serta menerapkan koreksi dengan tepat.
  • Bergerak dengan peka dan cermat, agar perkembangan dari latihan rutin dapat lebih terlihat hasilnya.
  • Memiliki daya tahan mental yang kuat, mampu mengatasi rasa tidak nyaman (mampu bertahan dengan ketidaknyamanan/pegal) dan lelah.
  • Melakukan latihan mandiri di luar kelas sebagai bentuk tanggungjawab terhadap perkembangan dirinya.
  • Melakukan warm up & cool down sebagai hal yang otomatis

JADI, APA YANG BISA KITA HARAPKAN SAAT KITA SUDAH MULAI MEMAKAI POINTE SHOES?

Pointe shoes yang kita pakai bukan merupakan aksesoris sepatu semata, tapi harus terasa menyatu dengan tubuh,seperti anggota badan kita yang lainnya, dengan demikian, teknik gerak dan nilai artistik dapat dikembangkan.

Saat awal belajar menggunakan pointe shoes, tubuh kita akan mengalami sensasi yang berbeda. Posisi kaki di dalam sepatu, cara berdiri, penempatan berat badan, kekuatan point kaki, dan penggunaan otot perlu disesuaikan kembali. Bahkan untuk berdiri flat foot saat menggunakan pointe shoes dengan benar, tetap memerlukan kekuatan pergelangan kaki dan pemahaman weight placement yang baik karena sole atau bagian dasarnya yang lebih tebal dan tidak rata.

Semua latihan dimulai dari hal yang sederhana dan sangat mendasar secara bertahap, sehingga tubuh perlahan memahami dan bisa menyesuaikan diri. Agar kaki yang mengenakan pointe shoes sanggup menopang tubuh, penari harus lebih sering melakukan latihan berpegangan di barre, latihan spesifik untuk kekuatan kaki, latihan kekuatan otot intrinsik, dan artikulasi telapak dan jari kaki.

Dalam silabus Royal Academy of Dance, para murid tingkat Intermediate Foundation disarankan untuk mulai berlatih mengenakan demi pointe. Sepatu ini memiliki lapisan ujung kaki serta sol yang lebih keras dari sepatu kanvas/kulit, tapi tidak bisa dipakai untuk berdiri di ujung kaki. Selain dipakai untuk melatih kekuatan telapak kaki dan artikulasi, sepatu ini bisa dianggap sebagai “pengenalan” penari pada pointe shoes yang ujung sepatunya lebih keras lagi.

Sekarang, sudah jelas bahwa memakai pointe shoes terlalu dini tanpa teknik yang baik dan tepat serta pengawasan yang benar mempunyai efek yang tidak baik bagi kondisi fisik murid/penari. Yang harus kita ingat pertama kali adalah “number one is safety”, karena dengan teknik yang benarpun, memakai pointe shoes masih memiliki risiko cedera.

Jika belum siap dan tetap memaksakan diri dalam melakukan pointe work, akan membuat murid kewalahan karena seluruh tubuhnya belum cukup kuat dan siap, hal ini bisa menyebabkan bagian tubuh lain harus ikut mengkompensasi kelemahan beberapa bagian tubuh, yang kemudian dapat menimbulkan kebiasaan bergerak yang buruk dan sulit diperbaiki. Bahkan, lebih parahnya menimbulkan potensi cedera atau kerusakan permanen pada struktur tulang atau otot.

Namun, jika semua tahapan belajar dapat dilalui murid secara serius, penuh dengan kesabaran dan ketekunan, fokus dan disiplin, serta kontrol dan kekuatan yang baik, niscaya pointe shoes dapat membawa tarian ke dimensi teknik dan artistik yang lebih jauh. Seorang murid bisa berkembang menjadi penari yang baik secara teknik, dan dapat menjadi penari yang menyeluruh dan memiliki karir tari yang panjang serta bebas dari cedera.

Aurelia Arini

Referensi dan sumber:

  • Clippinger, Karen. (2016). Dance Anatomy and Kinesiology. USA: Human Kinetics.
  • Grieg, Valerie. (1994). Inside Ballet Technique. USA: Princeton Book Company.
  • Howell, Lisa. (2008). The Perfect Pointe Parent’s Manual. Sydney: Perfect Form Physiotherapy.
  • Minden, Eliza Gaynor. (2005). The Ballet Companion. New York: Fireside.
  • The Royal Academy of Dance. (1997). The Foundations of Classical Ballet Technique. London: The Royal Academy of Dance.

Ingin tahu lebih banyak mengenai “pointe shoes”? Baca artikel LENTUR sebelumnya untuk pengetahuan dasar pointe shoes, sampai perawatannya.

The post Pengetahuan Dasar Pointe Work appeared first on NAMARINA.

]]>
Klara dan Mahkota Gula https://namarina.org/klara-dan-mahkota-gula/ Tue, 31 Jan 2023 04:09:50 +0000 https://namarina.org/?p=2036 Pementasan school offline pertama setelah Covid-19 melanda Indonesia. Dilaksanakan pada Minggu, 4 Desember 2022, pementasan “Klara dan Mahkota Gula” diikuti oleh seluruh murid NAMARINA dan dibuka oleh para penari Namarina Youth Dance (NYD) & NYD Apprentice. Dalam pementasan kali ini NAMARINA mengadaptasi repertoire klasik “The Nutcracker” yang dikemas ulang oleh guru-guru NAMARINA, dengan menambahkan unsur-unsur Indonesia di dalamnya.

The post Klara dan Mahkota Gula appeared first on NAMARINA.

]]>

Di hari ulang tahunnya, Klara mengundang teman-teman serta sanak saudaranya. Para tamu membawa berbagai sajian khas Indonesia dan berbagai kue tradisional kesukaan Klara. Sebagai kejutan, Kakak Kania yang sedang menjalankan studi di Eropa juga hadir di pesta ulang tahun Klara dengan membawa boneka ballerina dan boneka Nutcracker, serta sebuah mahkota yang sangat indah. Karena sangat gembira, Klara pun menari sambil mengenakan mahkotanya.

Pesta pun usai, semua tamu beranjak pulang, rasa kantuk pun datang dan Klara tertidur tanpa melepaskan mahkotanya. Pukul 12 malam terjadi keajaiban, rumah Klara menjadi besar, Nutcracker menjadi hidup. Di saat itu, datanglah Ratu Semut yang ingin merebut mahkota Klara, Nutcracker dan Klara berhasil mengusir para semut dan Ratunya dari rumah Klara. Ternyata mahkota tersebut adalah Mahkota Gula yang merupakan sumber kekuatan Putri Cente Manis di kerajaan Gulali. Nutcracker pun mengajak Klara ke kerajaan Gulali untuk mengembalikan mahkota Putri Cente Manis.

Dalam perjalanannya Nutcracker dan Klara menerjang hujan angin, mereka pun menghangatkan diri dengan meminum wedang ronde, teh hijau dan rosella. Melewati tengah kota, Nutcracker dan Klara disambut meriah oleh penduduknya yang menyajikan berbagai hidangan khas Nusantara.

Sesampainya di Istana Gulali, Nutcracker dan Klara menemukan Putri Cente Manis dan para dayangnya disekap oleh Ratu Semut beserta koloninya. Nutcracker langsung melawan Ratu Semut, sedangkan Klara membebaskan Putri Cente Manis dari sekapan koloni semut dan mengembalikan Mahkota Gulanya. Para semut berhasil dikalahkan, Kerajaan Gulali kembali tenteram, Putri Cente Manis menunjukkan rasa terima kasihnya dengan menyajikan berbagai kue tradisional Indonesia. 

Tiba-tiba Klara terbangun dari tidurnya, ternyata petualangan seru yang baru saja dialami hanyalah sebuah mimpi.



Lead Choreographers:

  • Felicia Harenya Suniastari, Klara Cintya Nindita Prameswari, Sasha Febri Safithri

 

Lead Casts:

  • Klara : Katya Medina Herlambang/Nizieta Fatimah Azzahra
  • Nutcracker : Arif Surahman
  • Putri Cente Manis : Kyana Hasya Imara 
  • Ibu Klara : Shabina Gianti
  • Kakak Kania : Amanda Amelia/Shekina Arifin 
  • Boneka Ballerina : Heidi Sonia Tasman
  • Ratu Semut : Aurel Larasati/Nauly Rossiannur Primadi Tato
  • Sahabat Klara/Dayang : Maryam Adhafiyan S. D., Natasha Olivia, Sekar Hayyu Prabasvari 
  • Koloni Semut : Amanda Amelia, Anastasia Gabriellia M., Asika Meryl, Kahlila Falataqiyya, Maria Ratrinata Apsari, Shekina Arifin

The post Klara dan Mahkota Gula appeared first on NAMARINA.

]]>
Tata Cara Menonton Pementasan https://namarina.org/tata-cara-menonton-pementasan/ Fri, 02 Dec 2022 10:00:00 +0000 https://namarina.org/?p=5034 Dalam waktu dekat, Namarina Dance Academy akan mementaskan kembali Ballet &  Jazz Dance School Production. Pementasan ini untuk pertama kalinya akan diselenggarakan secara offline, setelah sekian lama kita mengalami masa pandemi Covid-19. Pementasan kali ini berjudul “Klara dan Mahkota Gula” yang diadaptasi dari repertoire ballet ternama berjudul “The Nutcracker”. Banyak sekali persiapan yang harus dilakukan […]

The post Tata Cara Menonton Pementasan appeared first on NAMARINA.

]]>
Dalam waktu dekat, Namarina Dance Academy akan mementaskan kembali Ballet &  Jazz Dance School Production. Pementasan ini untuk pertama kalinya akan diselenggarakan secara offline, setelah sekian lama kita mengalami masa pandemi Covid-19. Pementasan kali ini berjudul “Klara dan Mahkota Gula” yang diadaptasi dari repertoire ballet ternama berjudul “The Nutcracker”. Banyak sekali persiapan yang harus dilakukan mulai dari latihan koreografi, kostum, persiapan alur tarian, serta segala unsur pendukungnya. Sebagian penari sudah pernah melewati proses menuju pementasan, sementara yang lain mungkin baru merasakannya untuk pertama kali. Namun, bagi semua yang terlibat, pementasan adalah saat yang penuh kegembiraan dan mungkin juga bercampur dengan rasa gugup, serta penuh antisipasi. Begitu pula dengan orang tua murid dan masyarakat umum, yang akhirnya dapat menonton pementasan ballet dari Namarina Dance Academy secara langsung.

Sebelumnya tim LENTUR membahas cara penari bersikap dalam pementasan, kali ini kami ingin berbagi beberapa tips penting untuk para penonton yang akan menonton pementasan yang akan datang. Tata cara umum  menonton pementasan ballet ini diharapkan dapat menciptakan kenyamanan dan kelancaran jalannya pementasan nanti, serta dapat diterapkan juga dalam pementasan tari lainnya.

Seperti menonton di bioskop, saat berada gedung teater juga memiliki tata caranya sendiri yang harus kita ikuti supaya pementasan yang berjalan dapat dinikmati bersama. (Foto: Suprapto)

Inilah yang perlu kita ingat ketika menyaksikan pementasan tari dan saat berada dalam area penonton:

  1. Datang tepat waktu.

Jika penonton datang tepat waktu, pementasan juga akan dimulai tepat waktu, lho! Selain itu jika datang terlambat, kita akan melewatkan bagian awal yang pastinya juga merupakan bagian penting dari sebuah pementasan.

  1. Tidak keluar area penonton di tengah jalannya pertunjukan.

Jika ingin keluar dari area pertunjukan, lakukanlah pada saat jeda dalam sebuah  pertunjukan agar tidak mengganggu orang-orang di sekitarmu, atau jalannya pertunjukan.

  1. Tidak makan dan minum di dalam area penonton.

Selain untuk kenyamanan, menjaga kebersihan auditorium juga merupakan tanggung jawab kita bersama.

Membawakan bunga menunjukkan apresiasi kita kepada penari yang telah berlatih keras untuk membawakan pementasan dengan baik. (Foto: Aditya Ali)

  1. Mematikan bunyi HP  agar tidak mengganggu jalannya pertunjukan.

Selain mengganggu, suara HP yang berdering juga bisa membuat penonton lain – bahkan penari – hilang fokus.

  1. Usahakan untuk tidak membuka HP.

Dalam ruanganyanggelap, cahaya sekecil apapun bisa mengganggu penglihatan dan mengalihkan fokus penglihatan, sehingga membuat penonton lain menjadi kurang nyaman.

  1. Tidak mengambil foto atau video selama pertunjukan berlangsung.

Selain bentuk rasa hormat terhadap karya yang sedang ditampilkan di panggung, penonton lain – khususnya yang duduk di belakang kita – akan tertanggu  penglihatannya oleh layar device perekam kita.

Jangan ragu untuk bertanya kepada panitia yang ada di luar dan dalam auditorium jika diperlukan, serta mengikuti petunjuk para petugas agar pementasan bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. (Foto: Aditya Ali)
  1. Tidak apa-apa tertawa,

jika adegan dalam cerita pada pementasan membuatmu ingin tertawa.

  1. Boleh bertepuk tangan selama pementasan berlangsung;

Lakukanlah saat di akhir sebuah tarian atau jika ada momen di atas panggung yang membuatmu kagum.

  1. Tidak memanggil nama penari.

Selain cahaya, auditorium juga sangat sensitif terhadap suara, maka jika ada suara lain yang tidak seharusnya terdengar, pasti akan mengganggu jalannya pertunjukan.

Selain untuk bersiap-siap, area belakang panggung menjadi tempat bagi para penari dan kru untuk menjaga fokus agar semua dapat memberikan penampilan yang optimal. (Foto: Suprapto)

  1. Tidak mengunjungi area belakang panggung.

Area belakang panggung dikhususkan untuk penari, guru dan panitia, dan karena alasan keamanan, sebisa mungkin penonton tidak pergi ke belakang panggung.

  1. Tidak membuang sampah sembarangan.

Anggap gedung teater seperti rumah sendiri, tentunya kita tidak mau rumah kita menjadi kotor, bukan?

  1. Lastly, enjoy the show!

Dunia panggung akan semakin terasa keajaibannya jika ada kerjasama antar penampil dan tidak lupa, jika ada dukungan dari para penontonnya. (Foto: Suprapto)

Bagaimana, sudah siap menonton pementasan nanti? Yuk, saling menjaga kenyamanan bersama saat menonton pementasan, agar alur cerita dan pesan-pesan di dalamnya dapat tersampaikan dengan baik. Sampai bertemu di pementasan mendatang!

Aisha Antinasari Ekaputri & Najla Fasaqintara

The post Tata Cara Menonton Pementasan appeared first on NAMARINA.

]]>
Sikap Penari Dalam Pementasan https://namarina.org/sikap-penari-dalam-pementasan/ Tue, 29 Nov 2022 10:00:00 +0000 https://namarina.org/?p=5019 Setelah melaksanakan dua kali pertunjukan online saat pandemi Covid-19, pada akhir tahun 2022 ini, Namarina Dance Academy akan kembali melaksanakan Ballet & Jazz Dance School Production secara offline di atas panggung Teater Jakarta. Pementasan Desember mendatang berjudul “Klara dan Mahkota Gula”, diadaptasi dari cerita ballet The Nutcracker. Banyak persiapan yang perlu dilakukan, mulai dari pembuatan […]

The post <strong>Sikap Penari Dalam Pementasan</strong> appeared first on NAMARINA.

]]>
Setelah melaksanakan dua kali pertunjukan online saat pandemi Covid-19, pada akhir tahun 2022 ini, Namarina Dance Academy akan kembali melaksanakan Ballet & Jazz Dance School Production secara offline di atas panggung Teater Jakarta. Pementasan Desember mendatang berjudul “Klara dan Mahkota Gula”, diadaptasi dari cerita ballet The Nutcracker.

Banyak persiapan yang perlu dilakukan, mulai dari pembuatan alur cerita, latihan di kelas, latihan gabungan, pembuatan kostum dan dekor, dan lainnya. Sebagian penari sudah pernah menari di atas panggung, namun ada juga yang akan merasakan pengalaman ini untuk pertama kalinya. Tentunya pementasan ini adalah saat yang penuh kegembiraan, yang mungkin bercampur dengan rasa gugup. Proses latihan dan pertunjukan akan terasa sangat sibuk dan menegangkan.

Tentunya ada peraturan-peraturan yang perlu dipatuhi supaya pertunjukan berjalan lancar dan menyenangkan. Apa yang terjadi di belakang panggung dapat mempengaruhi berlangsungnya pementasan. Oleh karena itu, para penari diharapkan dapat bertanggung jawab dan bersama menjaga sikap demi kenyamanan bersama dan keberhasilan pementasan itu sendiri.

Ingatlah tiga kata kunci ini ketika berada di area pementasan:

Be Ready, Be Conscientious, and Be Kind

atau

BE RESPONSIBLE, BE AWARE, BE KIND

Tahun 2007 Namarina Youth Dance mengadakan pementasan “The Nutcracker: Magical Journey of Dance”, tahun 2022 ini, school production mengadaptasi ceritanya dan dibuat khusus dengan judul “Klara dan Mahkota Gula”. (Foto: dok. Namarina Youth Dance)

BE READY/BE RESPONSIBLE

  • Hadir tepat waktu.
    Jadwal pementasan akan sangat padat dan sibuk karena ada banyak hal yang harus disiapkan, seperti; mengatur kehadiran penari, blocking di atas panggung, mencoba sistem sound dan tata cahaya, memastikan semua penari bisa mencoba menari di atas panggung, dan lain-lain. Panitia sudah menentukan jadwal untuk memastikan semua kegiatan berjalan lancar dan tepat waktu. Dengan hadir tepat waktu, artinya kamu menghargai jalannya pementasan. Datanglah tepat waktu, dengan sudah siap memakai kostum dan memastikan ada cukup waktu untuk pemanasan dan persiapan. Datang terlambat akan menghambat jalannya pertunjukan dan tentunya merugikan dirimu sendiri karena persiapan juga merupakan hal yang penting dalam sebuah pementasan.

Setiap sebelum berlatih di atas panggung, para murid berkumpul untuk melakukan latihan gabungan. Proses ini sangat diperlukan karena pementasan diikuti oleh murid-murid NAMARINA dari berbagai cabang dan latihan gabungan ini bisa menjadi simulasi sebelum semua murid bisa menikmati pengalaman di atas panggung. (Foto: Suprapto)

  • Pastikan kamu mengetahui nama tarian, kelas, jalan cerita, dan urutan tampil,
    sehingga kamu tahu di mana harus menunggu dan bersiap, dan dapat masuk ke panggung tepat waktu.
    • tarianku berada di babak berapa?
    • apa nama tarian sebelum giliranku tampil?
    • di mana aku harus menunggu dan bersiap?
    • di mana aku dapat meletakkan barang-barang supaya mudah ditemukan saat dibutuhkan?
    • dari mana aku akan masuk panggung, dari sisi kanan atau kiri?

  • Bertanggung jawablah atas dirimu sendiri
    Jangan bergantung kepada orang lain. Selalu perhatikan situasi sekitar, sadari apa yang sedang terjadi, sehingga kamu tahu apa yang harus dilakukan. Tentunya dengan saling membantu, dengan sendirinya kita membantu kelancaran pertunjukan. Namun, yang paling penting, tetaplah fokus pada tarianmu dan kamu tidak perlu melakukan apa yang bukan tugasmu. Jika kamu tidak bisa melakukan sesuatu, ada yang ingin kamu sampaikan atau melihat sesuatu yang kurang baik, laporkanlah pada guru atau penanggung jawab kelasmu.

  • Bertanggung jawablah atas kostum, props, dan peralatan milik sendiri.
    Lakukan pemeriksaan mandiri untuk memastikan semuanya telah dipersiapkan dan diatur dengan benar sebelum pertunjukan dimulai. Bahkan sejak dari rumah, selalu periksa kembali bahwa kamu sudah membawa semua barang yang kamu butuhkan saat persiapan atau pementasan.

Mengetahui nama tarian dan kelas sendiri sangat penting karena ada panitia yang baru bertemu kalian untuk pertama kali. Selain itu jangan lupa untuk menjaga kostum, stocking dan sepatu, aksesoris dan props masing-masing, ya, karena apa yang kalian pakai di atas panggung sangat berharga, hanya satu dan sangat unik. (Foto: Suprapto)

  • Tetap berada di area yang telah ditentukan.
    Dalam suatu pementasan sekolah, ada banyak sekali murid yang akan menari. Berada di tempat yang sudah ditentukan akan membuat kamu mudah ditemukan saat dibutuhkan. Kamu bisa terlambat masuk panggung atau tertinggal hal yang penting jika kamu tidak berada di tempat yang seharusnya.

  • Menjaga diri untuk selalu fokus dan tenang, supaya kamu dapat mempersiapkan diri dan tampil dengan baik. Kurangi mengobrol, bercanda, atau bermain gadget. Simpan energimu untuk menari di atas panggung. Hargai juga orang lain yang mungkin membutuhkan ketenangan.

  • Pastikan kamu sudah melakukan pemanasan dengan baik dan benar sesuai jenis tarian yang akan kamu lakukan (apakah aku butuh banyak loncatan, pointe work, flexibility, dan sebagainya). Pemanasan akan membantu kita terhindar dari cedera dan meningkatkan performa tubuh saat menari. Jika jeda waktu menunggu cukup lama, kamu bisa memakai pakaian hangat (jaket, kaos kaki) atau melakukan pemanasan dan peregangan secara berkala. Tentunya lakukan persiapan dirimu di lokasi yang aman dan tidak mengganggu orang/penari lain atau jalannya pementasan.

  • Jika dalam proses latihan dan pementasan ada banyak waktu senggang saat menunggu giliran tampil, kamu dapat mencari aktivitas yang dapat dilakukan dengan tenang, misalnya; membaca buku, menulis, menggambar, atau bermain game ringan (tapi tanpa suara, ya). Namun sebelum itu, pastikan terlebih dahulu semua kelengkapan pentas (kostum, props), sehingga kamu dapat langsung siap pada saat tiba giliranmu untuk tampil.

Sama seperti saat menari, saat di luar panggung pun kita harus tetap aware dengan sekeliling kita. Anggap tempat latihan dan pementasan serta barang-barang yang ada di dalamnya, seperti rumahmu sendiri, kita harus menjaganya baik-baik. (Foto: Hadi Yatma)

BE CONSCIENTIOUS/BE AWARE OF YOUR SURROUNDINGS

  • Hindari menyentuh peralatan dan barang yang bukan milikmu.
    Jangan menyentuh atau memindahkan kostum dan props penari lain. Jika sampai ada barang yang hilang atau rusak, tentunya akan menghambat jalannya pertunjukan dan merugikan orang lain.

    Perhatikan juga bahwa ada banyak peralatan di sekitar panggung (peralatan tata cahaya, kabel, dekor besar, kostum, props, dan lain-lain) yang dapat membahayakan saat tersandung atau terinjak. Hindari berada di dekat peralatan panggung. Jika merasa ada sesuatu yang tidak terletak pada tempatnya, beri tahu panitia atau guru yang bertugas.

  • Saat berada di samping panggung, jangan memainkan atau memegang tirai (wing/curtain), hal ini dapat membahayakan dirimu sendiri dan orang lain. Penonton juga dapat melihat gerakan yang terjadi di atas panggung.

  • Tetaplah diam dan tenang saat di samping panggung.
    Selalu jaga ketenangan supaya semua penari, panitia dan orang di sekitarmu dapat tetap fokus mempersiapkan diri mereka. Dengan bersikap tenang dan fokus, artinya kamu menghargai dirimu sendiri, orang lain, dan jalannya pementasan.

  • Perhatikan garis pandang penonton saat menunggu di samping panggung. Jangan sampai kamu terlihat penonton saat sebelum tiba giliranmu menari. Jika kamu bisa melihat penonton, berarti mereka juga bisa melihat kamu.

Bersabar, jika belum waktunya tampil, sebisa mungkin bersembunyilah di belakang tirai panggung supaya penonton tidak terganggu dan bisa menikmati pertunjukan. (Foto: Aditya Ali)

  • Hindari berada di area sirkulasi yang sibuk.
    Jangan berdiri di jalur penari lain, di area keluar-masuk penari atau dekor panggung. Berilah jalan kepada penari atau panitia yang akan keluar atau masuk panggung.

  • Pintu yang berada dekat panggung harus selalu dalam keadaan tertutup.
    Tunggu waktu yang tepat atau sudah ditentukan untuk membukanya supaya tidak mengganggu tata cahaya dan suasana yang sedang berlangsung di atas panggung.

  • Bicaralah dengan suara sekecil mungkin di area belakang panggung. Suara yang terlalu keras dapat mengganggu fokus penari dan panitia yang bertugas, dan juga dapat terdengar sampai ke area penonton.

  • Hargailah venue pertunjukan dengan selalu menjaga kebersihan (di panggung, ruang tunggu, backstage, area penonton). Buanglah sampah pada tempatnya, tidak meletakkan barang sembarangan, tinggalkan area dengan keadaan bersih dan rapi.

Selain menghafal tarian dan melatih kepercayaan diri, kita juga belajar awareness, selalu waspada akan sekeliling kita, cepat tanggap, bahkan juga “melihat” dalam gelap. (Foto: Suprapto)

BE KIND

  • Saling mendukung dan menyemangati antar penari dan panitia.
    Tentunya kata-kata semangat dan ucapan selamat akan membuat pertunjukan semakin menyenangkan untuk semua yang terlibat dalam pementasan.

  • Hormati cara orang lain mempersiapkan diri. Berikan ruang dan ketenangan kepada sesama penari jika mereka membutuhkannya.

  • Saling membantu jika diperlukan.
    Saling mengingatkan posisi barisan, kapan harus bersiap, kerapian kostum, tentu akan sangat membantu. Tetapi yang paling penting, tetaplah fokus pada tarianmu, jangan sampai kamu tertinggal atau tidak fokus karena mengerjakan hal yang bukan tugasmu.

  • Lakukanlah instruksi dan ikuti arahan yang diberikan panitia/guru. Tidak perlu mengomel atau berdebat. Ajukan pertanyaan dengan sopan jika dibutuhkan.

  • Bersikap positif dan menyenangkan. Jagalah emosi, nada, dan intonasi suara ketika berbicara di belakang panggung agar tidak ada pihak yang merasa terganggu atau tersinggung. Jika melakukan kesalahan, segeralah minta maaf dan kembali fokus pada jalannya persiapan atau pementasan.

  • Selalu bersikap sopan dan menghargai orang lain.
    Dalam suatu pementasan, ada banyak orang yang terlibat. Penari yang lebih muda atau lebih senior, koreografer, guru, kru panggung, panitia tata rias, dekor dan kostum, sampai ke petugas keamanan dan kebersihan. Mereka semua memiliki tugasnya masing-masing dan berkontribusi dalam kesuksesan sebuah pementasan. Hargailah mereka semua. Minta tolonglah dengan sopan jika perlu bantuan, dan ucapkan terima kasih jika kamu telah dibantu.

Pada akhirnya, setiap pementasan akan membuahkan kenangan yang menyenangkan dan tidak terlupakan. (Foto: dok. Namarina Youth Dance)

Selain berlatih koreografi tarian dan teknik gerak, latih juga bagaimana kita bersikap di kelas. Jika kita telah berlatih untuk peka dan bersikap sopan di dalam kelas, kebiasaan baik ini akan terbawa sampai ke hari pertunjukan. Sikap yang baik ini akan membuat pengalaman pementasan menjadi menyenangkan bagi dirimu sendiri, para penonton, guru, dan semua pihak. Hal ini akan membangun karakter yang baik dan tentunya juga bermanfaat dalam kehidupan/bersosialisasi. Jika kita bersama-sama bisa menjaga sikap yang baik, pementasan pun akan berjalan dengan baik, dan kita akan memiliki pengalaman yang menyenangkan dalam setiap pementasan.

Aurelia Arini & Najla Fasaqintara

The post <strong>Sikap Penari Dalam Pementasan</strong> appeared first on NAMARINA.

]]>
WBD 2022: Dari Indonesia untuk Dunia https://namarina.org/wbd-2022-dari-indonesia-untuk-dunia/ Sat, 29 Oct 2022 12:00:00 +0000 https://namarina.org/?p=5010 Dalam memeriahkan World Ballet 2022, berbagai sekolah ballet dan dance company ikut berpartisipasi dengan mengikuti acara “Road to World Ballet Day 2022” yang diadakan oleh Yayasan Bina Ballet Indonesia (ballet.id) dan EKI Dance Company yang juga bekerja sama dengan Komite Dewan Kesenian Jakarta pada hari Minggu (2/10) di Pos Bloc, Jakarta Pusat. World Ballet Day […]

The post WBD 2022: Dari Indonesia untuk Dunia appeared first on NAMARINA.

]]>
Dalam memeriahkan World Ballet 2022, berbagai sekolah ballet dan dance company ikut berpartisipasi dengan mengikuti acara “Road to World Ballet Day 2022” yang diadakan oleh Yayasan Bina Ballet Indonesia (ballet.id) dan EKI Dance Company yang juga bekerja sama dengan Komite Dewan Kesenian Jakarta pada hari Minggu (2/10) di Pos Bloc, Jakarta Pusat.

World Ballet Day (WBD) adalah acara tahunan yang diselenggarakan sejak 2014, untuk merayakan keindahan ballet dari berbagai tempat di seluruh dunia, dan pada tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia berpartisipasi dalam merayakan WBD. Dimeriahkan bersama dengan penampilan dari EKI Dance Company, Lucy Ballet School, Cicilia Ballet, Marlupi Dance Academy, Speranza Indonesia, Mainstream School of Art, Flamingo Studio, dan Natalenta Ballet School.

Namarina Dance Academy dan Namarina Youth Dance turut memeriahkan acara ini dengan menampilkan karya ‘Origin’ koreografi dari Miss Dinar Karina. Tarian ini menjadi pengingat bahwa “asal usul” kita, termasuk dalam berekspresi, yang menjadi suatu hal mendasar yang harus selalu disadari, dimengerti, dan disyukuri. Selain merasa bangga dan bersyukur dapat ikut berpartisipasi memeriahkan World Ballet Day, Miss Dinar juga meyakini bahwa Tari merupakan bahasa universal yang dapat menjadi media berekspresi, berkomunikasi dan saling mengapresiasi.

Bagian pertama karya ‘Origin’, ditarikan beberapa penari berbakat dari NAMARINA. (Foto: Yose Riandi)

Karya dari koreografi Miss Dinar terbagi menjadi dua bagian; bagian pertama ditarikan oleh Loretta Ann Marris, Katya Medina Herlambang, Nizieta Fatimah Azzahra, Sekar Hayyu Prabasvari, dan Maryam Adhafiyan Seanallah Darstya.

Sedangkan, bagian kedua ditarikan oleh Athaya Puri Syahrial, Klara Cintya N. Prameswari, Joan Dorothea, Felicia Harenya Suniastari, Soraya Natasha Dwinandry, Irina Putri Sudarsono, Kshanti Aisyah Kendana, Kyana Hasya Imara, dan Aurel Larasati.

Dengan mengenakan pointe shoes, bagian kedua karya koreografi Ms. Dinar Karina yang berjudul ‘Origin’ ditarikan oleh para penari Namarina Youth Dance. (Foto: Yose Riandi)

Para penari sudah berlatih sejak bulan Agustus 2022 demi memberikan penampilan yang terbaik saat menarikan karya tersebut. Tarian diiringi alunan musik klasik yang berbaur dengan musik gamelan khas dari budaya Jawa. Selain itu, para penari mengenakan kostum bermotif jarik (dalam Bahasa Jawa: aja gampang sirik) yang memiliki makna; jangan mudah iri hati.

Acara ini akan disiarkan pada hari Rabu, 2 November 2022 di www.worldballetday.com bersamaan dengan berbagai dance company yang tersebar di Asia Pasifik, Eropa, Britania Raya, Amerika, hingga Afrika. Indonesia akan ditampilkan pada kanal YouTube Ballet Indonesia yang nantinya akan terisi video secara kolektif dari berbagai sekolah ballet dan dance company di seluruh Indonesia. Jangan sampai terlewat, ya!

Aurel Larasati

The post WBD 2022: Dari Indonesia untuk Dunia appeared first on NAMARINA.

]]>
PENDINGINAN https://namarina.org/pendinginan/ Sun, 16 Oct 2022 05:39:01 +0000 https://namarina.org/?p=4989 Pemanasan dan pendinginan adalah bagian esensial dari olahraga/workout. Biasanya gerakan yang dilakukan serupa dengan gerakan inti saat olahraga namun dengan kecepatan yang lebih lambat dan intensitas rendah. Saat pemanasan, kita melakukannya untuk membantu mempersiapkan badan untuk berolahraga atau melakukan kegiatan fisik, yang bertujuan menaikkan denyut jantung, meningkatkan aliran darah dan oksigen, mempersiapkan tubuh secara keseluruhan […]

The post PENDINGINAN appeared first on NAMARINA.

]]>
Pemanasan dan pendinginan adalah bagian esensial dari olahraga/workout. Biasanya gerakan yang dilakukan serupa dengan gerakan inti saat olahraga namun dengan kecepatan yang lebih lambat dan intensitas rendah.

Saat pemanasan, kita melakukannya untuk membantu mempersiapkan badan untuk berolahraga atau melakukan kegiatan fisik, yang bertujuan menaikkan denyut jantung, meningkatkan aliran darah dan oksigen, mempersiapkan tubuh secara keseluruhan demi membantu mengurangi nyeri bagian tubuh atau otot tertentu, serta mengurangi risiko cedera.

Sementara Pendinginan sama pentingnya dengan pemanasan dalam sebuah workout. Pendinginan bisa dilakukan selama 3-10 menit, diantaranya adalah berbagai gerakan stretches/peregangan, atau gerakan yang serupa dengan gerakan inti dengan intensitas yang dikurangi (dilakukan dengan lebih lambat). Tujuannya adalah untuk mengembalikan denyut jantung, aliran darah dan pernapasan untuk kembali normal secara bertahap, serta merelaksasi tubuh setelah berolahraga. Melakukan stretching saat pendinginan bisa mencegah terjadinya kram dan kekakuan karena dapat mengurangi menumpuknya zat sisa metabolisme tubuh yang sering dikenal sebagai lactic acid/asam laktat. Selain itu, pendinginan juga bisa mencegah, atau setidaknya mengurangi, Delayed Onset Muscels Soreness atau DOMS, nyeri otot atau kekakuan pada otot yang dapat dirasakan 24-72 jam setelah melakukan exercise. Stretching juga dapat membantu mencegah rasa pegal, merelaksasi sistem saraf, bahkan dapat meningkatkan mobilitas dan kelenturan pada latihan berikutnya.

Saat tubuh masih “panas” adalah saat yang tepat untuk melakukan peregangan.
(Foto: Agatha Aurelia)

Jika pendinginan tidak dilakukan dan olahraga/latihan hanya diakhiri dengan menyudahi repetisi terakhir secara tiba-tiba, maka akan ada beberapa potensi risiko yang bisa terjadi.

Rasa Pening atau Pusing

Selagi berolahraga, jantung memompa darah ke seluruh tubuh dengan kecepatan yang meningkat. Jika tiba-tiba berhenti berolahraga tanpa melakukan pendinginan, darah juga bisa terhenti secara mendadak dan mengumpul pada bagian tubuh, hal tersebut membuat alirannya kembali ke jantung dan otak menjadi lamban. Ini mengakibatkan pening, pusing, bahkan bisa sampai pingsan.

Olahraga lari, angkat berat, atau melakukan latihan dengan intensitas tinggi, berhenti dan menyelesaikan kegiatan fisik tanpa membiarkan tubuh untuk menurunkan serta menormalkan denyut jantung setelah melakukan latihan atau aktivitas berat lainnya, dapat menyebabkan kecelakaan yang tak terduga.

Penumpukan Asam Laktat

Selama berolahraga, asam laktat dalam tubuh terakumulasi, apalagi saat melakukan olahraga dengan inensitas yang tinggi. Dengan melakukan pendinginan atau pemulihan – walau secara singkat – tubuh dapat mengeluarkan asam laktat dari tubuh secara perlahan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pemulihan secara aktif dapat membantu memperlambat pegal-pegal pada otot dan membantu meningkatkan keefisienan sebuah latihan.

Manfaat Dari Melakukan Latihan Pendinginan

Active recovery memberi waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan denyut jantung dan pernapasan agar kembali normal. (Foto: Agatha Aurelia)

Mengendalikan Aliran Darah Setelah Berolahraga

Olahraga membantu melancarkan peredaran darah, jadi jika tiba-tiba menghentikan sebuah exercise, maka tekanan darah akan turun secara mendadak. Saat tekanan darah turun secara drastis, akibatnya seseorang dapat merasa pusing. Pendinginan juga dapat menurunkan asam laktat. Bahkan dengan melakukan active recovery (pemulihan secara aktif) untuk mengurangi intensitas, kita bisa meningkatkan kekuatan dan daya tahan pada rangkaian latihan berikutnya.

Inilah sebabnya mengapa kita tidak boleh istirahat total (atau istirahat terlalu lama) di tengah sebuah latihan. Berhenti sejenak di antara rangkaian latihan memberikan kesempatan bagi otot untuk mengeluarkan limbah tubuh dan memperbarui pasokan energi. Jika waktunya tepat, tubuh dapat bekerja tanpa mengalami kelelahan atau terlalu mudah cedera. Menurut American College of Sports Medicine, untuk melatih kekuatan dibutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama diantara rangkaian latihan yang lebih singkat. Jika sedang ingin membangun kekuatan otot, kita harus lebih fokus pada kekuatan. Walau usia dan jenis otot perlu dipertimbangkan dalam hasilnya, kita ingin beristirahat diantara rangkaian latihan. Tujuan dari latihan kekuatan otot adalah menghasilkan kekuatan maksimum dalam setiap rangkaian. Rehat memberi waktu bagi otot kita untuk mengembalikan zat gizi seperti glycogen dan adenosine triphosphate (ATP), yang merupakan bahan bakar kontraksi otot. Rehat juga memberi kesempatan bagi otot untuk pulih dari kelelahan.

Dalam cardio workout, latihan tersebut membuat jantung memompa lebih cepat dan meningkatkan pernapasan. Tujuannya adalah membantu kita menghasilkan keringat dan membakar kalori.

Latihan yang disarankan:

  • Untuk latihan intensitas rendah sampai sedang, pakailah rasio 1:1. Contoh, setelah melakukan 2 menit jogging, beristirahatlah selama 2 menit.
  • Untuk intensitas latihan yang lebih tinggi, pakailah rasio 1:2. Jadi, setelah 20 detik melakukan sprint, beristirahatlah selama 40 detik.

Saat beristirahat, cobalah untuk benar-benar beristirahat dan menenangkan diri agar dapat lebih berkonsentrasi.

Menurunkan Denyut Jantung Secara Aman

Suhu tubuh bagian dalam juga meningkat saat berolahraga, artinya pembuluh darah melebar dan jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Itulah pentingnya untuk menaikkan dan menurunkan detak jantung secara bertahap saat berlatih.

Mengulur otot-otot yang berkontraksi saat berolahraga dapat mencegah terjadinya cedera. (Foto: dok. NAMARINA)

Mencegah Terjadinya Cedera

Menggabungkan gerakan pendinginan dan peregangan setelah berolahraga dapat mencegah cedera yang dapat dialami siapapun. Terkilir, kram, robek pada sendi lutut, punggung, pinggul, paha, betis adalah beberapa cedera yang paling sering dialami. Jadi saat melakukan pendinginan kita perlu memanjangkan serat otot yang yang menegang pada saat kita berolahraga. Gerakan seperti peregangan, menggunakan alat bantu foam roller latihan mobilitas merupakan latihan yang baik untuk mengurangi dan mencegah cedera.

Meningkatkan Kelenturan

Setelah berolahraga, saat badan masih panas adalah waktu yang tepat untuk melatih fleksibilitas/kelenturan. Tetapi, daripada melakukan splits atau toe touches segera setelah selesai dari berolahraga, lebih baik melakukan dynamic stretches (peregangan dinamis) terlebih dahulu. Dengan melakukan peregangan dinamis terlebih dahulu, kita dapat mengurangi risiko cedera, meringankan sakit punggung dan meningkatkan kualitas latihan.

Gerakan-gerakan yang bisa dilakukan untuk pendinginan sebenarnya gampang dan sederhana untuk dilakukan dan diingat, yang penting adalah gerakan dengan intensitas lebih rendah dan lambat, serta latihan yang lebih santai. Kamu bisa mengikuti 5 menit latihan peregangan dan pendinginan yang sederhana ini:

Peregangan hip flexor/pangkal paha: gerakan ini menyasar pada pinggul, paha depan dan bokong.

  • Tekuk lutut kiri, jaga agar lutut kanan tetap menekuk dengan kaki kanan menapak di lantai di depan.
  • Condongkan seluruh tubuh ke depan dan regangkan pinggul kiri mengarah ke lantai.
  • Tahan peregangan ini selama 30-60 detik sebelum mengganti kaki dan mengulangnya pada sisi lain.

Peregangan Piriformis: menyasar pada otot piriformis yang menyambungkan dasar tulang belakang sampai ke tulang paha. Otot ini memengaruhi gerakan pinggul, punggung, kaki dan bokong.

  • Mulai dengan duduk di lantai dengan kedua kaki memanjang ke depan.
  • Jaga agar kaki kanan tetap menempel di lantai, angkat kaki kiri dan letakkan pergelangan kaki kiri di atas lutut kanan.
  • Sedikit lengkungkan punggung dan condongkan tubuh ke depan sampai terasa peregangan di bagian bokong. Tahan posisi ini selama 30 detik, lalu ulangi dengan kaki kanan di atas lutut kiri.
  • Ulangi 2 sampai 3 kali pada masing-masing kaki.

Peregangan Kucing-Sapi (Cat-Cow Stretches): peregangan ini menyasar otot-otot punggung.

  • Mulai dengan meletakkan tangan dan lutut di lantai dengan sikap punggung netral dan relaks.
  • Tarik napas dan biarkan perut mengarah turun ke lantai, dorong dada ke depan.
  • Angkat kepala, ulurkan bahu dan mulai buang napas.
  • Lengkungkan punggung ke atas, masukkan tulang ekor dan tekan tulang kemaluan ke depan.
  • Lemaskan kepala menuju ke lantai dan ulangi. Jika memungkinkan, lakukan beberapa kali selama satu menit.

Peregangan Betis: seperti judulnya, peregangan ini menyasar pada otot betis.

  • Mulai dengan berdiri dengan kedua kaki, lalu letakkan satu kaki dengan agak menekuk di depan kaki lainnya.
  • Jaga agar bagian belakang lutut tetap lurus, kedua tumit tetap di lantai, dan condongkan tubuh ke depan menuju tembok atau kursi.
  • Rasakan peregangan di sepanjang betis atau kaki bagian belakang.
  • Tahan posisi peregangan ini selama 20-30 detik.
  • Ganti kaki, dan setidaknya ulangi sebanyak 2 sampai 3 kali untuk masing-masing kaki.

Peregangan Trisep di belakang kepala: peregangan ini menyasar trisep dan otot-otot pada bahu.

  • Berdiri dengan kaki sejajar bahu, lalu putar bahu ke belakang dan ke bawah untuk melepas ketegangan otot.
  • Coba raih langit-langit dengan tangan kanan, lalu tekuk siku agar telapak tangan kanan mengarah ke tengah punggung.
  • Angkat tangan kiri secara perlahan dan perlahan tarik siku kanan mengarah ke bawah.
  • Tahan peregangan ini selama 20-30 detik, sebelum mengganti lengan.
  • Ulangi di sisi lain dan lakukan sebanyak 2-3 kali dengan mencoba untuk mengulur otot lebih panjang dari setiap peregangan yang dilakukan.

Peregangan Bisep: peregangan ini menyasar bisep dan otot-otot dada serta bahu.

  • Berdiri tegak. Letakkan tangan di belakang punggung dan kaitkan kedua tangan di bagian dasar tulang punggung.
  • Luruskan kedua lengan dan putar tangan hingga telapak tangan mengarah ke bawah.
  • Lalu angkat kedua lengan setinggi mungkin hingga terasa peregangan pada bisep dan bahu.
  • Tahan peregangan ini selama 30-40 detik.
  • Ulangi peregangan ini sebanyak 2-3 kali

Saran agar gerakan dapat dilakukan secara aman:

  • Jangan diregangkan jika terasa sakit, yang harus dirasakan adalah sedikit tegangan saat kita melakukan peregangan otot, bukan rasa sakit. Jika merasa sakit, segeralah berhenti.
  • Jaga postur tubuh. Perhatikan postur tubuh selama melakukan peregangan. Dagu jangan turun, tulang belakang lurus, core (pusat badan) tetap aktif, dan kedua bahu sejajar dengan pinggul.
  • Tetaplah bernapas selama melakukan peregangan. Bernapas tidak hanya melepaskan tekanan dan ketegangan di otot, tapi juga dapat meningkatkan kualitas peregangan dan membantu kita agar dapat menahan posisi peregangan lebih lama.
  • Mulailah secara perlahan. Jangan terlalu memaksakan peregangan saat pertama kali melakukannya setelah berolahraga/berlatih. Mulai dengan sedikit peregangan dan tambah pengulangan dan peregangan jika sudah terbiasa.

Intinya, melakukan pendinginan dan stretching/peregangan setelah berolahraga bisa membantu menuai banyak keuntungan. Dengan melakukan peregangan otot setelah olahraga, justru dapat mempersiapkan tubuh untuk memulihkan diri. Sementara itu, tubuh juga bisa mengurangi ketegangan dan stress, serta meningkatkan fleksibilitas/kelenturan. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!

Kirana P. Sudarsono

The post PENDINGINAN appeared first on NAMARINA.

]]>