LENTUR

Pointe Shoes

Apakah Pointe Shoes itu?

Di dalam artikel “Seputar Sepatu Ballet”, terdapat berbagai jenis dan fungsi sepatu balet. Salah satunya disebutkan Pointe Shoes yang merupakan salah satu jenis sepatu untuk penari balet agar dapat berdiri di ujung jari kakinya. Artikel berikut dibuat khusus membahas sepatu penari yang sangat identik dengan dunia balet ini.

Asal Usul Pointe Shoes

Pada tahun 1730, para penari masih mengenakan sepatu hak ketika menari. Di masa itu, Marie Camargo melepaskan hak pada sepatunya dan kemudian dia pun menjadi seorang pelopor yang menemukan  soft shoes yang kita pakai saat ini. Soft shoes memudahkan Camargo dalam melakukan berbagai gerakan cepat, atau biasa kita sebut dengan allegro. Lalu, pada akhir abad ke-18, seorang penari balet lain bernama Charles Didelot menciptakan Pointe Shoes yang memungkinkan seorang penari dapat berdiri di ujung kaki. Pada saat itu, pointe shoes memiliki ujung yang lancip dan tidak keras.

Pada tahun 1823, seorang penari dari Italia bernama Amalia Brugnoli mulai memperkenalkan pointework – teknik menari di ujung kaki – kepada penonton. Hal ini menginspirasi penari lain, termasuk Marie Taglioni, dan dia menjadi penari pertama yang menari dengan mengenakan pointe shoes. Pada abad ke-19 ini juga, pembuat sepatu di Italia mulai mengembangkan pointe shoes. Mereka memperkuat pointe shoes dengan menambahkan kotak kaku, serta memperkuat bagian dalam sol sepatu. Para ballerina di Italia ini kemudian membawa pointe shoes ke Rusia dan memengaruhi perkembangan dunia balet di Rusia. Marius Petipa pun kemudian juga menambahkan unsur gerak pointework ke dalam koreografinya.

Pengembangan teknik menari di ujung jari kaki sudah dimulai sejak abad ke-19.
(Foto: Agatha Aurelia)

Pada awal abad ke-20, seorang pengrajin sepatu bernama Salvatore Capezio memiliki toko sepatu khusus untuk para penari dan penampil di dekat Metropolitan Opera House (The MET). Anna Pavlova yang mengagumi keterampilannya membeli sepatu pointe shoes darinya, dan tidak hanya itu saja, Anna Pavlova pun membeli seluruh perusahannya. Anna dan Capezio menjadi yang pertama kali meluncurkan merek pointe shoes secara internasional. Pada masa ini, pointe shoes masih memiliki ujung yang bulat dan vamp yang sempit. Munculnya Ballet Russes dan George Balanchine pada abad ke-20 juga ikut memperluas teknik gerak dalam dunia balet.

Latihan point & flex sejak usia dini merupakan tahapan awal untuk memperkuat pointe sehingga kaki penari cukup kuat untuk mengenakan pointe shoes pada waktunya. (Foto: Suprapto)

Teknologi pembuatan pointe shoes terus mengalami perkembangan untuk beradaptasi dengan berbagai macam koreografi. Pada tahun 1993, Gaynor Minden meluncurkan sepatu yang terinspirasi oleh efek peredam pada sepatu atletik. Hal ini juga memengaruhi desainer lain untuk bereksperimen dalam membuat pointe shoes.

Sebuah artikel digital dari Pointe Magazine menerangkan secara singkat perkembangan pointe shoes secara lebih jelas.

Bagian-bagian dari Pointe shoes

  1. Wings

Wings adalah bagian sisi dari pointe shoes (luar dan dalam). Pada bagian ini, terdapat berbagai bentuk dan tingkat kekerasan yang berbeda-beda untuk menopang sisi kaki penari.

  1. Toe Box

Box adalah bagian yang keras dari pointe shoes yang mencakup vamp dan wings. Box memiliki bentuk yang berbeda-beda dan mengelilingi bagian depan kaki.

  1. Outer Sole

Outer sole adalah bagian luar atau alas dari pointe shoes. Bagian ini biasanya terbuat dari kulit.

  1. Side Seam/Waist Seam

Side seam adalah jahitan yang berada di samping pointe shoes. Jahitan ini berfungsi untuk menguatkan bagian depan dan bagian belakang pointe shoes.

  1. Heal Seam/Back Seam

Heal seam adalah jahitan di bagian belakang pointe shoes. Jahitan ini berfungsi sebagai penyambung bagian belakang pointe shoes. Tinggi dari jahitan tersebut harus menutupi bagian tumit.

  1. Vamp

Vamp adalah bagian depan pointe shoes dimulai dari tali serut hingga bagian yang menutupi jari kaki. Panjang dan bentuk vamp bervariasi tergantung pada bentuk kaki.

  1. Insole

Insole adalah permukaan bagian dalam pointe shoes. Insole terbuat dari bahan suede atau katun yang memberikan kenyamanan bagi penari.

  1. Shank

Shank adalah bagian keras yang terdapat dibalik insole. Shank berfungsi untuk memperkuat sol pointe shoes dan menopang jari kaki penari ketika dalam posisi en pointe (di ujung jari kaki).

Selain memperlihatkan cara fitting sepatu balet, dalam video dari Energetiks Official ini, kalian bisa melihat dengan lebih jelas bagian-bagian dari pointe shoes yang dimaksud.

Jenis-jenis Pointe Shoes

Pointe shoes memiliki banyak jenis untuk memenuhi kebutuhan penari yang berbeda-beda. Terdapat banyak merek pointe shoes yang mempunyai keunggulannya masing-masing. Di Indonesia terdapat tiga merek yang biasa/umum digunakan oleh para penari kita.

Setiap penari mempunyai spesifikasi yang berbeda saat memakai pointe shoes, tergantung dari jenis kaki, kenyamanan dan kebiasaannya menari. (Foto: Suprapto)

Pertama adalah Bloch. Bloch memiliki sekitar 16 style/jenis pointe shoes untuk memenuhi kebutuhan penari, baik penari pemula hingga profesional. Beberapa style-nya antara lain, style Suprima yang cocok untuk pemula dan tipe kaki greek atau egyptian, European Balance yang cocok untuk tipe kaki peasant dan penari elementary, serta Concerta yang dapat dipakai oleh pemula dan cocok untuk semua tipe kaki.

Kedua adalah Grishko, berdiri pada tahun 1987. Pointe shoes buatan Grishko memiliki bentuk yang lebih runcing dibandingkan merek lain. Ukuran pointe shoes Grishko tidak memakai angka, melainkan dengan huruf X. Semakin banyak huruf X, maka ukuran box pointe shoes semakin lebar. Grishko memiliki banyak style pointe shoes seperti; Exam yang memiliki box sedikit runcing, Elite PRO yang memiliki box lebih lebar dan cocok untuk penari profesional, dan DreamPointe yang juga memiliki box cenderung runcing.

Ketiga adalah Gaynor Minden, yang mulai beroperasi pada tahun 1993 di New York. Pointe shoes yang diproduksi oleh Gaynor bertahan lebih lama karena pada bagian shank dan toe box terbuat dari polimer. Polimer adalah bahan sintetis yang bersifat fleksibel namun sangat kuat dan tahan lama. Pointe shoes dari Gaynor cocok bagi pemula dan juga untuk penari profesional.

Jenis-jenis kaki yang umum ditemui ikut menentukan pointe shoes apa yang sebaiknya kita pakai.

Cara Fitting Pointe Shoes

Setiap penari ingin memakai sepatu yang tepat karena akan mendukung dan mempermudah penari dalam bergerak. Maka caranya pun harus dilakukan dengan tepat. Lalu bagaimana cara memilih pointe shoes yang tepat untuk kaki kita?

  1. Understanding your feet

masing-masing individu memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda. Sebelum mulai mencari sepatu yang tepat, sebaiknya kita mengetahui bentuk kaki yang kita miliki. Terdapat beberapa bentuk kaki, yaitu:

  • Grecian

Bentuk kaki ini memiliki jari telunjuk atau jari kaki kedua yang lebih panjang dibandingkan dengan ibu jari. Bentuk kaki ini biasanya cocok dengan pointe shoes yang memiliki bentuk box yang lebih runcing.

  • Egyptian

Bentuk kaki ini memiliki ibu jari yang lebih panjang daripada jari telunjuk. Bentuk kaki ini juga biasanya cocok dengan pointe shoes yang memiliki bentuk box yang lebih runcing. Pastikan untuk memilih sepatu yang pas untuk mengurangi risiko munculnya bunion (tulang pangkal jari kaki yang menonjol).

  • Peasant

Bentuk kaki ini memiliki tiga jari pertama yang sama panjang. Bentuk kaki ini biasanya cocok dengan pointe shoes dengan box berbentuk kotak persegi atau sedikit runcing.

  1. Periksa posisi kaki pada bagian box

Coba berdiri pada posisi en pointe. Jari-jari kaki harus pas berada di dalam box pointe shoes, tidak terlalu sempit atau tidak terlalu banyak ruang di dalam box.

  1. Perhatikan panjang bagian wing pada pointe shoes

Panjang wing pada pointe shoes harus menutupi sisi sendi ibu jari kaki (bunions) untuk memudahkan penari dalam bergerak.

Pointe shoes yang tepat dapat membantu kamu untuk bergerak lebih “bebas” di ujung kaki. (Foto: dok. Pribadi)
  1. Periksa posisi tumit pada sepatu

Posisi kain satin pada bagian tumit harus setinggi ⅞ dari tulang tumit. Sebaiknya tidak terlalu tinggi atau rendah.

  1. Perhatikan panjang vamp

Sebaiknya bagian vamp pada pointe shoes tidak terlalu panjang atau pendek agar penari bisa merasa nyaman di posisi jinjit (demi pointe), yang merupakan proses posisi kaki flat/datar menuju gerakan en pointe/ujung jari.

  1. Periksa panjang sepatu dan bagian shank di dalam pointe shoes

Panjang sepatu harus tepat sehingga tidak terasa sempit dan sesak pada kaki, namun tidak terdapat ruang yang terlalu besar ketika memakainya. Posisi shank di dalam pointe shoes harus sejajar dengan telapak kaki agar dapat menopang dengan baik ketika dalam posisi en pointe.

Dua artikel di bawah ini jugabisa kalian baca untuk mencari tahu lebih banyak mengenai fitting atau memilih pointe shoes yang benar: How Do You Fit Pointe Shoes Correctly? dan Finding The Perfect Pair of Pointe Shoes

Agar pointe shoes-mu awet, tidak perlu perawatan yang khusus, tapi ada beberapa hal yang harus diingat. (Foto: Suprapto)

Cara Merawat Pointe Shoes

  1. Keringkan pointe shoes kamu dengan benar

Mayoritas pointe shoes terbuat dari bahan-bahan alami. Saat memakai pointe shoes, kakimu pasti berkeringat, jika dibiarkan dan langsung disimpan di tempat tertutup setelah memakainya, hal ini dapat menyebabkan pointe shoes mudah rusak, berjamur dan bau. Pastikan sepatumu mengering di tempat terbuka sebelum kamu menyimpannya.

  1. Jangan mencuci pointe shoes dengan air

Meskipun terdapat bagian yang kotor pada pointe shoes, kamu tidak bisa mencucinya dengan tangan atau mesin cuci karena dapat merusak pointe shoes tersebut. Salah satu cara membersihkannya adalah dengan menyikat bagian yang kotor dengan sikat gigi, searah dengan alur kain pada pointe shoes.

  1. Segera mengganti pointe shoes apabila sudah tidak nyaman

Mungkin kamu merasa semakin nyaman setelah berkali-kali mengenakan pointe shoes yang sama. Namun, jika pointe shoes kamu sudah terlalu lunak dan tidak bisa memberikan support, segeralah menggantinya. Mengenakan pointe shoes yang sudah tidak bisa memberikan support dengan baik dapat meningkatkan risiko cedera.

Ada cara-cara lain untuk menjaga pointe shoes kalian agar tetap awet, salah satunya bisa kalian baca juga dalam artikel ini.

(Foto: dok. Pribadi)

Saatnya Testimoni!

Kami mengajukan beberapa pertanyaan kepada tiga penari NAMARINA Elizabeth Fantasia Wibawa, Kyana Hasya Imara, dan Irina Putri Sudarsono, tentang pendapat mereka mengenai pointe shoes yang pernah mereka coba. Mari kita simak:

  1. Pointe shoes apa yang kamu pakai saat ini? Dan sudah berapa lama kamu memakai pointe shoes tersebut?

Tasia: Saat ini, aku pakai pointe shoes Grishko Triomphe, baru beli sekitar sebulan yang lalu.

Kyana: Aku sekarang memakai merek Grishko 2007 sudah hampir 4 tahun.

Irina: Saat ini aku pakai pointe shoes merek Gaynor Minden tipe extra flex, sculpted, deep vamp, low heel. Sudah pakai Gaynor sebetulnya dari sekitar tahun 2010 tapi masih berganti  dengan merek lain, lalu sekitar tahun 2015 hanya pakai Gaynor saja, tapi ukuran dan tipenya belum tetap karena belum pernah fitting dengan benar. Sejak 2017 aku pakai pointe shoes Gaynor sesuai dengan ukuran dan tipe yang sudah aku fitting.

  1. Apakah kamu juga pernah mencoba jenis pointe shoes dari merek lain?

Tasia: Sebelumnya aku pakai pointe shoes merek Bloch yang Triomphe juga.

Kyana: Saat pertama kali memakai pointe shoes aku memakai merek Bloch dan juga pernah mencoba merek Gaynor Minden.

Irina: Pernah, pertama kali pakai pointe aku pakai merek lokal tapi hanya sebentar, lalu coba Bloch beberapa tahun, lalu cukup lama pakai Grishko, sempat berganti-ganti model lain tapi yang paling lama aku pakai adalah tipe 2007, lalu ganti dengan Gaynor sampai sekarang.

(Foto: Agatha Aurelia)
  1. Jika iya mengapa kamu memutuskan untuk memilih pointe shoes tersebut? Jika tidak, mengapa pointe shoes tersebut cocok dengan kamu?

Tasia: Aku memutuskan mengganti pointe shoes Bloch yang kumiliki karena kurang awet (setelah dua atau tiga minggu suka patah). Kalau sepatu Bloch lebih awet, aku lebih nyaman pakai Bloch karena lebih mudah ketika melakukan gerakan dalam posisi en pointe. Menurut aku, Grishko shank-nya agak keras jadi aku sering susah memakainya di lantai rumah (tanpa vinyl). Namun, seiring waktu kakiku bisa beradaptasi menggunakan pointe shoes Grishko. Jadi, aku berpikir bahwa kedua merek memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Kyana: Walaupun aku sudah mencoba beberapa pointe shoes merek lain, aku tetap paling nyaman memakai merek Grishko, karena Grishko mempunyai shank yang cukup kuat yang membuat aku lebih mudah ketika balance pada posisi en pointe dan memberi support di kaki. Selain itu model pointe shoes dari Grishko sangat cocok di kakiku, membuat kakiku menjadi lebih cantik saat menari.

Irina: Aku memiliki masalah dengan bunions pada kedua kaki. sebelum berkesempatan melakukan fitting, aku lumayan sering merasa sakit terutama pada bagian bunions saat menggunakan pointe. Setelah melakukan fitting dengan fitter profesional, mereka menyarankan aku untuk menggunakan toe spacer saat mengenakan pointe shoes, dan mencarikan model sepatu yang cocok dan tidak memperparah masalah bunions yang aku miliki. Ternyata setelah mengikuti saran tersebut aku merasa lebih nyaman dan jarang merasa sakit, terutama pada bagian bunions saat mengenakan pointe shoes. maka sampai saat ini aku menggunakan pointe shoes sesuai dengan tipe yang disarankan.

Najla Fasaqintara

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on email