LENTUR

Seputar Sepatu Balet

Pada awal era balet, para penari balet perempuan masih mengenakan sepatu yang memiliki hak (heels). Kemudian seiring berjalannya waktu, sepatu balet mengalami evolusi menyesuaikan teknik tari balet yang menjadi semakin kompleks dan variatif.

La Camargo Dancing, lukisan cat minyak karya Nicolas Lancret, 1730.
(Diambil dari britannica.com)

JENIS-JENIS SEPATU BALLET

Soft Shoes

Soft shoes atau biasa disebut sebagai ballet slippers adalah jenis sepatu balet yang paling umum digunakan di dalam kelas dan digunakan oleh penari laki-laki maupun perempuan. Ballet slippers ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu; berdasarkan bahan sepatu dan bentuk sole/alasnya.

Berdasarkan bahannya, sepatu balet bisa dikategorisasi sebagai berikut:

  • Kanvas
    Bahan ini lebih bisa mengikuti bentuk kaki penari, sehingga ballet slippers ini paling sering digunakan dan sangat cocok untuk penari dari tingkat pemula hingga mahir. Selain itu bahan kanvas mudah untuk dibersihkan.
  • Satin
    Ballet slippers berbahan satin memiliki kesan lebih mewah karena bahannya yang mengilap. Ballet slippers ini jarang digunakan di dalam kelas, karena bahan satin yang tidak terlalu tahan lama untuk penggunaan rutin.
  • Leather/Kulit
    Ballet slippers berbahan kulit adalah yang paling awet untuk digunakan karena bahannya yang lebih keras. Ballet slippers ini juga dapat membantu meningkatkan kekuatan kaki sehingga cocok digunakan oleh penari tingkat madya sampai mahir.
Ukuran ballet slippers harus sesuai dengan kaki penari.
(Photo: Zico Pestalozzi)

Berdasarkan bentuk sole atau alasnya, sepatu balet bisa dikategorisasi sebagai berikut:

  • Full Sole
    Ballet slippers jenis ini memiliki sole yang terbentang dari jari kaki hingga tumit. Ballet slippers ini memiliki stabilitas yang baik dan cocok digunakan oleh penari pemula yang membutuhkan latihan untuk memperkuat pointe kaki.
  • Split Sole
    Ballet slippers ini memiliki dua bagian sole yang terpisah, yaitu pada bagian jari kaki dan tumit. Biasanya ballet slippers ini digunakan oleh penari yang sudah lebih berpengalaman dan kaki yang sudah cukup kuat, karena split sole membantu para penari ini untuk lebih memperlihatkan bentuk arch kakinya.

Tips memilih ukuran ballet slippers!
Pilihlah ballet slippers dengan ukuran yang tidak terlalu besar atau terlalu sempit. Cobalah ukuran ballet slippers ketika akan membeli, jika terdapat terlalu banyak ruang pada bagian depan jari, maka ukurannya terlalu besar. Jika saat mencoba dengan melakukan pointe kamu merasa sempit di bagian tumit, maka pilihlah ukuran yang sedikit lebih besar. Ballet slippers harus nyaman digunakan dan kesepuluh jari kaki dapat berdiri secara sempurna.

Kenapa ukurannya harus pas?
Karena ballet slippers yang terlalu besar tidak dapat mengikuti bentuk kaki penari dengan baik, sehingga penguatan pointe kaki menjadi tidak maksimal. Selain itu, ballet slippers yang terlalu besar membuat guru kesulitan untuk melihat apakah gerakan kaki penari sudah maksimal? Sedangkan ballet slippers yang terlalu sempit cenderung mencengkeram jari kaki penari dan dapat menimbulkan rasa sakit atau cedera.


Character Shoes

Character shoes adalah sepatu yang memiki hak (heels), umumnya berwarna hitam dan dipakai bersama dengan roknya. Sepatu ini disebut sebagai character shoes karena dipakai untuk menarikan tarian character yang merupakan adaptasi dari folk dance beberapa negara dan tentunya setiap negara memiliki karakter tariannya masing-masing. Pada kurikulum Royal Academy of Dance (RAD), character dance baru diperkenalkan untuk pertama kalinya di Grade 1.

Character shoes dipakai dalam pementasan “Indonesiaku”, 2014.
(Photo: Suprapto)

Tahukah kamu?
Character dance dari syllabus Royal Academy of Dance (RAD) di setiap tingkatannya mengadaptasi folk dance dari negara yang berbeda-beda dan memiliki style-nya sendiri.
Inilah berbagai folk dance yang kita pelajari saat menarikan character dance:
Grade 1: Rusia
Grade 2: Hungaria
Grade 3: Ukrania
Grade 4: Hungaria
Grade 5: Polandia


Demi-pointe Shoes

Demi-pointe shoes memiliki bentuk yang sangat mirip dengan pointe shoes, hanya saja tidak memiliki shank sehingga sepatu ini tidak sekeras dan sekaku pointe shoes, jadi sepatu ini tidak dapat menopang penari untuk berdiri di ujung jari kakinya. Pada kurikulum Royal Academy of Dance (RAD), sepatu ini mulai digunakan pada tingkat Intermediate Foundation — ketika kaki penari sudah lebih siap dan kuat — sampai dengan Advanced 2. Demi-pointe shoes membantu para penari untuk mempersiapkan kakinya menggunakan pointe shoes. Penggunaan demi-pointe shoes dapat meningkatkan kekuatan otot kaki dan melatih foot work.

PENTING!
Pemakaian toe pads bukan untuk demi-pointe shoes, tetapi hanya untuk pointe shoes. Jika menggunakan toe pads, jari-jari kakimu tidak akan kunjung terlatih untuk menggunakan pointe shoes dan kekuatan kaki pun semakin tidak terlatih secara maksimal. Jadi, yuk kita menghentikan kebiasaan memakai toe pads saat memakai demi-pointe shoes


Pointe Shoes

Pointe shoes adalah jenis sepatu ballet yang membuat penari dapat berdiri di ujung jari kakinya. Berbeda dengan demi-pointe shoes, pointe shoes memiliiki shank atau bagian keras pada insole (alas bagian dalam sepatu) yang dapat menopang penari ketika sedang melakukan gerakan en pointe.

Pada awal ditemukan sekitar tahun 1800-an, pointe shoes memiliki bentuk yang berbeda dengan yang sekarang kita kenal. Awalnya ujung pointe shoes berbentuk lancip dan tidak kaku, namun seiring berjalannya waktu dan majunya teknologi pointe shoes mengalami banyak perubahan untuk memudahkan para penari berdiri di ujung jari kaki, dan bentuknya seperti yang kita tahu sekarang ini. Umumnya pointe shoes terbuat dari bahan satin, tetapi ada juga yang terbuat dari bahan canvas.

Bagian-bagian/anatomi dari Pointe Shoes:
Pointe shoes memiliki bagian tertentu yang perlu kita ketahui dan dengan mengetahui istilahnya, maka dapat membantu kita saat memilih pointe shoes yang tepat dan nyaman.
WINGS: bagian sisi (luar dan dalam) pointe shoes
TOE BOX: tempat jari-jari kaki dalam sepatu, sehingga jari-jari kaki kita bisa masuk dengan nyaman
OUTER SOLE: bagian luar/alas pointe shoes
WAIST SEAM: jahitan di bagian tengah kaki, biasanya bisa menjadi patokan untuk menjahit pita
BACK SEAM: jahitan bagian tumit, tingginya harus menutupi tumit
HEEL SECTION: bagian tumit harus terasa nyaman, tidak boleh terlalu longgar atau sempit
VAMP: panjang bagian depan pointe shoes
INSOLE: alas bagian dalam pointe shoes
SHANK: bagian yang menopang jari-jari kaki, terletak di bagian dalam, di bawah insole

Pointe shoes memiliki istilah di tiap bagiannya, beberapa perlu kita ketahui untuk membantu kita mencari ukuran sepatu yang tepat.

Frequently Aasked Questions Seputar Pointe Shoes

Q: Kapan seorang penari balet bisa mulai mengenakan pointe shoes?
A: Umumnya seorang penari balet bisa mulai menggunakan pointe shoes jika sudah berusia 11 atau 12 tahun, saat anatomi tubuh seorang anak sudah lebih siap dan kuat. Karena alasan itu, NAMARINA baru mulai memperkenalkan pointe shoes kepada para murid Grade 4.

Q: Kenapa pointe shoes tidak digunakan sejak dini?
A: Karena pada saat menari en pointe, kaki seorang penari harus sudah cukup kuat untuk menopang seluruh tubuhnya pada ujung jari-jari kakinya, hal tersebut memerlukan keahlian, serta otot kaki yang cukup kuat dan latihan yang berkelanjutan.

Q: Apa yang akan terjadi kalau pointe shoes dipakai oleh penari yang belum memenuhi kriteria tersebut?
A: Penggunaan pointe shoes oleh penari yang belum cukup memenuhi kriteria sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan cedera seperti muscle sprain, bahkan dapat mengubah bentuk/anatomi kaki, dan lain sebagainya.

Berdiri di atas pointe shoes memerlukan latihan yang intensif sebelumnya. (Photo: Agatha Aurelia)

Bagaimana cara berdiri di ujung jari kaki saat memakai pointe shoes?

Usahakan penempatan ujung kaki berada pada bagian box yang rata saat berada pada posisi en pointe, seperti nomor 2 dan 5. Kenali dan pelajari di bagian mana kamu harus “berdiri” agar kaki dapat menopang seluruh tubuh dan tidak mudah cedera.

Tips Memilih Pointe Shoes yang Cocok

Ada banyak sekali brand dan jenis pointe shoes, biasanya setiap brand memiliki jenis dan spesifikasi tersendiri untuk penari pemula, menengah, dan mahir. Pilihlah yang paling cocok, nyaman, dan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Sangat penting untuk memilih ukuran yang pas/sesuai. Pointe shoes yang ukurannya tidak sesuai bisa menimbulkan berbagai masalah, entah itu cedera seperti muscle sprain, hingga dapat mengubah bentuk kaki jika tidak melalui latihan yang baik dan benar. Maka dari itu, sangatlah penting bagi kita untuk melakukan fitting sebelum membelinya. Pastikan orang yang membantu fitting paham mengenai pemakaian pointe shoes. Pendapat atau saran dari guru kelas juga bisa membantu.

Tips Seputar Pointe Shoes

  • Kalau ini pertama kalinya kamu menggunakan pointe shoes, janganlah mencoba untuk mematahkan (breaking) pointe shoes-mu, karena berbahaya jika kamu belum mengenal benar posisi kaki en pointe yang seharusnya.
  • Jangan mencuci pointe shoes menggunakan air karena dapat merusak pointe shoes. Bersihkan bagian pointe shoes yang kotor hanya dengan menyikatnya searah dengan alur kain menggunakan sikat gigi yang agak basah. Tapi setiap pointe shoes juga memiliki teknik pembersihannya sendiri, cari tahu lebih dulu cara merawatnya.
  • Segera ganti pointe shoes-mu jika sudah tidak mampu memberikan full support atau sudah terlalu lunak.
  • Biarkan pointe shoes-mu kering dengan cara dianginkan setiap selesai pemakaian, sebelum kembali dimasukkan ke dalam tas.


CARA MEMASANG PITA SEPATU BALLET

Setelah mengenal beragam jenis sepatu balet, tentunya kita juga perlu mengetahui cara mengikat sepatu balet dengan baik dan benar. Cara ini perlu dilatih agar nantinya kita dapat memakai pointe shoes dengan lebih aman dan nyaman.

Kita mulai dari cara menjahit pita pada sepatu. Kita memerlukan pita satin pink/peach dengan panjang sekitar 2,5 meter. Potong pita tersebut menjadi empat bagian yang sama panjang. Sebelum menjahit pita, kita harus menemukan tempat yang benar untuk menjahitnya. Jika sepatu yang kamu miliki mempunyai elastic/karet, maka lepaskan elastic/karet tersebut dan jahitlah pitamu di tempat yang sama. 

Menjahit tali sepatu di tempat yang benar memengaruhi kerapian dan kenyamanan memakai sepatu balet.

Jika sepatu yang kamu miliki masih baru, maka kalian perlu menemukan posisi yang tepat untuk menjahit pita dengan bantuan metode berikut:

  • Ambil sepatu balet dan tekuk bagian belakang sepatu/tumit ke arah depan dan samakan garisnya, hingga kamu dapat menemukan dua titik di kedua sisi sepatu, kemudian beri tanda pada titik tersebut.
  • Setelah menemukan kedua titik tersebut, cobalah sepatu tersebut di kaki. Kedua tempat yang telah ditandai harus sejajar dengan ketinggian punggung kaki. Jika belum sejajar, tandai tempat yang baru.
  • Pada salah satu ujung pita; lipat lebih dari 1 cm, lalu lipat sekali lagi dan jahitlah, lalu jahitkan lipatan tadi ke lapisan dalam sepatu balet yang sudah diberi tanda, pastikan juga apakah sisi bagian luar pita sudah benar.
    Berhati-hatilah untuk tidak menjahit terlalu dalam hingga menembus bagian luar sepatu. Jahitlah di lapisan dalamnya saja, dan pastikan kalian tidak menjahit di bagian jalur tali sepatu.
  • Setelah menjahit empat potong pita pada keempat sisi bagian dalam sepatu balet kalian, kini tiba waktunya untuk mengetahui cara mengikat pita sepatu balet.

Supaya lebih jelas, kalian bisa melihat video ini

Dengan memakai pita, kaki kalian akan terlihat lebih elegan tanpa khawatir sepatu akan terlepas dari kaki, sambil memastikan bahwa kaki kalian dapat melakukan pointe dengan lebih baik.

STEP 1
Masukkan kaki ke dalam sepatu dengan nyaman. Hal ini lebih baik dilakukan dengan posisi salah satu kaki berlutut, karena flexes kaki akan berada pada tempat yang benar (bentuk kaki 90 derajat). Peganglah pita di kedua tangan.

STEP 2
Ambillah pita pada bagian dalam kaki, seberangkan ke bagian depan pergelangan kaki, melewati sekitar pergelangan di atas mata kaki, sekitar tumit, kembali ke bagian depan kaki dan memegangnya tepat di atas tulang pergelangan kaki di dalamnya.

STEP 3
Setelah itu ambil pita yang melekat pada bagian luar kaki, menyeberang bagian depan pergelangan kaki, melewati sekitar bagian dalam pergelangan kaki, sekitar tumit, kembali menyeberang bagian depan kaki, melewati belakang dan kemudian berhenti di atas tulang pergelangan kaki di dalamnya. (pita ini mengelilingi kaki di atas pita sebelumnya).

STEP 4
Ambil kedua ujung pita dan lalu ikat dengan benar di samping/bagian dalam kaki. Setelah diikat, tinggalkan panjangnya pita sekitar 4-5 cm, kemudian potong sisanya.

STEP 5
Selipkan sisa pita yang keluar pada sekitar pergelangan kaki bagian dalam. Jika merasa sulit memasukkannya, kalian dapat menggunakan pin/jepit untuk membantu mendorong pita ke dalam.

STEP 6
Setelah panjang pita disesuaikan, kamu perlu merapikan ujung pita agar tidak berjumbai. Metode yang efektif adalah dengan membakar ujung pita dengan cara; perlahan-lahan dekatkan ujung pita tepat di atas api selama satu hingga dua detik. Ketika pita sudah mulai mencair, jauhkanlah dari api. Pita yang terbakar akan mencair dan akan segera mengeras. Jika belum berani atau belum boleh menggunakan api, minta tolong orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk melakukannya.

Untuk menjaga agar pita tidak keluar saat ujian, pertunjukan maupun perlombaan, kamu bisa menyemprotkan hairspray di tempat kalian menyelipkan ujung pita. Kandungan dari hairspray akan membuat pita mengeras dan menahan ujung pita tetap berada di tempatnya.

Aisha Antinasari Ekaputri & Nickend Ayuthia

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on email