Lentur Highlight Archives - NAMARINA https://namarina.org/category/highlight/ Ballet - Jazz - Fitness Wed, 17 Apr 2024 02:20:49 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.5.3 https://namarina.org/wp-content/uploads/2020/10/cropped-FavIcon-NAMARINA-01-32x32.png Lentur Highlight Archives - NAMARINA https://namarina.org/category/highlight/ 32 32 Teknik Dasar Ballet: Allegro https://namarina.org/teknik-dasar-ballet-allegro/ Sat, 30 Jul 2022 05:00:00 +0000 https://namarina.org/?p=4846 Gerakan loncatan dalam balet biasanya disebut “allegro”, berasal dari Bahasa Italia “allegria”, yang dalam bahasa inggris berarti happy atau lively. Jadi, gerakan allegro seharusnya dilakukan dengan penuh energi dan memberi rasa gembira. Saat melakukan petit allegro yang lincah dan berpindah dengan cepat, maupun grand allegro yang luas dan besar, penari perlu terlihat ringan dan bebas, […]

The post Teknik Dasar Ballet: Allegro appeared first on NAMARINA.

]]>
Gerakan loncatan dalam balet biasanya disebut “allegro”, berasal dari Bahasa Italia “allegria”, yang dalam bahasa inggris berarti happy atau lively. Jadi, gerakan allegro seharusnya dilakukan dengan penuh energi dan memberi rasa gembira.

Saat melakukan petit allegro yang lincah dan berpindah dengan cepat, maupun grand allegro yang luas dan besar, penari perlu terlihat ringan dan bebas, namun tetap terkontrol.

Apa saja hal yang kita perlukan untuk melakukan gerakan loncatan dengan baik dan aman?

Yuk kita bahas dalam artikel kali ini!

POSTUR YANG BAIK

Postur yang baik dimulai dari postur yang benar di posisi satu

Agar dapat melakukan loncatan yang baik, kita harus berdiri siap dengan postur yang benar terlebih dahulu, supaya tubuh siap dan otot dapat bekerja dengan tepat. Postur yang baik juga membuat kita lebih mudah bergerak ke segala arah.

Bagaimana bentuk postur yang baik dalam ballet?

Seluruh bagian tubuh tersusun SATU GARIS di TENGAH.

Dari kepala, badan atas, pelvis/panggul, dan kaki tersusun vertikal ke atas, kemudian kaki sebagai dasar tumpuan yang berhubungan dengan lantai dapat menyalurkan beban tubuh ke lantai dengan seimbang.

Badan bagian atas-bawah, kanan-kiri, depan-belakang, selalu SEIMBANG dan BEKERJA SAMA.

Setiap anggota tubuh dan otot saling berhubungan dan bekerjasama dalam setiap gerakan. Kerja otot yang seimbang akan membuat kita dapat menghasilkan kualitas gerakan yang baik dan terkontrol.

Hips/pelvis SQUARE, tidak terputar atau miring.

Dalam ballet, pelvis/panggul adalah pusat kontrol gerakan. Pelvis berada di tengah badan, menghubungkan badan atas (torso) dan badan bawah (kaki). Penempatan pelvis akan berpengaruh pada stabilitas kedua bagian badan tersebut.

Bentuk badan tucked in (kiri) dan tucked out (tengah) menyebabkan postur badan tampak kurang baik.
Yang seharusnya dilakukan agar otot dapat bekerja secara maksimal adalah meluruskan badan seperti gambar kanan.

Jika pelvis kita:

  • Miring
    • badan kita keluar dari garis tengah, sehingga center badan tidak seimbang.
  • Tucked out/tilted forward
    • punggung menjadi melengkung
    • kaki tidak bisa melakukan turn out
  • Tucked in
    • lutut tidak bisa lurus

Video berikut bisa menjadi salah satu latihan untuk melatih postur yang baik

Coba kita merasakan:

  • Perut panjang ke atas dan punggung menuju ke bawah.
  • Ribs (tulang rusuk) bagian bawah berada persis di atas hips/panggul.

Penempatan berat badan yang benar.

Sebagai bagian tubuh yang menempel di lantai, penempatan berat badan pada kaki harus tepat. Penempatan berat badan ini terbagi pada 3 titik di telapak kaki: sisi ibu jari, samping kelingking, dan tumit. Dalam balet, berat badan kita sedikit lebih ke depan supaya lebih mudah bergerak ke segala arah.

Distribusi/penyebaran berat badan pada telapak kaki juga penting, dengan penempatan berat badan yang benar, maka kita bisa lebih mudah dalam bergerak.

Postur kuat namun selalu dinamis

Postur yang kuat bukan berarti diam dan kaku. Postur yang baik mampu menanggapi, menyesuaikan dan mengontrol perpindahan berat badan serta perubahan gerakan.

TURNOUT

Tidak ada balet tanpa turnout!

Apa itu turnout?

Turnout adalah gerakan memutar keseluruhan kaki (dalam satu kesatuan) dimulai dari hip joints sampai jari kaki, ke arah luar.

Bagaimana bentuk anatomi kita saat melakukan turnout?

Mengapa kita memerlukan turnout?

Tubuh kita cenderung lebih mudah bergerak ke arah depan. Namun dalam melakukan gerakan balet, kaki perlu bisa menjangkau dan bergerak ke semua arah termasuk ke samping dan belakang. Dengan melakukan turnout, kita dapat melakukan gerakan kaki dengan jangkauan lebih luas.

Tetapi, turnout adalah sesuatu yang tidak alami untuk dilakukan tubuh kita. Secara anatomi, melakukan gerakan turnout membuat badan kita tidak seimbang. Maka dari itu, kita perlu membangun kekuatan otot dan kontrol yang baik pada badan bagian atas, pelvis, kaki, dan memahami cara menempatkan berat badan, sehingga fungsi turnout dapat dirasakan dalam bergerak.

Simak video dari YouTube ini untuk melatih turnout kalian

Bagaimana cara melakukan turnout yang baik?

  1. Turnout dimulai dari HIPS dan PAHA.

Secara anatomi, lutut dan pergelangan kaki tidak bisa diputar (bukan sendi peluru), maka perputaran kaki harus dimulai dari pangkalnya di hip joints, yaitu sendi pertemuan antara hips/panggul dan tulang paha.

Otot utama yang dipakai saat melakukan turnout:

  • Lateral hamstring (otot paha bagian belakang)
  • Deep internal rotator (otot-otot kecil di daerah sendi panggul dan paha)
  • Tentunya dibantu otot lainnya di sekitar panggul dan paha.

JANGAN PERNAH

Memaksa turnout sampai 180°

  • Otot dan ligamen di lutut akan mengalami “stress”, padahal bagian tersebut harus bekerja untuk menjaga sendi lutut agar tidak “salah tempat” yang bisa menyebabkan terjadinya cedera.
  • Tidak ada gunanya, karena memaksa gerakan ini tidak akan memperkuat otot paha dan pelvis.

Memaksa turnout dari lutut atau pergelangan kaki.

  • Jari dan lutut menjadi tidak berada dalam satu garis, hal ini meningkatkan risiko cedera pada kaki.
  • Berbahaya untuk lutut karena sendi dan ligamen di lutut menjadi terputar.

2. TURNOUT adalah sebuah GERAKAN, bukan posisi diam.

Otot-otot turnout harus terus bekerja untuk mempertahankan turnout sebelum bergerak, selama bergerak, sampai kita selesai melakukan rangkaian gerak.

3. Quality Over Quantity

Banyak faktor yang memengaruhi derajat jangkauan putaran turnout, antara lain; struktur tulang dan sendi, kelenturan ligamen dan otot di sekitar hips dan paha.

Struktur tulang dan sendi tidak dapat kita ubah, satu-satunya yang dapat kita latih dan perkuat adalah otot-otot yang dipakai untuk melakukan turnout. Kekuatan untuk mempertahankan turnout sama pentingnya dengan besarnya derajat turnout yang dapat kita capai. Turnout yang terkontrol lebih baik daripada turnout yang “sempurna” tapi tidak dapat dipertahankan.

“It is not how much turnout you have that is important, it is how you use what you have”.

PLIÉ YANG BAIK DAN BENAR

Gerakan plié sangat penting dan mendasar dalam balet.
Gerakan ini selalu dilakukan sejak kita pertama kali mengikuti kelas balet hingga kita berada di tingkat mahir.

Apa itu plié?

Plié adalah gerakan bending atau menekuk lutut. Terdapat dua jenis plié, yaitu; grand plié dan demi plié.

Mengapa kita memerlukan plié dalam loncatan?

Plié adalah gerakan dasar yang sangat penting. Gerakan menekuk lutut ini ada dalam sebagian besar gerakan balet. Dalam allegro, plié adalah sumber tenaga dan berfungsi untuk melindungi lutut dan kaki dari cedera. Loncatan yang baik dimulai dari plié yang baik pula. Plié harus dilakukan dengan benar untuk bisa melompat dan mendarat dengan mudah, bertenaga, dan aman.

Simak video detail mengenai cara melakukan plié ini

Seperti apa plié yang baik dan benar?

  1. Turnout dapat dipertahankan dengan baik.

Pastikan lutut yang ditekuk searah dengan jari kaki. Rasakan juga paha dan pelvis diputar ke arah luar.

  1. Plié dilakukan secara MENGALIR.

Plié adalah sebuah gerakan, bukan posisi diam. Do not stuck at the bottom of your plié. Plié tidak pernah “berhenti”, gerakan ini seperti melakukan gerakan slow motion, supaya otot selalu siap untuk menyambung ke gerakan berikutnya.

  1. Penempatan berat badan yang tepat.

Berat badan harus berada di center atau tengah badan. Jaga tumit, telapak kaki, dan seluruh jari kaki tetap menempel di lantai.

  1. Postur kuat dan memanjang ke atas

Saat plié, postur badan dijaga kuat dan memanjang ke atas sehingga loncatan akan terasa lebih ringan dan mudah. Postur yang kuat akan membantu menyerap hentakan dan menopang berat tubuh sehingga tidak membebani kaki.

TAKE OFF!

Setelah melakukan plié, kemudian kita mendorong lantai dengan kuat supaya bisa melambung ke udara.

Contoh dalam melakukan gerakan sautés (loncatan pada first position of the leg):

  1. Dorong ke lantai menggunakan kedua kaki

Rasakan kaki ingin menjauh dari lantai, sambil kemudian meluruskan lutut.

Otot yang dipakai saat take off dalam sautés:

  • Hamstring (otot paha belakang) untuk mempertahankan turnout.
  • Gluteus maximus (otot pantat) untuk meluruskan sendi pinggul dan paha setelah ditekuk dalam plié.
  • Quadriceps (otot paha depan) untuk meluruskan lutut.
  • Gastrocnemius (otot betis) untuk meluruskan pergelangan kaki, sehingga kaki menjadi point ke lantai.

  1. Articulate the feet

Otot-otot di telapak kaki sampai ujung jari juga memberi tenaga tambahan dalam loncatan. Kaki yang point membuat kita bisa loncat lebih mudah dan juga lebih bagus dilihat. Urutan telapak kaki melepas dari lantai: Heel – Ball – Toe! Dorong kuat jari kaki ke lantai seperti panah.

  1. Jaga badan atas, hips, dan kaki berada tetap dalam satu garis lurus.

Dalam meloncat, kita menuju ke atas, maka postur yang kuat dan memanjang ke atas tentunya mempermudah kita melakukan loncatan.

IN THE AIR

Sautés merupakan dasar dari beragam jenis loncatan. Maka, sebelum melakukan ragam loncatan lainnya kita harus bisa melakukan sautés dengan baik dan benar.

Ketika melakukan loncatan, kita harus menuju ke udara secepat mungkin dan mendorong permukaan lantai dengan kuat dapat membuat loncatan semakin tinggi.

  1. Rasakan kaki MEMANJANG supaya loncatan terlihat kuat dan melambung. Lalu, pastikan jari kaki point mengarah ke lantai. Apabila jari kaki kamu sickled in (jari melengkung ke arah dalam), bisa menyebabkan kamu cedera ketika mendarat.
  1. Rasakan pinggul dan lower back terangkat naik ke atas supaya loncatan terlihat lebih tinggi.
  1. Koordinasi dengan tangan dan arah kepala.

Gerakan allegro memiliki variasi arah kepala dan posisi tangan. Arah kepala yang sesuai, fokus mata yang tepat, dan tangan yang dibentuk dengan baik, membuat gerakan terlihat lebih ekspresif dan menarik.

  1. Badan atas yang rileks namun terkontrol.

Badan yang terlalu tegak dan kaku akan menghambat loncatan. Jaga bahu rileks dan rasakan badan lebih luas dan “bebas”.

  1. Bersiaplah untuk mendarat.

Setelah berada di udara, kamu harus segera bersiap untuk mendarat di lantai. Pendaratan dapat dilakukan dengan kedua kaki atau salah satu kaki.

Gerakan yang tampak sederhana ternyata melibatkan banyak hal dalam anggota tubuh kita. Dengan melatihnya secara benar, tubuh kita dapat melakukannya dengan lebih lancar dan tentunya bermanfaat bagi perkembangan tubuh kita.

SAFE LANDING

Kita telah memulai dengan plié yang baik, loncat dengan kuat, dan tentunya harus diselesaikan dengan memahami cara mendarat yang benar, agar kita dapat mendarat dengan aman dan kemudian dapat melanjutkan gerakan berikutnya tanpa merasa kesulitan.

Apa yang harus diperhatikan ketika mendarat?

  1. Lakukan plié yang “empuk” dan halus.

Plié yang baik akan menyerap benturan kaki dengan lantai. Jangan pernah mendarat dengan lutut lurus karena dapat menyebabkan cedera! Lakukan plié yang baik untuk melindungi lutut dan ototmu. Ingat juga untuk menjaga turnout kaki supaya pendaratan lebih stabil.

  1. Articulate the feet: TOE – BALL – HEEL!

Ketika mendarat, mulailah menyentuh lantai dari jari kaki, ball of the foot, dan kemudian tumit.

Hal ini akan membuat pendaratan kita bisa lebih lembut dan tidak bersuara. Juga membantu kita mempertahankan weight placement yang benar (tidak langsung jatuh ke bagian tumit, tetapi merata ke seluruh bagian telapak kaki).

  1. Letakkan tumit ke lantai.

Dalam loncatan cepat sekalipun, tumit harus sempat menyentuh lantai supaya kita mempunyai tenaga lebih maksimal untuk melakukan loncatan berikutnya.  

  1. Menjaga postur tetap kuat dan memanjang ke atas.

Postur yang kuat akan membantu otot kaki supaya tidak bekerja terlalu berat.

Otot perut yang kuat, tulang punggung, dan pelvis yang stabil akan menyerap efek benturan dengan lantai sehingga kita dapat terhindar dari cedera.

HAL PENTING LAINNYA DALAM ALLEGRO:

  • Exercises penunjang

Untuk melakukan gerakan allegro dengan tepat dan kuat, tentunya otot-otot sudah dilatih dari sejak barre exercises, dimulai dari bagaimana melakukan plié dan fondu yang baik. Dalam tendus, glisses, jetés, dan frappés kita melatih otot-otot kaki saat berhubungan dengan lantai dan artikulasi kaki. Setelah pikiran dan tubuh kita memahami dan menguasai teknik dasar ini, barulah kita dapat menerapkannya saat gerakan allegro.

  • Musik dan dinamika gerakan

Dengarkan musik dengan baik supaya loncatan sesuai dengan tempo, irama, dan aksen musik. Tentukan kapan kita akan melakukan loncatan besar, linking steps, atau loncatan yang cepat dan lincah. Dengan memahami musik dan merancang dinamika gerakan, kita dapat mengatur tenaga lebih baik dan rangkaian gerak terlihat lebih jelas dan menarik.

  • Imajinasi

Apa yang kita bayangkan saat meloncat?

Misalnya: bermain trampolin, sehingga loncatan terasa ringan. Bisa juga menjadi roket, sehingga loncatan kita dapat terbang melesat ke atas dan bertenaga. Atau membayangkan kaki seperti anak panah yang mendorong tajam ke bawah sehingga kaki dapat lebih point. Dengan berimajinasi, kita juga dapat membuat loncatan lebih bebas dan terasa menyenangkan.

  • Pernapasan

Otot memerlukan oksigen sebagai sumber tenaga. Untuk itu, atur napas dengan baik supaya otot kuat melakukan rangkaian gerakan allegro. Selain itu, pernapasan yang baik akan membuat kita lebih rileks sehingga tubuh kita tidak tegang dan loncatan bisa lebih ringan. Menarik napas saat kita mencapai titik tertinggi juga dapat membuat loncatan kita terasa lebih tinggi dan terlihat lebih lama berada di udara.

Loncatan sederhana sampai yang paling kompleks memerlukan pemahaman teknik dasar. Berbagai tahapan exercises juga perlu dikuasaiuntuk membangun kekuatan otot kaki dan postur. Hal ini penting supaya kaki dapat memproduksi tenaga dan terutama untuk mencegah cedera.

Selain membutuhkan teknik dan tenaga yang kuat, loncatan dalam ballet dapat terlihat indah dan menarik karena koordinasi arah tangan dan kepala dengan tepat, dapat menyatu dengan dinamika musik, ditambah ekspresi tubuh yang sesuai.

Untuk itu, pastikan tubuh kita paham bagaimana cara melakukan loncatan yang tepat dan aman, lalu kemudian kita dapat mengembangkan aspek lainnya sehingga dapat menghasilkan kualitas gerakan allegro yang baik.

Tim LENTUR juga ingin membagi beberapa website yang sesuai dengan topik kali ini:

How To Improve Your Ballet Posture

Body Placement for Ballet Students

Turnout 101

Exercise for Ballet Dancers

Kalian juga bebas untuk eksplorasi website lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan, ya! Jangan lupa, kalau ada yang ingin kalian tanyakan, silakan langsung bertanya pada guru kalian.

Aurelia Arini & Najla Fasaqintara

The post Teknik Dasar Ballet: Allegro appeared first on NAMARINA.

]]>
Tanya-Jawab dengan Finalis Lomba Internal NAMARINA https://namarina.org/tanya-jawab-dengan-finalis-lomba-internal-namarina/ Sat, 28 Aug 2021 05:00:00 +0000 https://namarina.org/?p=4262 Di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung, untuk pertama kalinya NAMARINA mengadakan Internal Ballet & Jazz Dance Competition 2021 secara virtual. Walaupun tanpa tatap muka secara langsung, para murid NAMARINA mengikuti kompetisi dengan antusias tinggi dan penuh semangat. Final Internal Ballet & Jazz Dance Competition 2021 yang terlaksana pada tanggal 22 Agustus 2021 lalu, ditayangkan […]

The post Tanya-Jawab dengan Finalis Lomba Internal NAMARINA appeared first on NAMARINA.

]]>
Di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung, untuk pertama kalinya NAMARINA mengadakan Internal Ballet & Jazz Dance Competition 2021 secara virtual. Walaupun tanpa tatap muka secara langsung, para murid NAMARINA mengikuti kompetisi dengan antusias tinggi dan penuh semangat. Final Internal Ballet & Jazz Dance Competition 2021 yang terlaksana pada tanggal 22 Agustus 2021 lalu, ditayangkan melalui live streaming YouTube NAMARINA. Kompetisi yang dilakukan secara virtual ini merupakan hal yang baru dan membutuhkan banyak persiapan, baik bagi panitia maupun para peserta. Kali ini Tim LENTUR ingin mengetahui cerita menarik di balik persiapan serta kesan/pesan dari beberapa finalis Internal Ballet & Jazz Dance Competition 2021 kali ini :)) Selamat menyimak!

FINALIS KATEGORI 1: Anya Prameswari (Kelas Grade 2)

Anya Prameswari, salah seorang finalis Kategori 1 Internal Ballet Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan Anya dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak langsung perform di hadapan juri maupun penonton?

A: Sebenarnya, ini kompetisi ballet pertama yang aku ikuti. Jadi, aku kurang begitu mengerti bagaimana rasanya ikut kompetisi ballet di panggung di hadapan juri dan penonton. Tapi, buat aku, IBC 2021 kemarin sangat menyenangkan and I gave my all. Biarpun aku tidak bisa melihat juri dan penonton secara langsung, pada waktu aku menari, aku membayangkan ada juri-juri di depan aku. Rasanya jadi deg-degan juga akhirnya, karena, aku tahu sebenarnya mereka melihat aku juga lewat ZOOM. Selain itu juga, yang bikin deg-degan kalau tiba-tiba internet-nya mati, lampu mati atau tiba-tiba baterai di komputer habis.  

Q: Bagaimana perasaan saat mendapat latihan tambahan khusus bersama koreografer tarian melalui ZOOM

A: Senang sekali! Karena sebenarnya, aku sendiri kurang mengerti kalau hanya dikasih contoh lewat YouTube saja. Aku kurang tahu tariannya tentang apa, terus kepalanya harus lihat ke mana, dan lain-lainnya. Jadi, latihan tambahan membuat aku tambah tahu, terus juga aku senang karena kelas ballet-nya jadi lebih sering, jadi bisa ketemu teman-teman juga walaupun online.

Q: Apa ada kesan/pesan lain untuk NAMARINA atau teman-teman yang lain?

A: Aku senang bisa compete dan latihan bersama dengan teman-teman lain di dalam kelas, even though semua latihannya online. Karena buat aku, ballet rasanya sangat menyenangkan kalau di-share dengan teman-teman di kelas. Whether it’s online or offline, I know teman-teman sekelasku di NAMARINA will always support each other, right? 

FINALIS Kategori 2: Latisha Sarra Mahendra (Kelas Grade 4)

Latisha Sarra Mahendra, salah seorang finalis Kategori 2 Internal Ballet Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan Latisha dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat latihan dan tidak langsung tampil di hadapan juri maupun penonton?

A: Saya sangat senang, dengan adanya kesempatan untuk dapat mengikuti IBC 2021. Satu sisi saya juga sedih karena tidak bisa berada di atas panggung, dan tidak bisa bertemu dengan teman-teman yang lain untuk saling support.

Q: Bagaimana perasaan kamu mendapat latihan tambahan khusus bersama koreografer tarian melalui ZOOM

A: Awalnya cukup sulit untuk dapat mengerti teknik yang ada di dalam tarian tersebut, apalagi ketika jaringan on-off. Tetapi karena memang mengharuskan saya berlatih secara ZOOM dan tetap bisa bertemu dengan teman-teman yang lain akhirnya saya bisa menyesuaikan diri.

Q: Apa ada kesan selama latihan/pesan lain untuk NAMARINA atau teman-teman yang lain?

A: Ada, dan sangat berkesan. Saya berlatih di NAMARINA mulai dari umur 3 Tahun (Pre Ballet) sampai sekarang Grade 4. Banyak sekali pelajaran, teknik, pengalaman dan teman baru yang saya dapatkan. Mulai dari tampil ballet di panggung yang besar tanpa ada pendampingan dari orang tua, dipilih jadi tokoh di salah satu pementasan, dan yang paling sangat saya banggakan bersama teman-teman “Lethalora” (arahan Ms. Rani dan Ms. Nickend ) adalah mendapatkan Juara 3 Dance Prix Indonesia 2019 dan Juara 1 Group Category di Bandung International Dance Competition 2019.

Last but not least, yang selalu saya ingat dari nasihat orang tua dan guru-guru di NAMARINA adalah: kejar mimpi, terus berlatih. Menjadi pemenang adalah BONUS, jadi jangan kecewa ketika kita belum berhasil memenangkan suatu perlombaan dan jangan pernah merasa puas!

Kategori 3: Katya Medina Herlambang (Kelas Intermediate)

Katya Medina Herlambang, salah seorang finalis Kategori 3 Internal Ballet Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan kamu dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak langsung perform di hadapan juri maupun penonton?

A: Perasaan saya mengikuti lomba internal tahun ini cukup berbeda dengan perasaan saya saat mengikuti lomba internal tahun-tahun yang lalu karena lomba tahun ini dilakukan serba online yang mungkin masih cukup asing untuk saya  karena sudah terbiasa dengan lomba yang offline dan juga ketika menari feel-nya kurang dapat, tidak seperti apa yang dirasakan saat menari di atas panggung.

Q: Apakah ada perbedaan dengan persiapan lomba internal sebelumnya?

A: Mungkin perbedaannya adalah ketika latihan, karena kalau latihan biasanya ‘kan offline jadi di studio besar dan sekarang semuanya dilakukan secara online dimana ruangan dan tempatnya kurang cukup untuk bisa latihan semaksimal mungkin.

Q: Apakah kamu punya ritual khusus sebelum mengikuti lomba? Apakah ritual lomba offline dan online berbeda?

A: Ritual khusus yang dilakukan pastinya adalah latihan terus menerus dan juga latihan menguasai tarian dan juga gerakannya agar maksimal, perbedaannya dengan yang offline adalah ketika offline kita bisa lebih maksimal mengoreksi diri kita sendiri dan juga ruangannya lagi lagi yang lebih besar.

Finalis Kategori 4 : Aurel Larasati (Kelas Advanced 2)

Aurel Larasati, salah seorang finalis Kategori 4 Internal Ballet Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan kamu tentang lomba IBJC kali ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak berhadapan langsung dengan juri?

A: Untuk keterbatasan tempat, aku harus mengutak-atik beberapa gerakan supaya dapat terlihat lebih bagus, memperhatikan angle mana yang bagus dan tidak, dan kadang aku merasa kurang melakukan gerakan secara “full” karena tempatnya ga cukup. 

Rasanya tidak berhadapan dengan juri, awalnya aku kira aku ga bakal se-nervous itu, ternyata tetap ngerasain banget malahan. Rasanya masih dilihat sekali oleh mereka walaupun tidak terlihat di depan mata. It’s a unique feeling, I guess? hahaha…

Q: Apakah kamu punya ritual khusus sebelum lomba? Apakah ada perbedaan antara ritual khusus yang dilakukan sebelum lomba offline dengan lomba online kali ini?

A: Seluruh lomba yang sama itu adalah berdoa supaya menarikan tarian dengan baik dan aku suka melakukan ‘self talk’ buat tenangin diri sendiri, dimana aku seperti berbicara dengan diriku secara verbal seperti ‘jangan lupa point kakinya’, ‘yuk, jangan deg2an, pasti kamu bisa’, ‘senyum, senyum!’, dan kata-kata motivasi lainnya. 

Bedanya adalah aku bisa merasakan ketenangan tanpa adanya pressure dari peserta lainnya. Jadi aku lebih bisa yakin banget sama diri sendiri.

Q: Bagaimana rasanya bisa mendapat latihan tambahan khusus bersama koreografer via ZOOM?

A: Aku seneng ada latihan khusus ini! Karena arahan dari mereka membuat aku bisa memperhatikan detail-detail kecil, lebih jelas dalam bagaimana cara menggerakkan suatu gerakan, dan akhirnya bisa “berkumpul” juga bersama peserta lainnya. Mereka juga membantu kita untuk tetap semangat dan tidak pantang menyerah dan juga membantu dalam hal kecil seperti kostum apa yang akan cocok dipakai oleh peserta.

Kalau kalian penasaran dengan para juara di setiap kategori Internal Ballet Competition 2021 yang lalu, NAMARINA sudah menyiapkan playlist di YouTube-nya! Tap atau ketuk di tulisan ini, ya 🙂

FINALIS IJC KATEGORI A: Kalyca Nathania (Kelas Jazz Ballet Pre Elementary 2)

Kalyca Nathania, salah seorang finalis Kategori A
Internal Jazz Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan kamu dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak langsung perform di hadapan juri maupun penonton?

A: Pasti ada rasa sedihnya karena tidak bisa tatap muka langsung, pakai ZOOM juga agak susah karena sangat tergantung koneksi, jadi kekhawatirannya nambah. Terus karena pakai ZOOM jadinya suara sama gerakan pasti dilihat oleh juri dan audience lain itu tidak sync, jadi ada jeda antar koneksi. Tapi juga ada senangnya karena masih dikasih kesempatan untuk mengikuti lomba, ngerasain deg-degannya lomba lagi. Keuntungannya online itu rasanya ada tambahan waktu buat siap-siap dibandingkan offline, untuk bikin videonya juga bisa di-retake semaunya sampai ngerasa puas.

Q: Bagaimana perasaan kamu mendapat latihan tambahan khusus bersama koreografer tarian melalui ZOOM

A: Latihan tambahan melalui ZOOM ini juga ada sedihnya karena beda vibes-nya sama tatap muka, kadang ada masalah koneksi juga jadi ketinggalan beberapa gerakan.

Q: Untuk tarian bebas kemarin, kamu sudah membuat koreografi sebelumnya atau freestyle on the spot saat recording? Proses pembuatan tarian/pemilihan lagunya bagaimana?

A: Aku sudah membuat koreografi dulu sebelumnya. Sebenarnya itu seperti pengembangan freestyle. Untuk pemilihan lagu aku pilih yang menurut aku asik beat-nya yang menurut aku pas sama style aku dan lagi hits sekarang. Aku dengerin lagu itu beberapa kali dulu, terus aku coba freestyle sambil di-video-in. Dari video itu aku tonton dan aku ubah gerakan yang menurut aku kurang pas.

FINALIS IJC KATEGORI B: Aisha Antinasari (Kelas Jazz Ballet Intermediate)

Aisha Antinasari, salah seorang finalis Kategori B
Internal Jazz Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan kamu dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak langsung perform di hadapan juri maupun penonton?

A: Rasanya agak aneh, karena benar-benar beda dari IJC sebelumnya. Kalau latihan di rumah space-nya sempit, jadi harus ke tempat lain yang lebih luas untuk record videonya dan aku harus coba berulang kali dulu untuk mengenali space-nya. Tidak tampil langsung di hadapan juri dan penonton juga rasanya sangat berbeda, yang dilihat hanya kamera dan layar, tidak ada suara dukungan dan tepuk tangan dari teman-teman/penonton juga. Saat live semifinal via ZOOM juga ada rasa takut muncul gangguan teknis seperti jaringan internet tiba-tiba jelek atau delay antara lagu dan gerakan karena lagunya via share sound.

Q: Bagaimana perasaannya di tahun ini, karena tidak ada lomba grup?

A: Sebenarnya yang seru dari IJC itu lomba grup, karena kami buat semuanya sendiri dan melatih kerjasama mulai dari menentukan tema, lagu, buat koreografi, sampai ke kostumnya. Jadi, karena tahun ini tidak ada lomba grup, aku agak sedih juga. Akhirnya tahun ini jadi tahun pertamaku mengikuti IJC kategori solo, biasanya aku hanya mengikuti yang grup. Walau ikut solonya via online, untuk dapat pengalamannya ini tetap worth to try. Semoga IJC selanjutnya sudah bisa kembali seperti sebelumnya, ya.

Q: Apakah kamu lebih memilih ada tarian wajib di awal lalu menarikan tarian free (seperti lomba internal sekarang) atau dari awal sudah menarikan tarian sendiri/freestyle? Atau mungkin lebih suka yang bagaimana?

A: Aku pilih tetap ada tarian wajib, karena sejujurnya aku kurang bisa buat koreografi atau freestyle dengan lagu yang kurang familiar buatku. Tapi adanya tarian wajib juga bisa membuat juri menilai peserta menarikan tarian yang sama dengan kemampuan dan style-nya masing-masing. Setelah itu baru peserta bisa memperlihatkan kemampuan/keahlian/style tarian yang paling disuka/cocok, jadi peserta juga bisa menampilkan dua style yang berbeda di depan juri dan penonton.

Q: Coba ceritakan sedikit pengalaman  IBC 2021 kamu kali ini, karena kamu juga ikut lomba Internal Ballet, kan?A: IBC Tahun ini jadi pengalaman baru banget buat aku. Biasanya kalau IBC kan nari bareng-bareng dulu, kalau lolos babak selanjutnya baru sendiri-sendiri. Tahun ini narinya dari rumah masing-masing via ZOOM, tidak ada penonton, sebelum mulai tidak bisa warm up sama-sama, tidak ada latihan yang bisa langsung dikoreksi sama miss-nya juga di studio. Pas acara rasanya campur aduk, ada takut koneksi tiba-tiba jelek, video putus-putus, musik delay atau teknis lain, lantaiku juga cukup licin. Tapi aku senang pas narinya walau masih bisa lebih baik lagi dari yang tadi. Semoga next IBC kita udah bisa kembali ke situasi normal, biar rasanya lebih seru lagi, hehehe

Finalis IJC Kategori B: Adinda Nabila (Kelas Jazz Ballet Advanced)

Adinda Nabila, salah seorang finalis Kategori B
Internal Jazz Competition 2021. Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan kamu dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak langsung perform di hadapan juri maupun penonton?

A: First of all, aku bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk berkegiatan seperti lomba IJC kemarin. Keterbatasan itu memang ada, tetapi tidak mengurungkan niatku untuk tetap berkarya. Bisa menarikan tarian freestyle yang aku karang sendiri juga termasuk dalam bucket list-ku sih selama menjadi penari. Really thankful for that opportunity dan sejujurnya aku tidak pernah expect bisa masuk ke final bahkan sampai menang. Kinda sad ga ada yg dukung secara “live”, and by that maksudnya tidak perform secara langsung dengan dukungan penonton. There’s this thing called adrenaline rush ketika sudah di stage mau perform, yang sering banget bikin aku jadi lebih semangat dan bertenaga. Sedih juga biasanya kita saling teriak-teriak untuk dukung peserta satu sama lain tapi sekarang hanya bisa lewat chatroom atau ZOOM bareng teman-teman. Kehilangan itu semua yang biasanya disaksikan secara langsung memang tidak enak sih. Tapi disisi lain, ternyata virtually pun dukungan itu tetap ada. Baik dari family, friends, bahkan strangers sekalipun. Support itu tetap ada dan terasa. Memang beda sih, tapi tetap wholesome. Ditambah dengan aku yg ikut babak penyisihan dengan keadaan di hari itu juga dinyatakan negatif dari Covid-19. Tenagaku bahkan masih belum balik 100% sampai sekarang. But I think my love for dance dan keinginanku yang tinggi untuk ikut lomba menambah beberapa persen tenagaku sampai akhirnya aku bisa tetap ikutan IJC. Ditambah lagi dengan dukungan dan kind words dari kerabat dan keluarga who constantly supports me jadi bikin makin semangat. Jadi pada akhirnya, keterbatasan itu semua ada hikmahnya juga sih. Karena belum tentu aku bisa seniat dan bersemangat seperti kemarin untuk ikut IJC kalau tidak ada keterbatasan-keterbatasan tersebut. 

Q: Bagaimana perasaannya di tahun ini, karena tidak ada lomba grup?

A: Pretty sad actually, because I love being in a team so much. Apalagi untuk tukar pikiran dan choreograph bareng. Endless practices, sharing, dan lain-lainnya itu seru banget. Kadang masih suka insecure kalo tampil sendiri, jadi seneng banget kalau udah tampil bareng-bareng karena choreograph-nya pun jadi bisa lebih beragam. Bisa memainkan formasi, saling bantu dan berbagi job desc (edit lagu, berbagi bikin gerakan berapa x 8, dll). Tidak bisa dipungkiri juga keadaan pandemi masih parah, terutama di Indonesia. Mau menyalahkan keadaan juga ga bisa. Lagi-lagi tetap bersyukur sih NAMARINA masih bisa memutar otak untuk membuat murid-muridnya tetap aktif dan berkegiatan despite segala kendala yang ada. Big shout out to my second home!

Q: Apakah kamu lebih memilih ada tarian wajib di awal lalu menarikan tarian free (seperti lomba internal sekarang) atau dari awal sudah menarikan tarian sendiri/freestyle? Atau mungkin lebih suka yang bagaimana

A: I prefer seperti IJC kemarin ini sih. Karena jadinya para juri pun bisa melihat perbedaan dari masing-masing penari kalau semisalnya diberi standar A-Z. Menurutku semuanya relatif, balik lagi ke juri lebih suka penari yang menarikan style/gerakan tertentu. Tetapi lebih oke kalau sudah diberi tarian wajib, lalu baru freestyle dengan karyanya masing-masing supaya juri juga bisa lihat keberagaman tiap penarinya dan mereka pun bisa lebih explore untuk style yang ingin dia bawakan. Like what I’ve mentioned di atas, nariinfreestyle karanganku sendiri sudah jadi bucket list banget. So I had fun dan ga keberatan sama sekali sih, also love love love the choreographiesfor tarian wajib/pilihannya. Once again thanks a lot NAMARINA for this opportunity!

Para pemenang Internal Jazz Dance Competition 2021 yang keren-keren, juga ada di YouTube playlist NAMARINA, tap atau ketuk di tulisan ini, ya!

Selain tanya-jawab di atas, NAMARINA juga menanyakan followers-nya di media sosial mengenai kenangan berkompetisi, ini beberapa jawaban dari mereka yang pernah mengikutinya, ada yang sedih, lucu, menggemaskan dan menarik!

Internal Jazz Competition (IJC) terakhir ga menang sih tapi jadi fav Ms. Maya itu terbaik!! #madagascar

Si bala yang sebelum IJC ankle sprain, jadilah lomba pakai kinesio tape, untung sewarna

Broke my feet 1 week before competition, ngga jadi lomba deh 🙁 

Costume malfunction 30 min sebelum lomba. Sewn in while i was in them, can’t get out after.

Ikut lomba contemp., part of final harus belajar choreography dari salah satu jurinya. Kalo ga salah free 8×8, choreo 8×8. Karena sotoy ga ngitung ternyata baru free setengahnya (4×8). Jadi lagunya kelebihan di belakang. Bingung sendiri 🙂 jadi freestyle lagi 🙁

Jarang-jarang ikut lomba ballet, waktu pengumuman ternyata masuk final seneng banget. Sampe gedung di hari final semangat, EH POINTE SHOESNYA DITINGGAL HAHAHA Untung lomba senior agak siang jadi bisa digojekin 🙂 pastinya pake diomelin ibu dulu.

Kangen latihan sama-sama di studio

Teriak-teriak sampai kering kerongkongan kayak nonton konser band favorit

Ternyata super deg2an banget walaupun udah berkali-kali kompetisi

Harus take video berulang-ulang, walaupun capek tapi gapapa! Biar hasilnya bagus

Udah berkali-kali ikut lomba jarang menang. Tapi yang penting bisa menikmati prosesnya. Pasti ada hal yang bisa dipelajari dari mengikuti lomba. Termasuk belajar menerima kekalahannya.

It really pushed me to practice

Competing while still in recovery from Covid

Fun, but I wish we could do it offline semoga cpt offlineeee

Lomba sama temen2 deket yang panitia bareng, ngajar bareng, yang ada malah tunjuk-tunjukan siapa yang menang.

IBC 2018 telat di kelas terakhir sebelum lomba, latihan tariannya udah selesai terus nangis karena kesel *cengeng emg

Keren semua pesertanya.. Meski pandemi ttp semangat, good job all!!
Aku honored banget bisa satu “stage” sama finalis-finalis IJC tahun ini, soalnya mereka bener-bener bagus banget dan aku nontonnya senang banget sampai aku sempat bilang “wah, aku kalah aja udahngerasahepibanget soalnya bisa ada kesempatan lomba sama orang-orang kayak gini”, aku salut banget sama semua yang di kategori A tahun ini!! <3 <3

Jangan lupa, bidang Fitness (senam) juga tidak kalah! NAMARINA menyelenggarakan lomba tingkat nasional! Kalian bisa melihat para pemenang dari yang muda sampai senior yang penuh semangat. Rangkaian senam lombanya juga bisa kalian ikuti dengan membuka playlist YouTube NAMARINA yang ini!

Sampai jumpa di acara NAMARINA berikutnya!

Tim LENTUR

The post Tanya-Jawab dengan Finalis Lomba Internal NAMARINA appeared first on NAMARINA.

]]>