LENTUR

Tanya-Jawab dengan Finalis Lomba Internal NAMARINA

Di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung, untuk pertama kalinya NAMARINA mengadakan Internal Ballet & Jazz Dance Competition 2021 secara virtual. Walaupun tanpa tatap muka secara langsung, para murid NAMARINA mengikuti kompetisi dengan antusias tinggi dan penuh semangat. Final Internal Ballet & Jazz Dance Competition 2021 yang terlaksana pada tanggal 22 Agustus 2021 lalu, ditayangkan melalui live streaming YouTube NAMARINA. Kompetisi yang dilakukan secara virtual ini merupakan hal yang baru dan membutuhkan banyak persiapan, baik bagi panitia maupun para peserta. Kali ini Tim LENTUR ingin mengetahui cerita menarik di balik persiapan serta kesan/pesan dari beberapa finalis Internal Ballet & Jazz Dance Competition 2021 kali ini :)) Selamat menyimak!

FINALIS KATEGORI 1: Anya Prameswari (Kelas Grade 2)

Anya Prameswari, salah seorang finalis Kategori 1 Internal Ballet Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan Anya dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak langsung perform di hadapan juri maupun penonton?

A: Sebenarnya, ini kompetisi ballet pertama yang aku ikuti. Jadi, aku kurang begitu mengerti bagaimana rasanya ikut kompetisi ballet di panggung di hadapan juri dan penonton. Tapi, buat aku, IBC 2021 kemarin sangat menyenangkan and I gave my all. Biarpun aku tidak bisa melihat juri dan penonton secara langsung, pada waktu aku menari, aku membayangkan ada juri-juri di depan aku. Rasanya jadi deg-degan juga akhirnya, karena, aku tahu sebenarnya mereka melihat aku juga lewat ZOOM. Selain itu juga, yang bikin deg-degan kalau tiba-tiba internet-nya mati, lampu mati atau tiba-tiba baterai di komputer habis.  

Q: Bagaimana perasaan saat mendapat latihan tambahan khusus bersama koreografer tarian melalui ZOOM

A: Senang sekali! Karena sebenarnya, aku sendiri kurang mengerti kalau hanya dikasih contoh lewat YouTube saja. Aku kurang tahu tariannya tentang apa, terus kepalanya harus lihat ke mana, dan lain-lainnya. Jadi, latihan tambahan membuat aku tambah tahu, terus juga aku senang karena kelas ballet-nya jadi lebih sering, jadi bisa ketemu teman-teman juga walaupun online.

Q: Apa ada kesan/pesan lain untuk NAMARINA atau teman-teman yang lain?

A: Aku senang bisa compete dan latihan bersama dengan teman-teman lain di dalam kelas, even though semua latihannya online. Karena buat aku, ballet rasanya sangat menyenangkan kalau di-share dengan teman-teman di kelas. Whether it’s online or offline, I know teman-teman sekelasku di NAMARINA will always support each other, right? 

FINALIS Kategori 2: Latisha Sarra Mahendra (Kelas Grade 4)

Latisha Sarra Mahendra, salah seorang finalis Kategori 2 Internal Ballet Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan Latisha dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat latihan dan tidak langsung tampil di hadapan juri maupun penonton?

A: Saya sangat senang, dengan adanya kesempatan untuk dapat mengikuti IBC 2021. Satu sisi saya juga sedih karena tidak bisa berada di atas panggung, dan tidak bisa bertemu dengan teman-teman yang lain untuk saling support.

Q: Bagaimana perasaan kamu mendapat latihan tambahan khusus bersama koreografer tarian melalui ZOOM

A: Awalnya cukup sulit untuk dapat mengerti teknik yang ada di dalam tarian tersebut, apalagi ketika jaringan on-off. Tetapi karena memang mengharuskan saya berlatih secara ZOOM dan tetap bisa bertemu dengan teman-teman yang lain akhirnya saya bisa menyesuaikan diri.

Q: Apa ada kesan selama latihan/pesan lain untuk NAMARINA atau teman-teman yang lain?

A: Ada, dan sangat berkesan. Saya berlatih di NAMARINA mulai dari umur 3 Tahun (Pre Ballet) sampai sekarang Grade 4. Banyak sekali pelajaran, teknik, pengalaman dan teman baru yang saya dapatkan. Mulai dari tampil ballet di panggung yang besar tanpa ada pendampingan dari orang tua, dipilih jadi tokoh di salah satu pementasan, dan yang paling sangat saya banggakan bersama teman-teman “Lethalora” (arahan Ms. Rani dan Ms. Nickend ) adalah mendapatkan Juara 3 Dance Prix Indonesia 2019 dan Juara 1 Group Category di Bandung International Dance Competition 2019.

Last but not least, yang selalu saya ingat dari nasihat orang tua dan guru-guru di NAMARINA adalah: kejar mimpi, terus berlatih. Menjadi pemenang adalah BONUS, jadi jangan kecewa ketika kita belum berhasil memenangkan suatu perlombaan dan jangan pernah merasa puas!

Kategori 3: Katya Medina Herlambang (Kelas Intermediate)

Katya Medina Herlambang, salah seorang finalis Kategori 3 Internal Ballet Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan kamu dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak langsung perform di hadapan juri maupun penonton?

A: Perasaan saya mengikuti lomba internal tahun ini cukup berbeda dengan perasaan saya saat mengikuti lomba internal tahun-tahun yang lalu karena lomba tahun ini dilakukan serba online yang mungkin masih cukup asing untuk saya  karena sudah terbiasa dengan lomba yang offline dan juga ketika menari feel-nya kurang dapat, tidak seperti apa yang dirasakan saat menari di atas panggung.

Q: Apakah ada perbedaan dengan persiapan lomba internal sebelumnya?

A: Mungkin perbedaannya adalah ketika latihan, karena kalau latihan biasanya ‘kan offline jadi di studio besar dan sekarang semuanya dilakukan secara online dimana ruangan dan tempatnya kurang cukup untuk bisa latihan semaksimal mungkin.

Q: Apakah kamu punya ritual khusus sebelum mengikuti lomba? Apakah ritual lomba offline dan online berbeda?

A: Ritual khusus yang dilakukan pastinya adalah latihan terus menerus dan juga latihan menguasai tarian dan juga gerakannya agar maksimal, perbedaannya dengan yang offline adalah ketika offline kita bisa lebih maksimal mengoreksi diri kita sendiri dan juga ruangannya lagi lagi yang lebih besar.

Finalis Kategori 4 : Aurel Larasati (Kelas Advanced 2)

Aurel Larasati, salah seorang finalis Kategori 4 Internal Ballet Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan kamu tentang lomba IBJC kali ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak berhadapan langsung dengan juri?

A: Untuk keterbatasan tempat, aku harus mengutak-atik beberapa gerakan supaya dapat terlihat lebih bagus, memperhatikan angle mana yang bagus dan tidak, dan kadang aku merasa kurang melakukan gerakan secara “full” karena tempatnya ga cukup. 

Rasanya tidak berhadapan dengan juri, awalnya aku kira aku ga bakal se-nervous itu, ternyata tetap ngerasain banget malahan. Rasanya masih dilihat sekali oleh mereka walaupun tidak terlihat di depan mata. It’s a unique feeling, I guess? hahaha…

Q: Apakah kamu punya ritual khusus sebelum lomba? Apakah ada perbedaan antara ritual khusus yang dilakukan sebelum lomba offline dengan lomba online kali ini?

A: Seluruh lomba yang sama itu adalah berdoa supaya menarikan tarian dengan baik dan aku suka melakukan ‘self talk’ buat tenangin diri sendiri, dimana aku seperti berbicara dengan diriku secara verbal seperti ‘jangan lupa point kakinya’, ‘yuk, jangan deg2an, pasti kamu bisa’, ‘senyum, senyum!’, dan kata-kata motivasi lainnya. 

Bedanya adalah aku bisa merasakan ketenangan tanpa adanya pressure dari peserta lainnya. Jadi aku lebih bisa yakin banget sama diri sendiri.

Q: Bagaimana rasanya bisa mendapat latihan tambahan khusus bersama koreografer via ZOOM?

A: Aku seneng ada latihan khusus ini! Karena arahan dari mereka membuat aku bisa memperhatikan detail-detail kecil, lebih jelas dalam bagaimana cara menggerakkan suatu gerakan, dan akhirnya bisa “berkumpul” juga bersama peserta lainnya. Mereka juga membantu kita untuk tetap semangat dan tidak pantang menyerah dan juga membantu dalam hal kecil seperti kostum apa yang akan cocok dipakai oleh peserta.

Kalau kalian penasaran dengan para juara di setiap kategori Internal Ballet Competition 2021 yang lalu, NAMARINA sudah menyiapkan playlist di YouTube-nya! Tap atau ketuk di tulisan ini, ya 🙂

FINALIS IJC KATEGORI A: Kalyca Nathania (Kelas Jazz Ballet Pre Elementary 2)

Kalyca Nathania, salah seorang finalis Kategori A
Internal Jazz Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan kamu dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak langsung perform di hadapan juri maupun penonton?

A: Pasti ada rasa sedihnya karena tidak bisa tatap muka langsung, pakai ZOOM juga agak susah karena sangat tergantung koneksi, jadi kekhawatirannya nambah. Terus karena pakai ZOOM jadinya suara sama gerakan pasti dilihat oleh juri dan audience lain itu tidak sync, jadi ada jeda antar koneksi. Tapi juga ada senangnya karena masih dikasih kesempatan untuk mengikuti lomba, ngerasain deg-degannya lomba lagi. Keuntungannya online itu rasanya ada tambahan waktu buat siap-siap dibandingkan offline, untuk bikin videonya juga bisa di-retake semaunya sampai ngerasa puas.

Q: Bagaimana perasaan kamu mendapat latihan tambahan khusus bersama koreografer tarian melalui ZOOM

A: Latihan tambahan melalui ZOOM ini juga ada sedihnya karena beda vibes-nya sama tatap muka, kadang ada masalah koneksi juga jadi ketinggalan beberapa gerakan.

Q: Untuk tarian bebas kemarin, kamu sudah membuat koreografi sebelumnya atau freestyle on the spot saat recording? Proses pembuatan tarian/pemilihan lagunya bagaimana?

A: Aku sudah membuat koreografi dulu sebelumnya. Sebenarnya itu seperti pengembangan freestyle. Untuk pemilihan lagu aku pilih yang menurut aku asik beat-nya yang menurut aku pas sama style aku dan lagi hits sekarang. Aku dengerin lagu itu beberapa kali dulu, terus aku coba freestyle sambil di-video-in. Dari video itu aku tonton dan aku ubah gerakan yang menurut aku kurang pas.

FINALIS IJC KATEGORI B: Aisha Antinasari (Kelas Jazz Ballet Intermediate)

Aisha Antinasari, salah seorang finalis Kategori B
Internal Jazz Competition 2021.
Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan kamu dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak langsung perform di hadapan juri maupun penonton?

A: Rasanya agak aneh, karena benar-benar beda dari IJC sebelumnya. Kalau latihan di rumah space-nya sempit, jadi harus ke tempat lain yang lebih luas untuk record videonya dan aku harus coba berulang kali dulu untuk mengenali space-nya. Tidak tampil langsung di hadapan juri dan penonton juga rasanya sangat berbeda, yang dilihat hanya kamera dan layar, tidak ada suara dukungan dan tepuk tangan dari teman-teman/penonton juga. Saat live semifinal via ZOOM juga ada rasa takut muncul gangguan teknis seperti jaringan internet tiba-tiba jelek atau delay antara lagu dan gerakan karena lagunya via share sound.

Q: Bagaimana perasaannya di tahun ini, karena tidak ada lomba grup?

A: Sebenarnya yang seru dari IJC itu lomba grup, karena kami buat semuanya sendiri dan melatih kerjasama mulai dari menentukan tema, lagu, buat koreografi, sampai ke kostumnya. Jadi, karena tahun ini tidak ada lomba grup, aku agak sedih juga. Akhirnya tahun ini jadi tahun pertamaku mengikuti IJC kategori solo, biasanya aku hanya mengikuti yang grup. Walau ikut solonya via online, untuk dapat pengalamannya ini tetap worth to try. Semoga IJC selanjutnya sudah bisa kembali seperti sebelumnya, ya.

Q: Apakah kamu lebih memilih ada tarian wajib di awal lalu menarikan tarian free (seperti lomba internal sekarang) atau dari awal sudah menarikan tarian sendiri/freestyle? Atau mungkin lebih suka yang bagaimana?

A: Aku pilih tetap ada tarian wajib, karena sejujurnya aku kurang bisa buat koreografi atau freestyle dengan lagu yang kurang familiar buatku. Tapi adanya tarian wajib juga bisa membuat juri menilai peserta menarikan tarian yang sama dengan kemampuan dan style-nya masing-masing. Setelah itu baru peserta bisa memperlihatkan kemampuan/keahlian/style tarian yang paling disuka/cocok, jadi peserta juga bisa menampilkan dua style yang berbeda di depan juri dan penonton.

Q: Coba ceritakan sedikit pengalaman  IBC 2021 kamu kali ini, karena kamu juga ikut lomba Internal Ballet, kan?A: IBC Tahun ini jadi pengalaman baru banget buat aku. Biasanya kalau IBC kan nari bareng-bareng dulu, kalau lolos babak selanjutnya baru sendiri-sendiri. Tahun ini narinya dari rumah masing-masing via ZOOM, tidak ada penonton, sebelum mulai tidak bisa warm up sama-sama, tidak ada latihan yang bisa langsung dikoreksi sama miss-nya juga di studio. Pas acara rasanya campur aduk, ada takut koneksi tiba-tiba jelek, video putus-putus, musik delay atau teknis lain, lantaiku juga cukup licin. Tapi aku senang pas narinya walau masih bisa lebih baik lagi dari yang tadi. Semoga next IBC kita udah bisa kembali ke situasi normal, biar rasanya lebih seru lagi, hehehe

Finalis IJC Kategori B: Adinda Nabila (Kelas Jazz Ballet Advanced)

Adinda Nabila, salah seorang finalis Kategori B
Internal Jazz Competition 2021. Foto: Dok. Pribadi

Q: Bagaimana perasaan kamu dalam mengikuti lomba internal tahun ini dengan adanya keterbatasan tempat dan tidak langsung perform di hadapan juri maupun penonton?

A: First of all, aku bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk berkegiatan seperti lomba IJC kemarin. Keterbatasan itu memang ada, tetapi tidak mengurungkan niatku untuk tetap berkarya. Bisa menarikan tarian freestyle yang aku karang sendiri juga termasuk dalam bucket list-ku sih selama menjadi penari. Really thankful for that opportunity dan sejujurnya aku tidak pernah expect bisa masuk ke final bahkan sampai menang. Kinda sad ga ada yg dukung secara “live”, and by that maksudnya tidak perform secara langsung dengan dukungan penonton. There’s this thing called adrenaline rush ketika sudah di stage mau perform, yang sering banget bikin aku jadi lebih semangat dan bertenaga. Sedih juga biasanya kita saling teriak-teriak untuk dukung peserta satu sama lain tapi sekarang hanya bisa lewat chatroom atau ZOOM bareng teman-teman. Kehilangan itu semua yang biasanya disaksikan secara langsung memang tidak enak sih. Tapi disisi lain, ternyata virtually pun dukungan itu tetap ada. Baik dari family, friends, bahkan strangers sekalipun. Support itu tetap ada dan terasa. Memang beda sih, tapi tetap wholesome. Ditambah dengan aku yg ikut babak penyisihan dengan keadaan di hari itu juga dinyatakan negatif dari Covid-19. Tenagaku bahkan masih belum balik 100% sampai sekarang. But I think my love for dance dan keinginanku yang tinggi untuk ikut lomba menambah beberapa persen tenagaku sampai akhirnya aku bisa tetap ikutan IJC. Ditambah lagi dengan dukungan dan kind words dari kerabat dan keluarga who constantly supports me jadi bikin makin semangat. Jadi pada akhirnya, keterbatasan itu semua ada hikmahnya juga sih. Karena belum tentu aku bisa seniat dan bersemangat seperti kemarin untuk ikut IJC kalau tidak ada keterbatasan-keterbatasan tersebut. 

Q: Bagaimana perasaannya di tahun ini, karena tidak ada lomba grup?

A: Pretty sad actually, because I love being in a team so much. Apalagi untuk tukar pikiran dan choreograph bareng. Endless practices, sharing, dan lain-lainnya itu seru banget. Kadang masih suka insecure kalo tampil sendiri, jadi seneng banget kalau udah tampil bareng-bareng karena choreograph-nya pun jadi bisa lebih beragam. Bisa memainkan formasi, saling bantu dan berbagi job desc (edit lagu, berbagi bikin gerakan berapa x 8, dll). Tidak bisa dipungkiri juga keadaan pandemi masih parah, terutama di Indonesia. Mau menyalahkan keadaan juga ga bisa. Lagi-lagi tetap bersyukur sih NAMARINA masih bisa memutar otak untuk membuat murid-muridnya tetap aktif dan berkegiatan despite segala kendala yang ada. Big shout out to my second home!

Q: Apakah kamu lebih memilih ada tarian wajib di awal lalu menarikan tarian free (seperti lomba internal sekarang) atau dari awal sudah menarikan tarian sendiri/freestyle? Atau mungkin lebih suka yang bagaimana

A: I prefer seperti IJC kemarin ini sih. Karena jadinya para juri pun bisa melihat perbedaan dari masing-masing penari kalau semisalnya diberi standar A-Z. Menurutku semuanya relatif, balik lagi ke juri lebih suka penari yang menarikan style/gerakan tertentu. Tetapi lebih oke kalau sudah diberi tarian wajib, lalu baru freestyle dengan karyanya masing-masing supaya juri juga bisa lihat keberagaman tiap penarinya dan mereka pun bisa lebih explore untuk style yang ingin dia bawakan. Like what I’ve mentioned di atas, nariinfreestyle karanganku sendiri sudah jadi bucket list banget. So I had fun dan ga keberatan sama sekali sih, also love love love the choreographiesfor tarian wajib/pilihannya. Once again thanks a lot NAMARINA for this opportunity!

Para pemenang Internal Jazz Dance Competition 2021 yang keren-keren, juga ada di YouTube playlist NAMARINA, tap atau ketuk di tulisan ini, ya!

Selain tanya-jawab di atas, NAMARINA juga menanyakan followers-nya di media sosial mengenai kenangan berkompetisi, ini beberapa jawaban dari mereka yang pernah mengikutinya, ada yang sedih, lucu, menggemaskan dan menarik!

Internal Jazz Competition (IJC) terakhir ga menang sih tapi jadi fav Ms. Maya itu terbaik!! #madagascar

Si bala yang sebelum IJC ankle sprain, jadilah lomba pakai kinesio tape, untung sewarna

Broke my feet 1 week before competition, ngga jadi lomba deh 🙁 

Costume malfunction 30 min sebelum lomba. Sewn in while i was in them, can’t get out after.

Ikut lomba contemp., part of final harus belajar choreography dari salah satu jurinya. Kalo ga salah free 8×8, choreo 8×8. Karena sotoy ga ngitung ternyata baru free setengahnya (4×8). Jadi lagunya kelebihan di belakang. Bingung sendiri 🙂 jadi freestyle lagi 🙁

Jarang-jarang ikut lomba ballet, waktu pengumuman ternyata masuk final seneng banget. Sampe gedung di hari final semangat, EH POINTE SHOESNYA DITINGGAL HAHAHA Untung lomba senior agak siang jadi bisa digojekin 🙂 pastinya pake diomelin ibu dulu.

Kangen latihan sama-sama di studio

Teriak-teriak sampai kering kerongkongan kayak nonton konser band favorit

Ternyata super deg2an banget walaupun udah berkali-kali kompetisi

Harus take video berulang-ulang, walaupun capek tapi gapapa! Biar hasilnya bagus

Udah berkali-kali ikut lomba jarang menang. Tapi yang penting bisa menikmati prosesnya. Pasti ada hal yang bisa dipelajari dari mengikuti lomba. Termasuk belajar menerima kekalahannya.

It really pushed me to practice

Competing while still in recovery from Covid

Fun, but I wish we could do it offline semoga cpt offlineeee

Lomba sama temen2 deket yang panitia bareng, ngajar bareng, yang ada malah tunjuk-tunjukan siapa yang menang.

IBC 2018 telat di kelas terakhir sebelum lomba, latihan tariannya udah selesai terus nangis karena kesel *cengeng emg

Keren semua pesertanya.. Meski pandemi ttp semangat, good job all!!
Aku honored banget bisa satu “stage” sama finalis-finalis IJC tahun ini, soalnya mereka bener-bener bagus banget dan aku nontonnya senang banget sampai aku sempat bilang “wah, aku kalah aja udahngerasahepibanget soalnya bisa ada kesempatan lomba sama orang-orang kayak gini”, aku salut banget sama semua yang di kategori A tahun ini!! <3 <3

Jangan lupa, bidang Fitness (senam) juga tidak kalah! NAMARINA menyelenggarakan lomba tingkat nasional! Kalian bisa melihat para pemenang dari yang muda sampai senior yang penuh semangat. Rangkaian senam lombanya juga bisa kalian ikuti dengan membuka playlist YouTube NAMARINA yang ini!

Sampai jumpa di acara NAMARINA berikutnya!

Tim LENTUR

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on email