Serba Serbi Tutu
Selain sepatu pointe shoes, ciri khas lain dari balet adalah roknya yang sering kita sebut sebagai “tutu”. Perkembangannya sudah melalui berbagai zaman dan era ballet, dan sampai sekarang pun masih dipakai dalam berbagai pementasan, terutama saat sebuah kelompok balet menarikan dan menginterpretasikan kisah-kisah klasik di atas panggung. Karena perjalanannya yang cukup panjang dan peranannya yang penting dalam dunia tari balet, kini seluruh dunia bisa ikut merayakan “Tutu Day” yang diperingati setiap tanggal 2 Februari setiap tahunnya. Tidak ada salahnya kita juga mencari tahu mengenai “perangkat” balet yang menarik dan bersejarah ini.
Apa Itu Tutu?
Tutu adalah sebuah kostum berupa rok yang biasanya dijahit bersama dengan atasannya (leotard) yang digunakan oleh para penari ballet perempuan. Asal mula nama tutu sendiri memiliki banyak versi, salah satunya yaitu berasal dari kata tulle yang sebenarnya adalah nama dari jenis kain yang paling umum digunakan dalam pembuatan tutu. Sekarang tidak semua tutu terpasang pada leotard, ada juga yang dibuat secara terpisah, hal ini menguntungkan saat sebuah sekolah atau kelompok balet mengadakan pementasan dengan cast yang berbeda.
Bagaimana Cara Merawat Tutu?
Seperti pakaian yang sehari-hari kita pakai, tutu juga memerlukan perawatan dan harus dibersihkan. Bagi yang sudah memiliki tutu, langkah-langkah perawatan di bawah ini bisa menjadi tips untuk menjaga kondisi tutu dan membuat tutumu lebih awet.
- Pastikan tutu selalu dalam keadaan kering. Biarkan tutumu terbentang beberapa saat setelah digunakan sampai kering karena tutu bisa saja basah terkena keringat ketika digunakan.
- Bersihkan tutu setelah penggunaan. Bagian tutu yang sering terkena keringat sangat perlu untuk dibersihkan setiap selesai digunakan. Akan lebih baik jika menggunakan cara mencuci dry cleaning. Jika kusut, tutu dapat disetrika menggunakan setrika uap, namun perhatikan suhunya agar tidak terlalu panas.
- Bentangkan tutu secara mendatar. Khusustutu “piring”, untuk mempertahankan bentuknya, sebaiknya diletakkan secara mendatar (dibentangkan). Memasukkan tutu ke dalam tas khusus penyimpanan tutu dapat melindungi tutumu dari debu.
- Simpan tutu secara terbalik. Jika kamu tidak memiliki tempat yang cukup untuk membentangkan tutu, tutu dapat digantung dan dilipat dengan cara terbalik, sehingga bagian luar rok tutu ada di atas dan leotard di bawah. Cara ini dapat mempertahankan bentuk tutu agar tetap full.
- Jangan tumpuk tutu dengan barang lain. Pastikan tutu tidak tertumpuk dengan barang-barang lain ketika disimpan, karena tekanan dari barang lain dapat merusak bentuk tutu.
Fun Facts!
Sekarang tutu tidak hanya dipakai oleh penari balet, tutu telah memasuki dunia fashion. Kita dapat menemukan berbagai pengaplikasian tutu pada style fashion sehari-hari sampai baju pesta, terutama anak-anak (pre-school) banyak sekali yang sangat menyukai rok tutu.
Royal Academy of Dance juga mewajibkan pemakaian tutu (pancake tutu atau platter tutu) saat seorang murid Advanced melakukan Variations (atau tarian) dalam ujian.
Sejarah Singkat Tutu
Pada abad ke-17 sampai 18, para penari balet perempuan masih menggunakan kostum yang terinspirasi dari pakaian pesta kerajaan atau bangsawan. Kostum yang digunakan sangatlah mewah dan roknya terdiri dari beberapa lapis, serta menggunakan bahan-bahan yang mahal dan dilengkapi berbagai hiasan. Namun karena kostum yang sangat panjang dan berat ini, gerakan penari perempuan menjadi sangat terbatas. Pada masa itu penari perempuan juga masih menari menggunakan high heels.
Bentuk tutu mengalami banyak sekali perubahan dan penyesuaian hingga sampai pada awal abad ke-19, dibuatlah Romantic Tutu yang digunakan pertama kali oleh penari Marie Taglioni pada pementasan La Sylphide, yang bertujuan untuk memperlihatkan kelincahan kaki penarinya. Pada era ini tutu yang digunakan berupa rok dengan bahan tipis yang ditumpuk 5-6 lapis, membentuk seperti sebuah bel sepanjang betis dan berwarna putih. Rok tutu ini juga dijahit menyatu dengan atasan (yang kini disebut leotard) yang ketat.
Kemudian pada tahun 1870-an, seiring dengan perkembangan gerakan-gerakan balet dan tingkat kesulitannya, para penari balet dari Italia mulai menggunakan tutu yang lebih pendek, yaitu di atas lutut. Tutu yang pendek membuat gerakan penari menjadi lebih leluasa dan mereka dapat menunjukkan gerakan kaki yang lebih sulit dan rumit. Pada saat ini para penari juga sudah menggunakan pointe shoes. Lalu pada era Ballet Russe, tutu yang lebih pendek dan mekar seperti bentuk piring (platter tutu) mulai lebih banyak digunakan.
Bahan-bahan Yang Digunakan Untuk Membuat Tutu
Pembuatan tutu memerlukan keahlian dan keterampilan khusus, jenis kain maupun bahannya pun tidak hanya terdiri satu jenis. Masing-masing jenis kain memiliki kegunaan serta fungsi tersendiri, tergantung pada jenis tutu apa yang ingin dibuat dan dalam repertoire balet seperti apa tutu itu akan dipakai.
- Tartalan atau banyak dikenal sebagai cheesecloth adalah bahan kain tutu yang tipis, memiliki pori, dan kaku.
- Muslin adalah kain katun dengan tenunan polos yang tipis, kain serbaguna ini memiliki memiliki berbagai ketebalan, ada yang ringan dan juga berat.
- Gauze adalah kain transparan mirip kain kasa yang sedikit kasar dan kaku. Kain ini memiliki kesan yang mewah dan istimewa, biasa digunakan untuk pakaian pesta.
- Nylon adalah kain yang dibuat dengan percampuran beberapa jenis kain termasuk katun. Kain ini cukup kuat dan awet.
- Tulle atau tile adalah bahan kain seperti jaring-jaring yang paling umum digunakan dalam pembuatan tutu. Kain tile sendiri memiliki beberapa jenis:
- Kain tile yang kaku, agak tebal, dan keras banyak digunakan untuk menciptakan efek mengembang seperti yang banyak digunakan pada tutu piring pada era Ballet Russe.
- Kain tile yang lembut, tipis dan ringan digunakan untuk pakaian dengan efek flowy dan airy yang elegan seperti tutu-tutu pada era Romantic Ballet yang memberi efek “terbang” para penarinya. Bahan ini juga umum digunakan untuk membuat tutu-tutu yang sekarang dapat dengan mudah kita temukan di berbagai toko pakaian.
Jenis-jenis Tutu
Saat melihat pementasan kita bisa berbagai macam bentuk tutu yang digunakan, secara umum bentuknya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Romantic Tutu
Era Romantic Ballet dimulai pada tahun 1820-1860. Di era ini, pertunjukan balet berfokus pada cerita-cerita supernatural dan magical stories. Repertoire yang berkembang di era ini adalah Giselle, La Sylphide, dan lain-lain. Unsur lain yang tidak kalah penting dalam era ini adalah kostum. Maria Taglioni adalah orang yang memperkenalkan Romantic tutu di tahun 1832. Maria Taglioni berperan sebagai Sylph dalam pertunjukan La Sylphide di tahun 1832. Romantic tutu dibuat dari beberapa lapisan tulle. Panjangnya Romantic tutu yang mencapai betis juga memberikan kesan ringan dan airy. Perpaduan rok tutu yang hampir menyentuh pergelangan kaki dan point shoes yang dipakainya menciptakan ilusi seperti sedang terbang.
- The Bell Shape Tutu
The Bell Shape Tutu berkembang diantara era Classical Tutu dan Romantic Tutu. Bell Tutu terbuat dari beberapa lapisan tulle yang menonjol keluar dan terlihat serupa dengan tutu klasik. Tetapi lapisannya lebih panjang dan turun seperti bentuk bell. Biasanya panjang rok tutu ini sampai pertengahan paha atau di atas lutut.
- Pancake Tutu
Di era Modern Ballet, rok tutu dibuat semakin pendek untuk memperlihatkan kelincahan kaki penari dalam melakukan teknik-teknik balet. Di era ini, terdapat dua jenis tutu yang berkembang, salah satunya Pancake Tutu. Pancake Tutu dibuat dari 10 hingga 12 lapisan tulle yang kaku. Untuk mempertahankan bentuknya, ditambahkan juga lingkaran kawat di antara lapisannya. Pancake Tutu dibuat sejajar dengan area panggul.
- Platter Tutu
Selain Pancake Tutu, terdapat satu jenis tutu yang berkembang di era Modern Ballet juga yaitu Platter Tutu. Sekilas, kedua tutu ini terlihat sama namun terdapat perbedaan diantara keduanya. Platter Tutu biasanya memiliki permukaan yang rata. Pada lapisan paling atas tersebut biasanya disematkan hiasan untuk memperindah kostumnya. Selain itu, Platter Tutu dibuat sejajar dengan area pinggang.
- Powderpuff Tutu
Selain Pancake Tutu dan Platter Tutu, terdapat satu jenis tutu yaitu Powderpuff Tutu. Pada akhir tahun 1940, George Balanchine ingin membuat tutu yang bisa memperlihatkan gerakan kaki penari yang tidak dibatasi tutu yang menurutnya besar dan kaku. George Balanchine bersama dengan Barbara Karinska kemudian membuat tutu yang kemudian dinamakan Powderpuff Tutu. Tutu ini lebih kecil, pendek, dan ringan. Tutu ini hanya terdiri dari 6-7 lapis tulle.
Tutu adalah kostum yang unik dan melekat erat pada balet. Dalam sejarahnya, tutu telah mengalami banyak perkembangan. Dengan era yang semakin modern, kostum balet pun terus berkembang. Banyak designer dan koreografer yang memiliki berbagai macam ide dalam membuat kostum dan secara tidak langsung juga ikut menyemarakkan perkembangan tutu. Tidak hanya dalam pertunjukan balet, tutu pun sudah memasuki dunia fashion, meskipun demikian tutu dan balet memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Dengan mengetahui sejarah tutu, cara merawat, dan berbagai jenisnya, membuat tutu menjadi semakin istimewa dan kita pun lebih memahami mengapa tutu mengambil peranan penting dalam seni tari balet.
Dikumpulkan dari berbagai sumber dan ditulis ulang oleh: Najla Fasaqintara & Aisha Antinasari Ekaputri