Ringkasan World Ballet Day 2020
40 Ballet Companies (kelompok ballet) dari seluruh dunia merayakan World Ballet Day 2020 dengan cara yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19.
Dengan masing-masing protokol kesehatan yang berbeda di setiap lokasi dan negara, dunia tari berusaha dan berjuang untuk terus berlatih, berkarya, dan mencari cara untuk tetap menari dan kembali ke atas panggung.
World Ballet Day kali ini tidak sekedar menampilkan company class, rehearsal, dan wawancara, tetapi kita juga dapat melihat perjuangan para penari berlatih di rumah, latihan di kelas dengan kondisi yang baru, menu makanan selama karantina, karya koreografi yang tercipta selama masa pandemi, sampai bagaimana tim Artistic Health and Education dari Australian Ballet merancang latihan bagi para penari mereka.
World Ballet Day 2020 dilaksanakan secara live streaming dari YouTube dan Facebook, tanggal 29 Oktober 2020 yang lalu. Tiga company utama yang tampil adalah: The Australian Ballet, Bolshoi Ballet dan The Royal Ballet. Durasi masing-masing berlangsung sekitar 3 hingga 4 jam. Sedangkan Ballet Company yang lain bervariasi antara 30 menit sampai 2 jam.
The Australian Ballet, Melbourne
Company class dibawakan oleh Artistic Director: David McAllister dan pianis Kylie Foster.
Kelas dilakukan di studio dengan menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak: terdapat batas-batas penanda di lantai, serta satu barre dipakai hanya untuk satu orang. Tidak hanya para penari di kelas yang dibagi menjadi beberapa grup, bahkan masih ada penari dari grup berbeda yang berlatih dari rumah masing-masing. Materi kelas lebih lambat dan ringan karena ini adalah hari pertama mereka di studio setelah karantina kurang lebih 100 hari.
Tentunya banyak hal berbeda saat kita berlatih dari rumah: menggunakan meja dapur dan tangga sebagai barre, keterbatasan tempat, sampai ditemani hewan peliharaan. Mereka pun bisa melakukan latihan di rumah sambil membuat kue. Beberapa penari corps de ballet membawakan Tarian Willis dari Giselle yang dilakukan di rumah masing-masing, kemudian melalui proses editing, jadilah sebuah “pertunjukan” yang unik, menarik dan menghibur. Pandemi ini seperti mengeluarkan bakat terpendam lain dari para penari.
Untuk menjaga stamina, teknik, kesehatan fisik dan mental para penari, serta mencegah terjadinya cedera, Australian Ballet memiliki tim physiotherapist dan artistic health tersendiri, mereka bertugas merancang latihan, memantau kesehatan, konsultasi harian, melaksanakan outdoor conditioning, serta memberikan latihan cara berlari dan stair running (lari di tangga) yang benar. Selain itu Australian Ballet juga menampilkanhasil karya para penari selama karantina melalui program Bodytorque.Digital dan masih ada juga di channel YouTube Australian Ballet. Pada World Ballet Day, program ini disertai dengan interview bersama para koreografer dan penari mengenai ide, inspirasi, dan hal teknis dalam melakukannya.
Link YouTube Bodytorque.Digital Australian Ballet:
Bolshoi Ballet, Moscow
World Ballet Day kali ini didedikasikan untuk merayakan 180 tahun komposer penting Era Romantik Rusia, Pyotr Ilych Tchaikovsky. Karya-karyanya antara lain mengiringi repertoire ballet ternama seperti; The Nutcracker dan Swan Lake.
Setelah beristirahat panjang, pada musim ini, Bolshoi Ballet memulainya dengan repertoire dari koreografer George Balanchine. Koreografi karyanya diakui dapat membantu para penari tetap dalam kondisi prima secara fisik dan mental. Repertoire lain yang dilatih yaitu La Bayadere karya Marius Petipa, yang masuk dalam nominasi Golden Mask Award. Proses latihan repertoire ini perlu ketekunan, latihan yang keras dan rutin, karena dilakukan dengan memakai pointe shoes yang tentunya sangat menantang bagi setiap penari setelah 4 bulan beristirahat panjang selama masa pandemi. Mereka mengutamakan bentuk gerak dan kerapiannya yang harus dicapai kembali seperti sedia kala. Mereka juga mempromosikan beberapa pertunjukan tahun ini, di antaranya adalah Rococo Variations (koreografi dari Yuri Grigorovich) dan Chout (Prokofiev’s Ballet).
Beberapa guru yang senior tidak dapat mengajar langsung di kelas karena protokol kesehatan, maka kali ini company class dipandu oleh Nadezhda Gracheva and Alexander Vetrov. Dengan pertimbangan bahwa ballet memerlukan kegiatan fisik yang cukup berat, maka para penari tidak menggunakan masker, tetapi para guru dan pengawas yang tidak menari, tetap mengenakan masker.
Pada kesempatan World Ballet Day 2020 ini, Bolshoi Ballet menayangkan beberapa rehearsals, antara lain: Rose Adagio dari Sleeping Beauty, The Waltz of The Snowflakes dari Nutcracker dan Swan Lake Pas de Deux. Kita bisa melihat tuntutan dinamika gerak, koordinasi tangan dan kaki, quality of movement, kontrol dalam melakukan gerakan, serta timing yang tepat. Terutama dalam melatih sebuah corps de ballet seperti The Waltz of The Snowflakes. Untuk penari utama seperti dalam Sleeping Beauty dan Swan Lake, kita bisa melihat diskusi antara penari, pelatih dan maestro musik dalam menentukan hitungan dan tempo yang tepat.
Cukup banyak wawancara yang dilakukan Bolshoi Ballet dalam acara World Ballet Day kali ini. Beberapa hal diantaranya perlu mendapat perhatian kita, seperti;
Makhar Vaziev (Artistic Director) menyatakan setelah masa pandemi, pengambilan keputusan dalam memilih penari dan melakukan latihan dirasa cukup sulit. Meskipun dalam keadaan pandemi, seni budaya tetap harus tetap diperjuangkan, dan dikembangkan, karena seni budaya, apapun bentuknya dapat memberikan keindahan dan harapan. Menurutnya ballet merupakan sesuatu yang fragile namun indah dan memiliki kekuatan.
Beberapa penari pun ikut diwawancara untuk membagikan pengalamannya. Peran yang dibawakan Katya Lebedava (Gamzatti) dan Denis Savin (King Leon) mengungkapkan bahwa peran yang mereka bawakan tidak sekedar menuntut kerja keras fisik, tapi juga emosional karena saat membawakan peran mereka harus mendalami karakter yang dibawakan agar pesan yang dibawakannya saat menari dapat diterima dengan baik oleh para penontonnya. Alexei Putintsev yang masih menari dalam corps de ballet, tetapi juga mendapatkan peran utama Basilio dari Don Quixote, berlatih dari pukul 9 pagi hingga 10 atau 11 malam karena waktu persiapan yang sangat singkat.
Live stream selama tiga jam dari Bolshoi Ballet di World Ballet Day yang lalu masih bisa dilihat pada link berikut:
The Royal Ballet, London
Company class dipandu oleh Brian Maloney (Ballet Rehabilitation Specialist and Class Teacher) bersama pianis Robet Clark, Head of Ballet Music. Dalam World Ballet Day tahun-tahun sebelumnya, company class dilakukan di studio. Karena protokol kesehatan dan jumlah penari yang cukup banyak, tahun ini kelas dilaksanakan di atas panggung Royal Opera House yang berlangsung sekitar satu jam dua puluh menit.
Para penari memakai masker selama kelas berlangsung. Terlihat juga kursi-kursi penonton di auditorium juga dihilangkan karena untuk sementara tidak ada pementasan yang bisa berjalan karena pandemi.
Kemudian ditayangkan proses latihan beberapa koreografi yang ditarikan secara solo, pas de deux, duet, maupun grup. Proses rehearsal ini juga diselingi oleh interview dengan para penarinya.
Karya yang ditayangkan antara lain:
- Tchaikovsky Pas de Deux (George Balanchine), dengan penari Marianela Nuñez and Vadim Muntagirov.
- In Our Wishes (Cathy Marston) memakai music dari Sergei Rachmaninoff, dengan penari Fumi Kaneko dan Reece Clarke.
- Morgen (Wayne McGregor) dengan penari Francesca Hayward and Cesar Corrales, dilakukan on stage, dengan musik live oleh seorang pianis, violinis, dan soprano.
- Within the Golden Hour (Christopher Wheeldon)dengan penari David Donnelly and Téo Dubreuil.
- Ashton’s Dance of the Blessed Spirits, ditarikan oleh Fernando Montaño.
- Scherzo, sebuah karya koreografi baru yang ditarikan para penari muda Royal Ballet dan dikoreografikan oleh Valentino Zucchetti.
Cukup banyak ballet company lain yang ikut meramaikan World Ballet Day 2020 yang lalu. Masing-masing merayakan hari ballet dengan cara tersendiri. Kebanyakan menampilkan company class masing-masing, hal ini membuktikan bahwa para penari ballet, guru, pelatih dan berbagai unsur pendukungnya masih tetap semangat dan selalu siap untuk tampil kembali. Company lain ada yang tengah menyiapkan pementasan repertoire klasik seperti Korean National Ballet atau Stuttgart Ballet, tetapi ada pula yang menampilkan karya baru; seperti Turtle Princess, sebuah repertoire yang dibuat berdasarkan cerita rakyat Jepang dari National Ballet of Japan. Pada intinya, situasi pandemi tidak menghalangi mereka untuk tetap berkarya dan memberi semangat pada masyarakat luas.
Kita bisa melihat kembali tayangan World Ballet Day 29 Oktober yang lalu di YouTube. Beberapa masih ditayangkan selama satu bulan sejak World Ballet Day diadakan. Selain menyaksikan yang baru, kita juga bisa melihat kembali dan membandingkannya dengan beberapa World Ballet Day pada tahun-tahun sebelumnya.
(Aurelia Arini & Aurel Larasati)