Pointe of No Return

Gedung Kesenian Jakarta 

30 Desember 2006, 20-21 Januari 2007

Pementasan Pointe of No Return adalah puncak acara dari rangkaian kegiatan NAMARINA sepanjang tahun 2006, dan sekaligus merupakan pementasan perdana kelompok tari (dance company) Namarina Youth Dance (NYD). NYD bersifat semi profesional, yang didirikan dengan tujuan untuk mewa­dahi penari­-penari muda Indonesia yang penuh bakat dan memiliki keinginan un­tuk menggeluti dunia tari.

Pada pertunjukan ini, Namarina Youth Dance menampilkan karya-­karya tari dari tiga koreografer. Tarian perta­ma berjudul Venice Journey yang merupakan karya koreografi dari Domi­nique Genevois, seorang mantan penari utama Paris Opera dan Maurice Bejart. Kedua adalah tarian berjudul I’m Alive, koreografi Ryan Tan, seorang penari dan koreografer dari Singapura. Tarian ketiga adalah “limapuluhtahun” karya dari Sussi Anddri. Tarian ini diiringi musik hidup yang dimainkan oleh Iravati M. Sudiarso dan Aisha A. Pletscher dari Yayasan Pendidikan Musik (YPM), serta Irwansyah Harahap bersama dengan kelompoknya SUARASAMA. Keterlibatan para komponis dan musisi dengan reputasi yang mendunia ini tentu merupakan suatu kehormatan bagi Namarina Youth Dance.

Venice Journey

Koreografer: Dominique Genevois

Ballet Mistress: Fanny Kurnia, ARAD, RAD RTS 

Komposer: Antonio Vivaldi

• Concerto pour 2 mandolines en sol majeur FV No. 2 

• Concerto pour 2 trompettes en do majeur F IX No. 1

Vivaldi dan Venesia adalah dua nama yang tidak dapat dipisahkan, dan keduanya merupakan pujaan banyak orang di dunia. Vivaldi adalah seorang komponis abad ke-18 yang berasal dari Venesia, dan kedua karya concerto (mandolin dan terompet) dalam tarian ini mengingatkan akan per­jalanan pertamaku ke kota Venesia saat aku masih berusia 20 tahun. Aku juga ter­ingat akan tari-­tarian gaya Baroque seperti Sarabande, Gigua, dan Gavotta yang meng­ilhami kedua karya concerto ini. Ingatan­-ingatan ini kemudian memberikanku materi untuk mengilustrasikan kedua concerto dalam rangkaian gerak. Alunan musik serta bayanganku akan Venesia ke­mudian menimbulkan berbagai rasa yang terjalin dalam diriku: kegembiraan, ke­nikmatan, keceriaan hidup, kelembutan, kasih sayang, kerahasiaan, kemurnian, ke­cintaan, dan sinaran. Memang itulah yang telah diberikan Venesia kepada diriku, dan bagiku Venesia memang sebuah peng­alaman yang luar biasa.

I’m Alive

Koreografer: Ryan Tan 

Musik: 

Danity Kane – Stay with Me

Celine Dion – Have You Ever Been in Love

Celine Dion -­ I’m Alive

Love is not just an emotion.

In a world so grey and bleak, loneliness creeps in through fear, rejection and de­ception.

But when we allow love to enter, and choose to love and be loved, this world of loneliness doesn’t exist.

I’m Alive because I choose… Love.

limapuluhtahun

Koreografer: Sussi Anddri, ARAD, RAD RTS

50 tahun NAMARINA, sebuah perjalan­an waktu…..

The Beginning

Komposer:

J.S. Bach/Myra Hess

J.S. Bach/Mary Howe

W.A. Mozart/Edvard Grieg

Pianis: Iravati M. Sudiarso & Aisha A. Pletscher

Indonesia di era 50-­an. Awal perjalanan NAMARINA menapaki sisi lain dari se­buah bentuk seni yang belum terlalu dike­nal pada masa itu, ballet.

Sebuah awal yang sederhana, dipandu de­ngan doa, semangat dan pengharapan agar apa yang ingin diberikan NAMARINA dapat menemukan tempatnya dalam seni Indonesia.

Walau datang dari kebudayaan yang ber­beda, ballet di Indonesia mulai berusaha menemukan bentuknya. Dengan diiringi lagu klasik yang megah dari periode baroque dan classical, tarian cantik de­ngan sentuhan neoklasik ini memun­culkan aura keindahan dalam ballet yang dapat dirasakan oleh mereka yang menyaksikannya.

Di sinilah ballet mulai menunjukkan eksistensinya bersamaan dengan gejolak pasca kemerdekaan.

The Growth

Komposer: George Gershwin

Pianis: Iravati M. Sudiarso & Aisha A. Pletscher

Seiring dengan berjalannya waktu, NAMARINA terus bertumbuh dan ber­akar.

Perkembangan zaman dan segala aspeknya pun tidak diabaikan, walau tak semuanya diserap dan disebar secara asal.

Ballet dan jazz dance merupakan bentuk apre­siasi NAMARINA atas beragamnya seni dunia.

Melalui kedua bentuk tari inilah NAMARINA menjadi sebuah entitas dalam dunia seni Indonesia yang kita kenal saat ini.

The Future

Komposer: Irwansyah Harahap Musisi: SUARASAMA

Kekuatan Indonesia adalah beragam kekayaan tradisi yang tak ternilai.

Adalah sangat indah, jika ballet dengan unsur budaya lokal dapat menjadi identi­tas kita di dunia internasional.

Harapan NAMARINA untuk masa de­pan ini ditampilkan dalam bentuk tari kontemporer yang kaya sentuhan etnik, dipadukan dengan alunan musik yang penuh nuansa tradisional Indonesia.

Sebuah bentuk seni, sebuah identitas negeri, sebuah cita-­cita… sebuah masa depan.