Ballet Pemula: Kegembiraan Dalam Belajar
Tutu cantik, mahkota berkilau, gerakan yang indah, dan musik yang menyenangkan. Penampilan di atas panggung sungguh memukau dan membuat anak-anak juga ingin menjadi ballerina. Beragam style tari, metode belajar, dan kurikulum sekolah menjadi bahan pertimbangan sebelum mendaftar ke sebuah kelas balet jika ingin menjalaninya dengan lebih serius.
Dalam artikel ini, akan diperkenalkan suasana kelas balet tingkat pemula, sehingga dapat menjadi panduan bagi para orang tua saat ingin mendaftarkan anaknya mengikuti kelas balet untuk pertama kali.
KELAS BALLET PEMULA
Kelas tari pada tahap pemula dirancang untuk menumbuhkan keinginan dan kegembiraan dalam bergerak. Gerakan yang dipelajari adalah teknik yang sangat mendasar dan sederhana. Teknik gerak yang lebih ‘serius’ dan koreografi akan dipelajari nanti saat murid berada di tingkat yang lebih mahir. Murid-murid pemula akan belajar melalui berbagai jenis permainan, irama dan musik, serta imajinasi.
Walaupun terlihat fun dan banyak permainan, kelas pemula tetap perlu memiliki struktur yang jelas, untuk membiasakan murid dengan suasana kelas yang nantinya menuntut kedisiplinan. Kelas yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang baik akan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.
“Kelasnya berbeda dari video balet yang dilihat di YouTube.”
Seringkali orang tua dan anak-anak sudah memiliki gambaran dan harapan tentang sebuah kelas balet. Apa yang terlihat di video, sosial media, dan buku, sebagian besar adalah pertunjukan di atas panggung, atau kelas yang sudah ‘diatur’ untuk ditampilkan, tetapi yang terjadi di kelas bisa jadi berbeda.
Struktur dan Materi Kelas Pemula
- Perkenalan dan ice-breaking.
Murid-murid hadir dengan berbagai situasi emosi dan fisik yang dibawanya dari rumah atau kegiatan sebelumnya. Fungsi perkenalan adalah untuk mengarahkan fokus supaya mereka siap mengikuti kelas. - Warm up/Pemanasan.
Fungsinya untuk ‘membangunkan’ tubuh dan pikiran sehingga siap mengikuti instruksi, serta bergerak lebih terkontrol dan terkoordinasi. - Contoh teknik dasar balet:
- Postur yang baik.
- Identifikasi dan mengenal gerakan yang dapat dilakukan anggota tubuh.
- Koordinasi gerakan tangan, kaki, arah mata, dan kepala.
- Melatih keseimbangan pada 2 (dua) atau 1 (satu) kaki.
- Gerakan kaki: tekuk, lurus, jinjit, marching, point-flex kaki, basic feet positions.
- Gerakan tangan: sensitive hands, sharp hands, basic arms positions.
- Eksplorasi gerakan: rolling, crawling, running, jumping.
- Eksplorasi menggunakan props: bergerak menggunakan benda (bola, pom-pom, boneka, pita).
- Arah, formasi, dan floor pattern:
- Arah: depan-belakang, kanan-kiri, atas-bawah, diagonal, sudut.
- Formasi dan pola: berbaris lurus, membuat lingkaran, jalan pola zig zag.
- Musicality dan irama sederhana.
- Tepuk tangan sesuai irama lagu atau sambil bernyanyi.
- Bergerak sambil mengenal unsur musik: pitch tinggi-rendah, tempo cepat – lambat, dinamika keras-lembut, suara menyambung/legato-terputus/staccato.
- Imajinasi, mime, role playing.
Mengenal kualitas gerak melalui imajinasi.
Contoh: berjalan ke taman mencari kupu-kupu, jalan jinjit tinggi seperti jerapah, loncat menjadi kelinci, tangan halus memetik bunga. - Istirahat minum atau ke toilet
Biasanya murid-murid akan istirahat dan minum bersama di pertengahan kelas. Peraturan ini bertujuan memperkenalkan manajemen waktu, kapan saatnya fokus dan kapan beristirahat. Jika waktu minum dibuat bebas, fokus keseluruhan kelas akan terganggu dan murid dapat tertinggal materi pelajaran saat ia sedang minum.
SEBELUM MENGIKUTI KELAS
Supaya kelas dapat diikuti dengan efektif dan bermanfaat, ada beberapa kemampuan dasar yang hendaknya sudah dikuasai murid. Tentunya anak-anak belum dapat melakukan semua itu dengan sempurna. Hal-hal ini akan dilatih dan diperkuat selama mereka mengikuti kelas.
Persiapan sebelum masuk kelas:
- Sudah istirahat dan makan yang cukup, supaya anak merasa nyaman dan tenang.
- Tidak terlalu banyak kegiatan.
Telah menjalani/mengalami banyak kegiatan sebelumnya (seperti: pulang sekolah, banyak les, kurang tidur, macet di jalan, dll) membuat anak terlalu lelah dan terkadang membuat suasana hati menurun. - Memakai dan membawa peralatan menari yang rapi dan lengkap.
Baju dan sepatu balet yang nyaman, rambut rapi, peralatan yang lengkap akan membuat anak merasa siap. - Sudah ke toilet untuk buang air kecil.
Supaya anak merasa lebih tenang dan dapat mengikuti kelas secara penuh. - Masuk kelas dengan rutin dan tepat waktu.
Datang terlambat atau hadir tidak rutin dapat memengaruhi suasana hati dan semangat anak, hingga kadang membuat anak enggan menghadiri kelas. - Memahami disiplin kelas.
Anak harus memahami bahwa kelas balet memang menyenangkan, tetapi berbeda dengan bermain. Orang tua/pengantar dapat membantu mengingatkan dan memberi panduan sebelum masuk kelas. - Tidak makan manis/gula berlebihan.
Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan adrenalin, sehingga anak menjadi lebih aktif, gelisah, sulit berkonsentrasi, dan sulit mengatur emosi.
TRIAL CLASS/PLACEMENT TEST
Setiap anak memiliki latar belakang dan hadir dalam kondisi yang berbeda, maka sebelum berkomitmen mengikuti kelas ballet, dibutuhkan trial atau placement class. Guru akan memperhatikan beberapa kriteria kemampuan dasar yang sudah disebutkan sebelumnya, dan tentunya ada berbagai pertimbangan lain dalam menentukan kemampuan anak mengikuti kelas.
“Anak terlihat suka ballet, apakah masih perlu ikut trial?”
Trial class bukan hanya untuk melihat ketertarikan anak terhadap tari, tapi juga untuk melihat apakah anak cocok dengan suasana belajar, peraturan kelas, materi pelajaran, teman, guru, dan lain-lain.
“Anak sudah pernah les di tempat lain, apakah masih perlu ikut trial?”
Setiap sekolah tari memiliki standar dan metode belajar yang berbeda-beda. Berpindah kelas atau sekolah, berarti anak akan kembali menghadapi hal baru. Guru kelas juga ingin melihat kemampuan teknik yang pernah dipelajari sebelumnya, sehingga anak dapat ditempatkan di tingkat yang sesuai.
“Anak sudah melihat dan belajar dasar balet dari video di Youtube.”
Tayangan yang beredar di media sosial sangat beragam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menonton video:
- Kesesuaian usia anak dengan level kelas atau tarian yang ditonton.
- Kualitas gerakan penari/gurunya.
- Sistem belajar yang dipakai di video.
Karena berkaitan dengan perkembangan fisik, belajar balet tetap memerlukan bimbingan guru supaya lebih terarah dan aman. Saat menonton video, anak hanya menirukan tanpa memahami cara dan bentuk gerak yang benar. Tentunya dengan belajar di kelas, anak akan mendapatkan feedback dan bimbingan yang lebih tepat.
“Anak suka balet dan mengikuti gerakan dari video, tapi di kelas tidak mau mengikuti.”
Di luar kelas, anak-anak dapat memilih video dan mengikuti gerakan apapun yang mereka sukai. Namun di kelas balet, mereka akan menghadapi berbagai macam peraturan dan hal baru, tidak sebebas menari di rumah.
Di dalam kelas, ada murid-murid lain yang mempunyai cara berbeda dalam belajar, ada materi pelajaran yang perlu dikuasai, dan ada guru yang perlu diperhatikan. Peraturan kelas tentunya dibuat supaya suasana belajar dapat berjalan dengan kondusif dan efektif. Murid-murid juga akan belajar tentang batasan dan cara menghargai orang lain, sehingga semua murid mendapatkan manfaat dari kelas balet.
Berikan tayangan yang tepat untuk memberi semangat pada anak, misalnya video suasana kelas atau pertunjukan level pemula. Beri pula penjelasan dan pengertian tentang perbedaan kelas balet, pentas di atas panggung, dan tingkatan kelas.
“Umur anak sudah lebih dewasa dari teman-teman sekelasnya.”
Selain berdasarkan usia, tingkat di kelas balet juga dilihat berdasarkan standar teknik gerak yang sudah mampu dikuasai. Setiap tingkatan kelas telah dirancang secara bertahap dan sistematis. Anak diharapkan mengikuti kelas secara bertahap, sesuai level, sehingga proses belajar dapat berkesinambungan, serta siap secara fisik dan mental untuk menghadapi teknik yang lebih sulit di tingkat-tingkat berikutnya. Diskusikan dengan guru kelas, tingkat mana yang sesuai untuk diikuti anak.
Kontak mata menjadi salah satu indikasi penting jika seorang anak sudah siap mengikuti kelas. Foto: Edho Satria
Jika anak tidak berhasil dalam kelas trial..
Menangis, tidak mau mengikuti guru, tidak mau ikut bergerak, adalah hal yang biasa terjadi dalam trial kelas pemula. Hal ini tentu dipengaruhi berbagai faktor.
- Anak masih mengamati dan dalam proses adaptasi.
Suasana kelas, cara guru mengajar, teman-teman sekelas, semua faktor tersebut dapat memengaruhi proses belajar. Mungkin anak masih dalam proses mengamati suasana kelas dan mencoba beradaptasi. Anak dapat mencoba trial lagi di pertemuan berikutnya, atau mencoba mengikuti beberapa pertemuan kelas. - Anak tidak cocok dengan jenis tari balet.
Kelas balet yang disiplin, membutuhkan ketenangan, kontrol diri, dan banyak peraturan, belum tentu cocok dengan semua anak. Bisa jadi mereka perlu menemukan jenis tarian atau kegiatan yang lebih “bebas” dan mengeluarkan lebih banyak tenaga.
MENGIKUTI KELAS SECARA MANDIRI
Mengapa orang tua/pengantar tidak boleh menonton di dalam kelas?
Anak-anak cenderung mencari dan mendekat ke orang yang dikenalnya, sementara tujuan kelas adalah untuk fokus kepada guru dan pelajaran. Kehadiran orang tua/orang dewasa di kelas dapat memengaruhi sikap murid dan guru. Mungkin ada anak yang cenderung lebih emosional saat ditemani (menjadi lebih manja atau malu bergerak). Ada juga yang menjadi ingin ikut didampingi atau merasa kurang nyaman jika ada orang dewasa yang tidak dikenalnya. Jendela atau pintu kelas juga akan ditutup untuk mengurangi distraksi selama mengikuti kelas.
Mengikuti kelas secara mandiri membantu guru membangun koneksi dan kepercayaan dengan murid. Jika hanya ada guru dan murid, biasanya mereka lebih bisa berkonsentrasi, menerima instruksi, dan belajar lebih baik. Namun, orang tua/pengantar diharapkan berada dekat dengan ruangan kelas, sehingga dapat ditemukan dengan mudah saat si anak memerlukan.
Jika orang tua diperbolehkan masuk kelas/melihat dari jendela:
- Turut menjaga ketenangan kelas dengan tidak mengobrol, menelepon/video call, makan/minum selama kelas berlangsung.
- Tidak ikut memberikan instruksi atau sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian.
- Membantu mengembalikan fokus anak saat melihat ke arah orang tuanya.
Mengapa tidak ada CCTV di dalam kelas?
- Sebuah distraksi bagi murid dan guru.
Merasa seperti sedang disorot oleh kamera, anak-anak mungkin akan lebih tertarik bergerak di depan kamera CCTV dan tidak memerhatikan guru. Keberadaan CCTV juga dapat membuat anak-anak merasa terus diawasi, akibatnya mereka merasa tidak leluasa mengikuti kelas. Bukan hanya murid, guru juga akan merasa tidak nyaman dan memengaruhi proses belajar-mengajar. - Perlindungan terhadap privasi murid.
Tayangan tentang apa yang terjadi di dalam kelas, wajah dan gerakan anak yang dapat dilihat orang lain di luar kelas, dapat membawa risiko terhadap privasi mereka. - Dapat menimbulkan kecurigaan dan ketidakpercayaan yang tidak perlu.
Sepotong tayangan yang tidak lengkap dapat disalahartikan dan menimbulkan prasangka. Percayalah kepada anak dan guru selama kelas berlangsung. Jika memang dibutuhkan, sesekali orang tua dapat meminta bantuan guru mengambil foto atau video di dalam kelas, atau dapat dibuat jadwal khusus untuk orang tua diperbolehkan menonton kelas. Jika ingin mengetahui perkembangan anak atau tentang apa yang terjadi di kelas, orang tua dapat berkomunikasi langsung dengan guru.
Agar anak mampu melewati setiap tingkat dengan baik, diperlukan latihan yang rutin. Foto: Edho Satria
KOMITMEN, KONSISTENSI, DAN KEDISIPLINAN
Komitmen untuk belajar jangka panjang.
Orang tua perlu memahami bahwa dengan mendaftar kelas ballet, berarti anak akan belajar dalam jangka waktu panjang. Hadir saat senang saja dan membolos saat anak bosan akan mengurangi manfaat dan menghambat perkembangan. Orang tua juga diharapkan mendukung anak berkomitmen mengikuti kelas dengan tekun.
Pentingnya disiplin dan konsistensi masuk kelas.
Kelas balet memiliki jenjang secara bertahap dan sistematis. Anak akan memahami kelas sedikit demi sedikit pada setiap pertemuan. Ikutilah kelas secara rutin supaya materi dan perkembangan dapat berlangsung secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Dapat dipahami bahwa ada yang menganggap kelas tari sebagai selingan semata, namun dalam balet, tetap ada standar teknik yang harus dicapai supaya dapat belajar dengan aman tanpa cedera, dan lebih siap mengikuti materi di tingkat berikutnya.
Anak akan belajar mandiri dan bersosialisasi di dalam kelas. Foto: Aurelia Arini
“Anak bosan karena belajarnya itu-itu saja.”
Teknik gerak dalam balet memerlukan banyak pengulangan supaya pemahaman dan membentuk memori otot (muscle memory). Untuk mencapai pemahaman yang matang secara pikiran dan fisik, diperlukan konsistensi dan banyak repetisi.
“Anak tidak mendengarkan dan tidak mengikuti instruksi.”
Secara umum, rentang fokus anak usia pemula memang belum panjang dan mudah teralihkan. Saat anak tidak mendengarkan instruksi, pasti ada penyebabnya. Misalnya, sedang mengantuk, bercanda dengan teman karena belum paham peraturan kelas, atau berlari-lari karena ingin mengeluarkan energi yang berlebihan.
Jika anak terlihat tidak disiplin sehingga suasana belajar terganggu, guru dapat meminta anak keluar kelas untuk menenangkan diri. Orang tua dapat membantu dengan memberikan pemahaman dan panduan kepada mereka untuk kembali ke kelas dan mendengarkan guru. Tentunya anak perlu melalui proses adaptasi untuk memahami suasana, peraturan kelas, dan berlatih untuk mengendalikan diri di dalam kelas. Pemahaman ini akan terbentuk perlahan dengan cara hadir di kelas secara rutin.
“Anak menangis/malu/takut saat mengikuti kelas.”
Sama seperti sebagian orang dewasa, masuk dalam suasana baru terkadang membuat kita takut. Proses adaptasi setiap anak pun berbeda, bahkan mood anak-anak juga dapat berubah cepat hanya karena hal kecil. Mungkin ada yang terjadi pada anak di hari itu, misalnya bangun terlalu pagi, atau hal ‘kecil’ seperti tertinggal botol minum, bertemu guru baru, atau sedang ingin dekat dengan orang tuanya. Terkadang juga, jika orang tua terlalu khawatir melepas anaknya, anak akan menjadi ikut ragu untuk masuk kelas.
“Guru hanya memperhatikan murid yang fokus saja.”
Anak-anak senang diperhatikan, kadang mereka mencari perhatian dengan berbagai cara – dan belum mengerti apakah perilakunya berkenan atau tidak. Guru akan menganalisis perilaku anak, apakah ia benar-benar membutuhkan sesuatu atau hanya ingin mencari perhatian. Jika anak hanya ingin mencari perhatian, misalnya dengan berlari-lari atau berteriak, guru tidak akan memberi respon supaya anak tersebut paham bahwa guru tidak berkenan dengan sikapnya. Tidak memberi respon pada perilaku negatif juga merupakan bentuk perhatian dari guru, tentunya guru akan membimbing anak untuk kembali mengikuti kelas.
“Apakah anak saya berbakat dalam balet?”
Pada kelas pemula, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk bergerak dengan gembira dan belajar memahami kedisiplinan. Manfaat yang didapatkan dalam kelas balet tentu akan menjadi bekal yang baik bagi perkembangan diri mereka. Jika nantinya anak terlihat memiliki semangat, komitmen, dan kemampuan lebih, guru akan membimbing dan mengarahkan anak untuk mengikuti pelatihan yang lebih serius.
HUBUNGAN ORANG TUA, MURID, DAN GURU
Tujuan dan harapan orang tua dan guru adalah sama: membuat anak dapat belajar dengan baik dan mendapat manfaat dari kelas balet. Namun, guru hanya bertemu di kelas dalam periode yang singkat. Guru akan merasa terbantu jika dapat bekerjasama dengan orang tua dalam perkembangan anak didiknya.
Peran orang tua dalam membantu proses belajar
Membantu anak siap untuk belajar:
- Membantu anak hadir rutin dan tepat waktu.
- Mempersiapkan seragam, penampilan, dan peralatan yang lengkap.
- Memberikan pesan supaya anak fokus dan disiplin di dalam kelas.
- Membimbing anak supaya dapat mengikuti kelas secara mandiri.
- Menenangkan anak jika hadir dalam keadaan emosi belum stabil (mengantuk, menangis, rewel). Jika pada saat itu anak sedang tidak siap mengikuti kelas, tidak perlu dipaksakan. Bukan berarti anak tidak suka ballet, mungkin hari itu dia sedang tidak siap.
Dukungan dan arahan yang tepat dari guru dan orang tua membentuk seorang anak menjadi manusia yang utuh. Foto: Edho Satria
Membangun relasi yang baik dengan guru:
- Pastinya orang tua memiliki harapan dan menginginkan yang terbaik untuk anaknya, namun selama di dalam kelas, gurulah yang mengamati dan memahami kemampuan mereka. Setiap guru juga memiliki cara mengajar dan manajemen kelas yang berbeda-beda. Percayakan pada metode mengajar masing-masing guru.
- Hargai peraturan dan batasan yang telah dibuat di kelas. Anak akan ikut mencontoh jika orang tua juga mendukung peraturan kelas.
Berkomunikasi rutin dengan guru kelas:
- Beritahukan kepada guru jika anak memiliki kondisi atau kebiasaan yang berbeda dalam belajar. Misalnya hambatan bahasa, hambatan fokus, atau memiliki kondisi khusus secara fisik atau psikologis.
- Komunikasikan kepada guru jika anak merasa tidak nyaman di kelas atau kesulitan dalam memahami pelajaran.
Bersabar dalam proses belajar:
- Bantu anak memahami bahwa dalam belajar memerlukan proses yang panjang.
Setiap anak memiliki kondisi, kemampuan, dan perkembangannya masing-masing. Tidak perlu terburu-buru ingin naik kelas, ujian, atau ikut lomba. Tidak perlu juga membandingkan dengan perkembangan anak lain. Bantu anak untuk berkomitmen hadir dalam kelas dengan tekun.
PENUTUP
Proses belajar di kelas memang berbeda dengan apa yang terlihat di panggung dan sosial media. Di kelas pemula, murid-murid akan belajar teknik gerak dasar melalui permainan dan imajinasi. Walaupun belajar melalui permainan, kelas pemula perlu struktur, peraturan, dan disiplin yang baik supaya suasana menjadi ideal untuk belajar. Berikan waktu bagi anak untuk beradaptasi dan memahami struktur kelas, serta belajar menghargai proses untuk mencapai tujuan.
Menemukan kegembiraan dalam bergerak, belajar disiplin yang baik, latihan bersosialisasi dengan teman, adalah tujuan kelas tari pemula. Komunikasi dan kerjasama yang baik antara guru dan orang tua akan membantu anak mendapatkan manfaat optimal di kelas.
Aurelia Arini