Studio to Stage

Dalam bahasa Perancis, kata “latihan” salah satunya diartikan sebagai répétition dan kita bisa langsung teringat kata “repetisi”. Menuju pementasan virtual pada 7 Maret yang akan datang, repetisi atau pengulangan adalah kegiatan yang dilakukan oleh penari-penari Namarina Youth Dance (NYD) dan NYD Apprentice ketika berlatih. Terdapat 4 koreografer pada pementasan ini: Dinar Karina dan Sussi Anddri yang merupakan resident choreographer serta Andhini Rosawiranti dan Irninta Dwitika yang juga merupakan penari NYD. Andhini juga merangkap sebagai ballet mistress (pemandu para penari saat mempelajari koreografi) bersama dengan Irina Putri. Saat berlatih, para penari kerap diberikan koreksi oleh nama-nama di atas. Tidak hanya satu atau dua hal yang perlu diperbaiki, terkadang ada perbaikan yang multi-layer. Contohnya, untuk membenarkan formasi berdiri dengan penari lainnya, hal tersebut dapat memengaruhi kecepatan bergerak ke titik formasi dan pada saat yang sama, tetap harus menjaga keselarasan hitungan dengan musik. Ternyata, cara paling efektif bagi para penari untuk mengingat koreksi-koreksi tersebut adalah dengan menambah pengulangan gerakannya. Saat mengulang, mereka bisa meningkatkan muscle memory dan tidak melupakan koreksi dari gerakan yang diberikan.

Artikel ini akan menceritakan lebih lanjut mengenai proses latihan di studio hingga proses rekaman di panggung oleh 10 penari NYD dan 9 penari Apprentice yang terlibat dalam “The Story of Man: In Search of New Ideals“.

Bagaimana cara para penari mengingat koreksi-koreksi yang diberikan?

Soraya Nathasya: “… dengan terus diulang apa yang dikoreksi [lalu] mengingat, bila perlu dicatat”.

Adinda Nabila: “dilatih terus dan mencoba selalu dilakukan pada percobaan selanjutnya”.

Gisella Karina: “mengulang gerakan…”

Joan Dorothea melakukan gerakan serupa pada latihan yang berbeda.
(Foto: Aurel Larasati)

Persiapan pribadi apa saja yang telah dilakukan menuju pementasan NYD ini?

Maria Ratrinata: “cardio [untuk] latihan stamina, memahami tarian yang akan ditarikan”.

Andhini Rosawiranti: “workout, mendengarkan lagu [tariannya] agar lebih menikmati [saat] menarinya”.

Akeila Keiona: “melatih stamina dan melatih koreksi-koreksi yang diberikan”

Apa saja yang berbeda dari proses pementasan NYD tahun ini dibandingkan dengan pementasan sebelumnya?

Irina Putri: “Beda karena most of the rehearsal dilakukan online. Tidak pernah sebelumnya latihan online

Stefanie Krisan:“bedanya, we perform in the middle of pandemic, keren kan? Tidak gampang nari di tengah-tengah Corona 🙁 mentalnya benar-benar up and down

Irninta Dwitika: “latihan online jadi tantangan baru!”

Studio to Stage” dari bagian 1 “The Story of Man: In Search of New Ideals” yang berjudul “Man and Nature”. (Foto: Aurel Larasati (Atas), Yose Riandi (Bawah))

Pentas “The Story of Man: In Search of New Ideals” itu tentang apa sih?

Aurel Larasati: “perkembangan manusia hingga saat ini, terutama di saat pandemic. Dan menggambarkan perjuangan yang dimiliki tiap zaman”

Sasha Febri: “tetang perjalanan manusia [dan] perkembangan peradaban dari zaman purba hingga 21st century

Kshanti Aisyah: “evolusi perkembangan kehidupan manusia dalam mencari suatu idealisme yang terus berubah sesuai dengan berjalannya waktu”

Tatanan panggung membuat efek visual yang lebih memukau di bagian “The 20th & 21st Century” babak 3 dari pementasan ini.
(Foto: Aurel Larasati (Kiri), Yose Riandi (Kanan))

Bagian The Story of Man yang aku paling suka adalah….

Yohana Puspaningtyas: “’The 20th & 21st Century’ karena saya merasa tarian[nya] itu memiliki elemen-elemen berbeda [di] dalamnya, tapi koreografernya mampu menggabungkan semua unsur-unsurnya”

Irmma Darmawan: “’The 20th & 21st Century’ dan babak ‘The New Normal’ karena style-nya unik dan keren, lagunya seru, ‘alive’ banget, lagunya beragam, gerakannya unsual, ‘the ending’ dari cerita pentas ini”

Gisella Karina: “Walaupun aku gak jadi nariin tapi seneng banget sama gerakan ‘The New Normal’ yang bisa banget aku relate dengan situasi pandemi, karena banyak gerakan yang melatih punggung jadi hardcore dan feel-nya dapat plus lagunya nge-beat bikin on fire

Ilustrasi kostum “Age of Reason” (kiri) dan “The New Normal” (kanan) oleh Kirana Sudarsono sebagai salah satu penata kostum.

Kostum The Story of Man yang aku paling suka adalah….

Kshanti Aisyah: “Man and Nature”

Gisella Karina: “Tarian ‘Age of Reason’ dari semua karena simple yet so elegant! Suka banget sama kain rok satin yang super lembut dan modelnya suka banget!!”

Athaya Puri: “1! Man and Nature

Yohana Puspaningtyas: “’The New Normal’, unitard hitam dan outer hitam karena kesederhanaanya komplimenter dengan tarian sebelum dan sesudahnya”

Kenapa seluruh orang di dunia harus nonton pementasan ini?

Klara Cintya: “karena ini adalah cara kita bercerita dari apa yang sudah dan sedang kita jalani”

Irina Putri: “karena pasti keren! Nothing you have seen before from NYD

Andhini Rosawiranti: “konsep yang unik dan pesan yang baik”

Kyana Hasya: “karena pementasan ini KEREN BANGET!! Dan juga memberikan ilmu baru tentang perjalanan kehidupan manusia”

Joan Dorothea: “KARENA KEREN GUYS ayo nonton!”

Babak “The New Normal” dari “The Story of Man: In Search of New Ideals”. (Foto: Yose Riandi)

Membaca jawaban-jawaban dari para penari, Tim Lentur menjadi semakin penasaran akan hasil filming dari pementasan NYD tahun ini yang sudah dilaksanakan pada 21 Februari lalu. Tahun ini adalah pertama kalinya NYD menggelar pementasan virtual dan untuk kalian yang ingin melihat juga dapat langsung membuka linktr.ee ini, atau menghubungi WhatsApp atau mengirimkan e-mail ke namarinayouthdance@gmail.com.

Sampai jumpa pada Minggu, 7 Maret yang akan datang!

Felicia Harenya Suniastari

Baca juga:
Mengenal Para Penari Namarina Youth Dance
Namarina Youth Dance Virtual Performance 2021